Part : 14 Revisi

1.2K 85 9
                                    

My Lovely CEO

---

Tuan Park tahu jika sang puteri pasti akan datang menemuinya. Beliau hapal betul bagaimana tabiat Sue. Tapi walau demikian keputusan Tuan Park sudah bulat. Sue tetap akan meneruskan pendidikannya di Amerika dengan atau tanpa persetujuan puterinya sendiri.

"Papa!" Teriak Sue marah. Dia masuk dengan kaki dihentakan kuat. Wajahnya terlihat memerah karena amarahnya, siap meledak.

"Nona," Sekretaris Hwang berusaha menenangkan Sue. Namun nona mudanya itu tetap kukuh pendirian.

"Biarkan, Sekretaris Hwang," kata Tuan Park saat melihat pria Hwang itu nampak kesulitan untuk menahan puterinya.

Sekretaris Hwang membungkuk sopan lalu mundur untuk memberikan ruang pada Sue dan juga Tuan Park.

"Aku sudah katakan pada papa jika aku tidak mau! Papa tidak mengerti?!"

Tuan Park melepas kacamata bacanya sebelum menatap lurus-lurus puteri semata wayangnya itu.

"Papa mengerti. Maka dari itu kali ini kamu yang harus mengerti, Sue Park. Semua papa lakukan demi masa depanmu," katanya tenang namun berkesan tak ingin di bantah.

"Masa depanku?! Oh sejak kapan papa memikirkan masa depanku?! Ini masa depan papa bukan masa depanku! Papa melakukan apa yang papa inginkan. Papa tidak pernah minta pendapatku! Apa papa pernah bertanya apa yang kuinginkan?! Tidak!"

"Sue Park!" Bentak Tuan Park.

Sekretaris Hwang menatap Sue dan Tuan Park bergantian. Terutama perhatiannya tersita pada punggung Sue yang sudah bergetar. Ia menghela diam-diam melihat perdebatan itu.

"Papa membentakku?" Sue merasa sakit hati.

"Jika kamu tidak ingin papa memaksamu maka kamu cukup mengikuti apa yang papa lakukan untukmu," suara Tuan Park memelan saat melihat air mata mengaliri pipi puterinya.

"Selama ini aku selalu jadi anak yang baik untuk papa. Tapi papa-" Sue terisak.

Ia menundukan kepalanya dalam-dalam. Sementara Tuan Park hanya diam, menatap puterinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sekretaris Hwang berjalan pelan menghampiri Sue. Ia menyentuh lengan nona mudanya itu lembut sebelum membawanya keluar dari sana.

Sue tidak memberontak seperti tadi. Hanya mengikuti langkah Sekretaris Hwang tanpa bertanya kemana pria itu akan membawanya.

---

Sekretaris Lee keluar dari kamar resort setelah mendapat telpon dari Na Sajangnim. Ia melirik arloji, memperkirakan waktu yang diambil untuk mencari satu stel pakaian dan mengantarkannya pada sang atasan. Sekretaris Lee juga agak bingung sebenarnya. Kemana dia harus mencari satu stel pakaian dalam waktu singkat ?

"Sekretaris Hwang."

Kebetulan sekali Sekretaris Lee bertemu dengan Sekretaris Hwang yang merupakan sekretaris pribadi dari Grup Park, kolega atasannya. Pria dengan senyum ramah itu menganggukan kepalanya pelan saat Sekretaris Lee menghampirinya. Terlihat jika pria itu tidak sendirian. Ada seorang gadis berseragam dibelakangnya yang tengah menundukan kepala.

"Apa saya menganggu?" Tanya Sekretaris Lee.

Sekretaris Hwang segera menggeleng, "Tidak, tidak. Ada yang perlu saya bantu?" Tanyanya ramah.

Pria Lee itu tersenyum canggung, "apa anda tahu tempat terdekat sini yang menjual stelan pakaian? Na Sajangnim sedang membutuhkannya."

"Tentu saja. Di lantai bawah resort ada pusat perbelanjaan. Anda bisa kesana untuk melihat."

Sekretaris Lee mengangguk cepat, "Baiklah, saya mengerti. Terima kasih banyak."

"Ah tunggu," cegah Sekretaris Hwang.

"Ya?"

"Jika ada yang bisa saya bantu, silahkan hubungi saya. Jangan sungkan," Sekretaris Hwang menyerahkan sebuah kartu nama pada Sekretaris Lee.

"Terima kasih banyak," Sekretaris Lee membungkuk sopan sebelum pergi dari sana dengan terburu-buru.

Oh ya ampun!! Dia sampai melupakan nona mudanya yang tengah bersedih. Ia menolehkan kepalanya cepat lalu menghampiri Sue.

"Nona, mari saya antar pulang," katanya lembut.

"Enggak! Aku tidak mau pulang! Aku benci papa!" Katanya dengan air mata yang kembali membasahi pipinya.

"Iya saya mengerti jika anda membenci Tuan Besar. Tapi tidakkah anda lihat sisi positifnya?" Sekretaris Hwang mengulurkan sapu tangannya pada Sue. Menghapus jejak air mata gadis itu dengan lembut dan perlahan.

"Bagaimana anda bisa membencinya disaat beliau hanya memikirkan kebaikan anda? Tuan Besar ingin anda mendapatkan pendidikan yang bagus di Amerika untuk bekal anda agar menjadi orang sukses di masa depan."

Sue cemberut, "Tapi aku ingin jadi seorang designer bukan pembisnis seperti papa. Papa tidak mengerti."

"Kalau begitu buat Tuan Besar mengerti," Sekretaris Hwang tersenyum lembut.

"Tunjukan bakat anda pada beliau. Tunjukan jika anda mampu."

Sue mengerjap, menatap bola mata jernih itu dalam diam. Isakannya perlahan menghilang tapi pipinya masih memerah karena terlalu banyak menangis.

"Apa papa akan menerimanya?" Tanyanya ragu.

Sekretaris Hwang menepuk puncak kepala Sue pelan, "Jika belum dicoba mana bisa nona muda tahu."

Perlahan senyuman menghiasi wajah Sue. Ia mengangguk pelan. Meyakini perkataan Sekretaris Hwang di dalam hatinya.

"Janji kamu mau membantuku?"

Sekretaris Hwang mengangguk, "Saya akan selalu berada disisi nona. Kapanpun."

---


















Jaemin | My Lovely CEO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang