01 | Siapa di sana?

7.9K 906 629
                                    

Loading…

█▒▒▒▒▒▒▒▒▒







Sudah menjadi rutinitas kepala keluarga Ananta untuk mengantar keempat anak gadisnya kuliah. Meskipun berbeda kampus, ia tidak masalah, malah senang menjalankan peran sebagai ayah yang  baik dan tegas.

Pensiun muda bukan berarti Jinyoung  mendidik para anak gadisnya asal-asalan. Pria itu tetap mengajarkan didikan militer.

Seperti sekarang, setiap salah satu dari keempat gadis itu sudah sampai di kampus, mereka akan mengambil sikap hormat saat turun.

"Hormat Komandan! Chaeryeong siap untuk belajar."

Dan begitu seterusnya hingga kampus terakhir.

Dari semuanya, kampus Ryujin si bungsu yang paling jauh. Itu sebabnya ia akan diantarkan paling awal, namun gadis itu menolak dan menjadi diantar paling akhir.

Ryujin merupakan anak satu-satunya yang memiliki sifat tomboy. Tidak seperti kakak-kakaknya yang feminim dan semi feminim. Gadis itu dengan senang hati akan menemani Jinyoung menonton bola.

"Hormat Komandan! Ryujin masuk dulu."

Setelah mobil dari ayah tercinta mulai tidak terlihat, Ryujin memasuki bangunan besar yang menjadi tempat menuntut ilmu sekarang.

Ia menyusuri loker-loker yang berjejer untuk mengambil beberapa buku yang memang sengaja ditinggal. Namun baru saja berbalik, ada yang menabraknya. Buku-buku berserakan bersamaan dengan jatuhnya minuman orang itu.

"Yah basah semua..."

Ryujin merasa jengkel, gadis itu mendongakkan kepala guna melihat siapa yang menabraknya. Dengan sekali tarikan, orang tadi sudah mengaduh keasakitan karena rambut pendeknya dijambak keras. "Buta lo? Mata lo? Basah semua!"

"Aish sakit bego!"

Orang di depannya adalah lelaki, memiliki tampang tampan seperti aktor drama. "Loh loh, gue kayaknya pernah lihat lo!"

Lelaki itu masih meringis kesakitan, Ryujin tak kunjung melepas jambakan menyakitkan itu dari kepalanya. "Lepas dulu woi sakit!"

Dengan kasar, akhirnya Ryujin melepaskan. Memungut buku-buku yang sedikit basah dan berbau kopi. "Pagi-pagi minum kopi, gak sehat tuh lambung!"

"Ngomong mulu ya lo kayak petasan, kalau gue geger otak gimana?!"

Gadis berambut sebahu itu mendecih, memilih menatap acuh ke arah lain. "Lemes banget tuh mulut, udah kayak banci lampu merah."

"Loh loh, lo kan yang waktu di mall!"

Ryujin kali ini berdecak malas sambil merotasikan matanya. "Kan tadi gue udah bilang kayaknya gue pernah lihat lo!"

Lelaki di hadapannya ini memajukan wajah hingga tubuh Ryujin terdorong ke belakang. "Apa sih? Lo mau ngapain?!"

"Oh yang dicopet pas itu."
"Sama-sama ya Dek, bukannya terimakasih malah langsung kabur. Muka gue nih bonyok seminggu, lu kata kagak gempar apa?"

Ryujin mengeryit bingung lalu mendorong keras bahu lelaki itu hingga terjatuh. "Penting amat nih kampus gempar gara-gara lo? Mana? Gue gak tahu tuh!"

"Lo aja yang kurang info, dasar ansos!"

Merasa tidak tahan lagi, gadis itu hampir saja melayangkan pukulan maut pada manusia menyebalkan yang sedari tadi hanya mengomel tidak jelas. Padahal harusnya kan Ryujin yang marah.

"Eits jangan dipukul dong! Kenalan aja, Jaemin Leonel. Fakultas kedokteran."



𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang