My Lovely CEO
---
Mood Riri langsung hilang seketika begitu menyadari jika Luna tidak sendirian malam ini. Dia membawa pacarnya yang tidak lain adalah mantan pacarnya dulu. Sudah pernah di bahas sebelumnya bukan. Dan Luna tidak mengetahui hal itu. Riri tidak mungkin mengatakannya pada Luna dan ia juga tidak mengijinkan Sue untuk memberitahunya. Jadi bukan salah Luna jika ia datang bersama pacarnya, Oh Sehun.
Riri akui, Sehun oppa-nya dulu tidak banyak berubah. Pria itu masih saja tampan. Mungkin sekarang jauh lebih tampan dan juga errrr--seksi. Pakaian yang dikenakannya selalu modis dan juga mahal. Well, walaupun murah juga tidak pernah terlihat murahan jika yang mengenakannya adalah Oh Sehun. Aura lelaki blasteran Prancis itu selalu berbeda. Oh, kenapa dulu Riri memutuskannya? Ck! Dia hampir lupa kenapa dulu ia malah berpisah dengan lelaki itu? Bosan? Ya mungkin demikian.
Jadi yang dilakukan oleh gadis itu hanya bisa tersenyum canggung dan sebisa mungkin terlihat biasa. Seolah ia sama sekali tidak mengenal Sehun dan ini kali pertama mereka bertemu. Tapi tidak demikian dengan pria bermarga Oh itu. Seperti ia terkejut dan hendak mengatakan sesuatu. Namun segera Riri pura-pura tidak peduli dan lanjut ngobrol dengan tamu lainnya--entah siapa saja--berusaha menghindar. Beberapa kali Sehun nampak ingin menghampirinya, sekedar menyapa, dan menanyakan apa benar mereka teman-teman Luna. Oh ayolah, kenapa dunia begitu sempit?
"Kenapa Luna membawa pacarnya?" Tanya Riri begitu dirinya dan Sue memiliki space untuk mereka bicara berdua.
Sue mengangkat bahunya acuh tak acuh, "Mana aku tahu. Kenapa tidak tanya sendiri?" Lalu meminum martini-nya dengan santai. Tubuhnya bergerak ringan, mengikuti alunan lagu yang di putar DJ-Alex malam ini.
"Aku masih waras," Riri melengos. Ia bersedekap dan melempar pandangannya ke penjuru club. Hingar bingar musik merajai tempat itu malam ini.
"Kalau begitu santai saja. Kamu bilang sudah tidak apa-apa?"
Hm, kenapa Sue jadi menyebalkan malam ini?
Sue mengedarkan pandangnya ke sekitar. Ia membenahi rambutnya yang dibiarkan tergerai dan ditata sedemikian rupa malam ini agar terlihat cantik, kemudian berbisik pada Riri.
"Cobalah untuk cari pacar baru," katanya. Oh jangan lupakan seringaian tipis di bibir mungilnya penuhnya yang dipoles lipstik cerah malam ini.
Ia bisa melihat di pesta Johnny oppa banyak pria tampan yang berkeliaran. Siap di mangsa ataupun mencari mangsa.
"Mau taruhan?" Ajak Riri dengan senyuman miring. Ia sudah ikut mengamati sekitar dan benar saja. Banyak pria tampan di pestanya Johnny. Oh shit, seharusnya ia tidak sibuk memikirkan Sehun sedari tadi. Sampai ia tidak memerhatikan sekitar.
"Tidak perlu. Kamu pasti menang."
"Hei, hei. Kenapa gadis-gadis cantik ini ada di sudut hm?" Johnny datang dengan gelas campagne ditangannya. Seperti biasa, Johnny yang ramah, tampan, dan berkelas. Tentu saja, dia sepupunya Sue Park, si Tuan Puteri.
Sue langsung memeluk Johnnh. Memanggil oppa-nya dengan nada manja. Riri tersenyum lalu Johnny gantian memeluk gadis itu.
"Selamat untukmu, oppa," ucapnya setelah mendaratkan kecupan singkat di pipi pria Seo itu.
"Woaah, kamu sudah besar ya? Cantik," pujinya setelah menilik penampilan dewasa Riri malam ini. Oh tentu saja, temannya Sue satu ini memang selalu terlihat cantik.
"Oppa tidak berniat mengencaniku?" Tanya Riri dengan nada manja sembari mengusap dada bidang lelaki itu yang berbalut kemeja hitam mahal.
"Sayangnya," Johnny mendekatkan bibirnya di telinga Riri, "Kamu bukan tipe oppa."
Bibir Riri tertekuk ke bawah, terlihat lucu. Sue tertawa kecil melihat interaksi sepupu dan temannya itu. Mereka sebenarnya terlihat cocok dan Sue setuju-setuju saja jika keduanya benar-benar berkencan. Tapi sepertinya itu tidak mungkin terjadi. Johnny sudah punya pacar. Dan ingat, ia tidak mengencani gadis di bawah umur. Okay, pertanyaannya, apa Riri masih gadis ?
"C'mon girls, lets dance!" Ajak Johnny.
Ia menarik Riri ke lantai dansa setelah meletakan gelasnya. Gadis itu tertawa lalu melingkarkan lengannya di leher Johnny. Sue hanya menonton dari lounge sambil menikmati minumannya. Sementara Luna dan Sehun berada di lantai dua club. Oh apalagi yang dilakukan pasangan yang tengah di mabuk asmara jika tidak bermesraan.
---
Lima belas menit berdansa dengan Johnny membuat Riri lelah. Ia meninggalkan pria itu yang sudah setengah mabuk di lantai dansa lalu menepi. Riri tidak mendapati Sue. Entah kemana perginya gerangan gadis itu. Riri memilih duduk disalah satu kursi lounge. Memesan minuman lalu meneguknya hingga tandas. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu suka minum. Ia hanya bisa mentolerir sedikit alkohol. Tapi bukan masalah selama ini pestanya Johnny. Ia ingin bersenang-senang sedikit.
Riri melirik ke samping. Nyatanya ia tidak sendirian duduk disana. Ada seorang pria yang nampak termenung duduk sendirian dengan segelas minuman ditangannya. Riri sedikit memiringkan tubuhnya demi melihat lebih jelas siluet samping pria itu. Satu kata untuknya. Tampan. Riri memangku dagu, memperhatikan dengan seksama sosok itu tanpa ragu. Tidak peduli jika caranya itu bisa di anggap kurang sopan. Salahkan sosok di sampingnya itu terlihat mengapa begitu menarik dimatanya sekarang.
Pria itu menyadari tatapan intens Riri. Ia menolehkan kepala lalu tatapan mereka saling bertubrukan. Riri tersenyum tipis namun pandangannya masih menelisik lebih ke dalam netra kelam itu. Sang pria tersenyum tipis. Merasa dirinya diperhatikan sebegitu detail oleh gadis cantik di sampingnya ini.
"Apa ada yang salah?" Tanya pria itu kemudian.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin | My Lovely CEO [COMPLETED]
Fanfiction[M] | Completed Dia jatuh cinta pada situasi yang salah. . . Na Jaemin x Riri Choi and others :: Mature content, bijaklah memilih bacaan :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers