Part : 6 Revisi

2K 138 1
                                    

I'm warn you!

🔞

———

Riri melepaskan tautan tangan mereka. Sedikit tidak enak dengan sikapnya tadi. Ya, dia sudah melibatkan pria asing dalam masalahnya. Seharusnya tidak seperti ini kan? Benar-benar memalukan. Riri menyelipkan dark brunette-nya yang menjuntai disisi wajahnya. Ia menggigit bibir bagian dalamnya lalu menatap pria itu.

"Thanks," ujarnya tulus.

Pria itu mengangguk pelan. Menyisir rambut ravennya ke belakang dengan gerakan pelan. God! So sexy!! Riri menelan ludahnya dan berusaha tersenyum semanis mungkin.

"Bukankah tadi kamu-" Riri menunjuk ke arah belakang.

"Aaah~~ temanku. Dia sudah pulang."

Seakan mengerti akan perkataan gadis di hadapannya ini barusan.

"Hm, begitu."

Teman ya? Batin Riri. Haruskah iya bersyukur? Tunggu, apa yang sedang dipikirannya?

"Well, kurasa temanku yang lain sudah menunggu."

Riri hampir melupakan Sue. Dia terlalu lama disini dan sebelum benar-benar terjebak oleh pesona berbahaya ini maka ia harus segera pergi. Se-ka-rang!!

"Kamu harus membayar sesuatu."

Perkataan sang pria berhasil menghentikan langkah Riri. Gadis itu mengerutkan alisnya. Apa? Bayar?

"Ya-"

Mata Riri terbelalak saat benda lembab dan lembut mendarat dibibirnya. Ia mengerjap, mencerna situasi sambil menatap pria yang tiba-tiba menciumnya seperti ini. Bulu mata nan lentik itu tertutup rapat seiring dengan gerakan bibirnya yang intens di atas bibir Riri. Gadis itu mencengkeram lengan jas yang dikenakan sang pria.

"Aku tidak suka ada seseorang menciumku tanpa ijin seperti tadi. Jadi sekarang kita impas," katanya pelan dengan suara rendahnya setelah melepas pagutan itu.

Riri berusaha mengatur napasnya. Ini terlalu mendadak bukan? Rasanya udara disekitar semakin menipis. Apalagi dengan tatapan intens pria yang sekarang memeluknya dengan begitu posesif.

"Jadi apa aku boleh pergi?" Bibirnya berkata demikian tapi netra Riri justru terpaku pada wajah tampan itu. Enggan berpaling.

"Menurutmu?" Senyuman menawannya terkembang dan Riri tidak tahan untuk segera mencumbu bibir tipis itu lagi.

Dan dengan keberaniannya yang luar biasa, Riri menarik wajah pria itu, mencium bibir tipisnya yang manis dan menggodanya. Menggigitnya kecil sebelum lidah mereka beradu. Riri melenguh pelan saat tangan kekar pria itu meremas bokongnya pelan pun merapatkan tubuh mereka kembali.

Tangan Riri bergerak teratur meremas rambut belakang pria itu. Menyalurkan rasa mendambanya, hasrat ingin dicumbu dan disentuh sang pria begitu mendominasi. Ciuman itu turun begitu panas dan menggelora, mengecup tiap inci kulit lehernya yang sensitif. Riri memejamkan matanya erat saat lidah pria itu yang terasa panas menjilat bagian atas daun telinganya. Basah yang nikmat.

Riri sudah hilang kewarasannya malam ini. Dia bahkan tidak tahu siapa pria ini yang tengah mencumbunya. Setidaknya nama? Tidak, gadis itu seakan tidak peduli. Ia hanya ingin terus merasakan sentuhan tangan lembut pria itu lalu ciumannya yang menggelora.

———

Sue dan Luna menghampiri temannya itu yang baru datang. Siapa lagi jika bukan Riri Choi. Gadis itu terlihat berantakan dengan dua kancing teratas seragamnya yang di tanggalkan. Riri bahkan tidak mengenakan almamaternya di hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang.

"Kemana semalam?" Todong Sue.

"Kami mencarimu kemana-mana. Pulang duluan?" Cecar Luna. Wajah manisnya terlihat kesal.

Riri hanya menggumam sembari menyisir rambutnya yang berantakan. Mata Sue memicing. Ia sedikit curiga. Lalu netranya tertumbuk pada bekas hickey didekat tulang selangka temannya itu.

"Kamu dengan siapa semalam?" Tanya Sue. Ia melirik Luna.

"Apa?" Riri sama sekali tidak paham maksud Sue atau lebih tepatnya pura-pura tidak paham. Oh, tidak mungkin mengatakannya sekarang jika semalam ia berakhir di ranjang hotel bersama pria asing.

Mata Sue melotot, "Kamu tidak-" ia tercekat. Otaknya begitu cepat memproses. Membayangkan pikirannya sekarang jika itu benar.

Riri langsung menggeleng, "Tidak! Kamu gila jika berpikiran begitu."

Luna memandang dua temannya itu tidak mengerti.

"Kalian bicara apa sih?"

Sue segera menggeleng, "Bukan apa-apa."

"Kenapa kalian berdua aneh? Ada yang kalian sembunyikan dariku?"

Riri merangkul Luna, "Ck, kamu ini kenapa bicara begitu? Nanti kuceritakan. Tapi bukan sekarang."

Gadis itu mengerjap, "Oh, pacar baru?"

"Errrrr, apa ya? Bisa dibilang one night stand?"

"Wow! Siapa-siapa? Apa dia seksi?"

———

Jaemin | My Lovely CEO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang