C L O S I N G

3.8K 527 900
                                    

Jadi ini closing dari ceritanya ya guys, untuk bonchapt ditunggu aja siapa tau aku tbtb apdet kan..

btw maaf bgt ini editan aku jele sekali alias aku gabisa edit serius ((":

maapin ya maapin bangettt))):

















Enam tahun kemudian...


















"Papa, kita jadi naik bianglala kan?"

Jeno mengangguk sambil mengenggam lengan mungil seorang gadis kecil. "Jadi dong! Buat apa kita ke sini kalau gak jadi naik?"

Sepasang suami-istri bermata minimalis berbentuk bulan sabit dan kucing kini sudah memiliki momongan. Usianya baru empat tahun, mereka menikah duluan setelah masalah beberapa tahun silam.

"Mama, kenapa Tante Lia suka canggung kalau ngobrol sama kita? Padahal kan Tante Lia suka ngasih coklat tiap valentine."

Yeji membisu, ia hanya tersenyum kecil lalu menggendong sang anak. "Aluna Carly Ananda, banyak kisah gak terduga sebelum kamu lahir."

Gadis kecil bernama Aluna itu menatap polos sang mama, "ada apa?"

Jeno kini mengambil alih gendongan, "itu rahasia!"

Aluna memajukan bibirnya kesal, ia menatap sang papa jengkel. "Papa kok mainnya rahasia sih? Gak asik!"

Dengan senyuman jahil, lelaki bermata bulan sabit itu menunjuk pipi. "Cium dulu dong!"

Yeji tertawa pelan lalu memukul lengan suaminya. "Apa sih modus aja sama anak sendiri!"

Dengan cepat Aluna mencium seluruh wajah sang ayah. "Udah! Sekarang kasih tau aku ada apa?"

"Udah waktunya kita naik! Ayo Aluna? Jadi naik apa enggak?"

Gadis kecil itu mengangguk antusias dan segera turun dari gendongan Jeno. Kaki kecilnya melangkah menuju bangku di dalam bianglala. "Aluna mau dekat jendela!"

Kedua orang tuanya hanya tersenyum bahagia, mereka memandang satu sama lain saat sang anak sedang menikmati indahnya malam.

"Gak nyangka ya, Jen. Aluna udah gede, padahal kemarin kita baru aja konflik tentang Kak Lia."

Jeno tertawa pelan, tangannya mengelus rambut sang istri lembut. "Tuhan tahu mana yang benar, Ji. Kalau bukan jodoh pasti kita udah kepisah."

Yeji menyenderkan kepalanya di dada Jeno, menyamankan posisi dan menggenggam erat lengan suaminya. "I love you, Jen. Aku gak pernah ngomong gitu selama kita nikah."

"I love you too, Ji. Selalu, gak terganti."

Keduanya tertawa pelan dan kembali menikmati langit malam dari tingginya biang lala.

"Mama sama Papa gak asik, masa kita gak foto?"
"Ah gak jadi deh, aku dikacangin. Nyamuk banget, gak suka."

Sang mama mengeryit, "kamu tahu bahasa kayak gitu darimana?"

Aluna mengangkat kedua bahunya acuh dan kembali menatap jendela bianglala. "Om Jaemin lah, siapa lagi coba yang sering ngomong gitu?"

Yeji dan Jeno tersenyum miris, "ya udah ayo foto?"


Yeji dan Jeno tersenyum miris, "ya udah ayo foto?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang