Punten mau update!
Hehe mon maap yaaa baru bisa up, semoga yang nunggu masih nunggu.
Aniway jangan kaget ya di chapter ini. Kenapa? Ya gitu pokonya, ini emg ceritanya cukup aja bukan karena ada kendala lain.
Gais mon maap ini gabisa bales komentar hikd, maaf banget yaaa
.·´¯'(>▂<)´¯'·.Enjoy reading !!
•
"Maaf Den, tapi Den Sanha udah gak tinggal di sini lagi,"
Ini hari terakhir untuk menyelamatkan hubungan Jeno dan Yeji. Tanpa Sanha, semua tidak akan berjalan sesuai rencana.Jaemin dan Chenle menghela nafas berat. Keduanya memakai pakaian formal karena ikut menghadiri acara pernikahan Jeno dan Lia.
"Ya udah Bang, mungkin udah jalannya. Yang penting kita udah usaha, ya gak Bang Jaemin?"
Yang ditanya mengangguk, ia mengusap pelan pundak Renjun. "Udah gak apa-apa, mungkin ada jalan lain. Tuhan gak tidur, lo harus percaya itu."
Setelah berpamitan dengan pelayan di rumah pelaku alias Sanha, ketiganya berjalan gontai menuju mobil Chenle yang terparkir.
"Tapi Bang Njun kuat lihat akad nikah Bang Jeno sama Kak Yeji?"
Renjun terdiam sejenak, lalu kepalanya menggeleng berat. "Enggak. Tapi gue harus tetap nyaksiin, Le."
Jaemin kembali mengusap pundak lelaki itu, calon kakak iparnya sedang rapuh. "Ya udah mending kita ke tempat akad deh, bentar lagi mulai."
Sementara itu, Lia di kamarnya menyaksikan pantulan diri yang sudah seleas dirias.
"Sejahat itu kah lo jadi kakak, Li?"
"Gue sama Jeno gak akan bahagia kalau nikah juga."Gadis itu mengusap perutnya yang sudah agak membuncit, ia menghela nafas kasar. "Iya, gue kakak yang buruk. Maafin mama ya, Nak. Kayaknya kita harus hidup berdua aja."
Lia melirik sekelilingnya, kosong. Tidak ada siapa-siapa di dalam kamar. Perias pengantin sudah selesai ternyata dengan tugasnya. "Oke, kita pergi!"
Kaki jenjang Lia melangkah menuju jendela kamar, namun baru beberapa saat pintu kamar terbuka menampilkan Jinyoung.
Tentu saja pria paruh baya itu mencegah putrinya yang akan kabur. Naas bukannya tergapai, Jinyoung menarik gaun Lia hingga gadis itu terjatuh.
Darah segar mengalir dari gaun pengantin, keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Setelahnya ada senyuman kecil dari si sulung. "Ayah..."
Detik selanjutnya Lia tak sadarkan diri.
"YEJI, CHAERYEONG, RYUJIN CEPAT PANGGIL AMBULAN!"
Ketiga putrinya yang lain terkejut dengan keadaan sang kakak yang sudah berlumuran darah. "Gue aja gue aja yang panggil ambulan! Kak Chaer mending hubungin Chenle. Kak Yeji langsung hubungi keluarga Kak Jeno!"
Ryujin segera menggapai telepon rumah setelah memberi arahan pada kedua kakaknya. Ia beberapa kali salah memencet tombol karena panik. "Angkat dong ayo angkat!"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅
Fiksi Umum[ C O M P L E T E D ] Ketika kalian beranjak dewasa tapi ayah kalian yang notabenenya seorang single parents pensiunan militer melarang keras untuk punya pendamping, akankah ada pelanggaran? 𝐈𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 '𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑾𝒆𝒅𝒅𝒊𝒏...