❝punya ide!❞
•
Jeno dan Yeji sudah selesai berbelanja, kini keduanya memilih untuk pulang ke rumah keluarga Ananta, tentunya rumah milik Jinyoung.
Banyak hidangan makanan yang sudah siap di meja makan. Para gadis-gadis kelaparan tentu saja akan keluar kamar mereka.
"Eum roman-romannya ada makanan gratis." Chaeryeong mengendus-endus wangi masakan yang hinggap di kamarnya dengan Ryujin.
Ia membangunkan si bungsu yang sedang tidur. "Heh bangun! Ini wangi banget sumpah, lebih wangi dari dompet Chenle!"
Ryujin mengusap pelan kedua kelopak matanya, ia belum seutuhnya sadar. "Eum lo masak apaan dah?"
"Ck bukan gue! Ini pasti Kak Yeji bawa masakan balik."
Seakan sihir, Ryujin segera melek dan lompat dari kasur. "Cih, anjir? Mereka gak ngapel?! Ya Tuhan ini masih jam berapa coba? Malam minggu bukannya quality time."
Chaeryeong mengangguk, ia segera menyepol rambut panjangnya. "Udah buruan siap-siap. Muka lo kek hari senin, ngeselin bawaannya."
Ryujin menyibir pelan lalu pergi ke kamar mandi. Sedangkan Chaeryeong keluar kamar dan menemukan Lia yang sedang mengintip. "Ngapain lo ngintip? Mau kabur ya? Ngaku!"
"Sssstt! Gak usah berisik! Gue tuh bingung ya sama Jeno. Dikasih waktu berdua sama Yeji bukannya ngapel, dinner kek berdua malah makan malam di rumah," ujar Lia yang masih menutup mulut adiknya.
Putri ketiga keluarga tersebut menghempaskan keras tangan kakaknya. "Lo abis ngapain sih? Kenapa bau sabun cuci baju?!"
"Lia, Chaeryeong, Ryujin sini makan! Jeno bawa makanan nih. Kalian tadi katanya bosan makanan si bibi." Jinyoung menginterupsi ketiga anaknya yang belum juga turun.
Ryujin yang sudah selesai dengan acara bersih-bersih segera menarik kedua kakaknya. "Lama amat lo berdua kayak angsa!"
Setelah ditarik paksa si bungsu, mereka hanya mendengus sebal dan memilih duduk. Jeno dan Yeji sedang sibuk menuangkan beberapa bungkus makanan di piring, sedangkan Jinyoung duduk menatap ketiga anak gadisnya.
"Di sini selain Lia sama Yeji yang udah punya pacar siapa lagi?""OHOK!"
Chaeryeong tersedak air putih tiba-tiba. Tenggorokannya benar-benar sakit sekarang. Ryujin dengan cepat menepuk tengkuk gadis itu. "Mashok Pak Eko!"
Tuan Ananta menggeleng dengan wajah datar. "Pacaran sama anak konglomerat itu?"
"Eng-engg—"
"Lo punya doi anak konglomerat kok gak spill gue sih?" Potong Ryujin.
Jinyoung menghela nafas gusar. "Chaeryeong, kamu masih kecil ya. Gak kayak Lia sama Yeji yang udah besar, bisa jaga diri."
"...lagian Jeno sama Renjun juga udah gede, udah bisa dipercaya."Jeno mengerjap pelan, ia menghentikan tangannya yang sedang menuangkan air putih. "Om, apa gak sebaiknya kita makan aja sekarang?"
Setelah diangguki tuan besar, mereka makan dalam diam. Aura menyeramkan terdapat dari kilatan mata Jinyoung dan Chaeryeong.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅
Fiction générale[ C O M P L E T E D ] Ketika kalian beranjak dewasa tapi ayah kalian yang notabenenya seorang single parents pensiunan militer melarang keras untuk punya pendamping, akankah ada pelanggaran? 𝐈𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 '𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑾𝒆𝒅𝒅𝒊𝒏...