ada yg nunggu?
______________________
❝strategi apa yang cocok?❞
•
Jinyoung pergi keluar kota adalah suatu anugerah bagi keempat anaknya. Mereka dengan mudah membawa para kekasih untuk datang ke rumah. Walau sudah tahu ada CCTV yang hidup, belum lagi para mata-mata gila yang ada, itu tidak membuat nyali Lia, Yeji, Chaeryeong, dan Ryujin ciut.
Di ruang tengah, tempat para tamu untuk duduk dan mengobrol perihal apa yang akan dibahas. Renjun, Jeno, Chenle, dan Jaemin sudah duduk. Suasana mendadak tegang saat melihat sorot infra merah yang terlihat di ujung atap.
"Aman nih?" Tanya Jeno ragu. Pasalnya Jinyoung bukan orang tua bodoh, ia pasti memiliki rekaman CCTV walau tidak ada di rumah.
Lia mengangguk dan mengacungkan jempol. "Santai, ayah gak akan datang. Paling kena grebeg mata-mata doang. Aniway, belum pada kenal kan?"
Keempat lelaki itu mengangguk. Mereka saling pandang satu sama lain, mencoba menghafal jejeran wajah tampan yang menghiasi wajah.
"Siapa dulu?" Renjun angkat bicara, ia berdeham pelan lalu melanjutkan kalimatnya. "Gue ya? Renjun Ariesyah, udah wisuda alias udah kerja."
Salah satu gadis yang berumur paling tua itu tersenyum senang. "Pacar gue itu!"
Sedangkan para adiknya sudah menatap jengkel.
Kali ini bagian lelaki bermata minimalis berbentuk bulan sabit.
"Gue Jeno Aprilio."
"Fakultas Ilmu Komunikasi, semester lima."Mereka mengangguk paham, lalu dilanjutkan dengan lelaki berkulit putih yang terlihat lebih muda dari ketiganya.
"Chenle Edwin."
"Fakultas Ekonomi dan Bisnis, semester tiga."Mendengar itu, Renjun dan Jeno bereaksi. Mereka segera mendekati lelaki itu. "Keluarga Edwin? Itu yang suka pamer liburan di YouTube ya?" Tebak Jeno.
Renjun mendecih malas, ia memilih mengabaikan orang yang sedang rebutan tempat duduk dengannya. "Keluarga Edwin yang kerja sama bareng perusahaan gue bukan?"
Chenle megerjap, ia bahkan tidak mengenal dua manusia yang sedang berebut tempat agar bisa duduk di sebelahnya. "Gue gak kenal kalian."
"Pfffttt... Lanjut aja woi!" Ujar Ryujin.
Jaemin mengangguk, ia menjadi anggota paling akhir yang akan mengenalkan diri.
"Jaemin Leonel."
"Fakultas Kedokteran, semester empat."Ketiga lelaki itu mengeryit bingung, apalagi Renjun yang kini tengah menatap Jaemin dan Chenle bergantian. "Bentar, lo sama Chenle tuaan siapa?"
Lia menghela nafas malas, bencana sekali membawa mereka yang belum saling kenal. "Dia kating Ryujin, gak aneh kalau lebih tua. Sama Yeji tuh seumuran."
"Haha, lo panggil gue berati gak boleh pakai nama!" Jaemin menunjuk Chenle sambil tersenyum menang.
Sedangkan keturunan Edwin itu hanya melongo. "Eh apaan ya? Umur emang tuaan lo, tapi silsilah keluarga tetap tuaan gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅
Ficção Geral[ C O M P L E T E D ] Ketika kalian beranjak dewasa tapi ayah kalian yang notabenenya seorang single parents pensiunan militer melarang keras untuk punya pendamping, akankah ada pelanggaran? 𝐈𝐧𝐬𝐩𝐢𝐫𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 '𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑾𝒆𝒅𝒅𝒊𝒏...