My Lovely CEO
———
"Kamu gak apa-apa?"
Riri melihat Sue sekilas sebelum tersenyum tipis, "apanya?"
Gadis Park itu mendengkus malas, "Luna dan pacar barunya. Sehun, dia mantan pacarmu 'kan?"
"Itu sudah lama. Kenapa dibahas? Lagian Luna tidak tahu sama sekali."
Sue menggamit lengan Riri, mereka berjalan beriringan.
"Ya tapi menurutku dia yang lumayan lama bertahan denganmu. Pasti masih membekas 'kan?"
"Enggak, aku biasa saja."
Sue agak pesimis, "beneran?"
Kepala Riri terangguk pelan namun jelas ada guratan skeptis di dahinya yang mengerut samar kemudian mereka saling lirik lalu tertawa bersama.
"Aku tidak bisa bayangkan ekspresi Luna jika dia tahu Sehun itu mantan pacarmu."
"Jangan coba-coba memberitahunya."
Sue mengangguk. Agak tak yakin yang kemudian pinggangnya menjadi sasaran cubitan Riri. Ia mengaduh dengan senyuman di bibir.
Mereka berjalan dipinggiran kota. Menghabiskan waktu singkat sebelum besok memulai aktivitas kembali di sekolah. Sekedar cuci mata tanpa membeli barang apapun. Lalu keduanya berbelok ke sebuah Coffee Shop untuk membeli minuman. Keduanya masih berbincang ringan. Topiknya tidak jauh dari kata pria tampan dan seksi.
"Jeno lumayan. Tapi sedikit dingin. Aku tidak suka pria dingin," celoteh Sue setelah masuk ke antrian.
——Weekend, tentunya membuat tempat semacam ini menjadi sasaran empuk para kaula untuk melepas penat———
Riri mengangguk, menyetujui perkataan Sue barusan. Well, pria blasteran itu memang tampan. Tapi sikapnya agak sedikit cuek. Apalagi dengan kaum hawa. Riri sedikit curiga. Jeno tidak ada kelainan seksual 'kan?
"Jadi kamu mau yang mana?" tanya Riri sembari melihat papan menu.
"Felix saja. Dia sangat seksi. Tahu suaranya 'kan?" Jawab Sue sambil cekikikan. Oh, God!
Riri mendengkus geli, "bukan itu. Tapi minumannya?"
"Oh!" Sue menepuk lengan Riri, "kupikir apa." Ada senyum terpatri di wajah imut itu.
"Orange smoothies saja," sambungnya setelah melihat papan menu sekilas.
Lalu pandangan Sue beralih pada dua sosok pria yang tengah antri di depan mereka. Ah tidak, lebih tepatnya dibaris depan mereka. Dari belakang saja keduanya sangat tampan. Satunya benar-benar tipe Sue. Tapi sekretaris pribadi ayahnya jauh lebih manis dan imut. Sue lebih suka wajah yang manis. Flower boy.
"Bagaimana dengan yang itu?" Sue menyenggol lengan Riri. Lalu gadis itu mengikuti arah pandangnya.
"Lumayan," katanya pelan, "tapi wajah mereka masih seperti bayi," tambah Riri.
"Bayi?!" Sue segera menutup mulutnya. Sadar jika suaranya terlalu kencang.
"Ah! Tunggu, bukankah itu Pwark Jwisooong?" Sue kembali menelisik wajah yang agak tertutup hoodie. Oh yang benar saja! Sepertinya Sue benar. Itu Park Jisung dan juga teman basketnya. Siapa namanya? Ck! Riri lupa.
"Kamu gila," desis Riri. Bagaimana bisa tiba-tiba Sue berkata jika Jisung pria yang menarik. Iya sih, tubuhnya tinggi, kulitnya putih, tidak ada cacat sedikit pun. Sempurna. Tapi wajahnya itu sangat mengganggu. Tipe baby yang enak di cuddling tapi tidak enak untuk di ajak ML. You know what I mean——
"Aku mau ke toilet," Riri memberikan black card- nya pada Sue dan sebelum temannya itu menjawab, dia keburu pergi. Gadis itu hanya mendengkus.
"Woaah, si cebol Sue Park," dan suara yang familiar itu akhirnya menyapa gendang telinga Sue. Gadis Park itu mendongak, menatap malas pemuda tinggi yang kini berdiri dihadapannya.
"What?"
"Kenapa?" si temannya yang putih melongok dari balik bahu Jisung. Ia nampak menyedot minumannya lalu melihat ke arah Sue. Ia melambaikan tangan dan tersenyum lebar.
"Hai, Sue Park!"
Sue membalas senyuman itu sedikit canggung. Well, temannya Jisung yang satu ini memang cukup ramah. Social butterfly. Senyumnya juga menawan. Tapi tidak dengan Jisungnya sendiri. Mulutnya suka semena-mena. Kurang filter. Untung saja wajahnya mendukung untuk tidak di benci.
"Sendirian?" ada senyuman jenaka di bibir Jisung. Bocah ini suka sekali sepertinya menggoda Sue. Well, kalau di ingat semenjak kejadian itu.
"Minggir. Antriannya panjang," ia sedikit mendorong Jisung untuk maju ke depan.
Jisung dan temannya hanya saling pandang. Temannya cuma angkat bahu.
"Dia sensi sekali. Hei," Jisung menarik lengan Sue.
"Ajakan kencanku kemarin gimana?" Tanyanya dengan senyuman jahil.
What??!! Kenapa tiba-tiba dia membahas hal bodoh itu lagi?
———
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin | My Lovely CEO [COMPLETED]
أدب الهواة[M] | Completed Dia jatuh cinta pada situasi yang salah. . . Na Jaemin x Riri Choi and others :: Mature content, bijaklah memilih bacaan :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers