03 | Syndrome

3.9K 685 582
                                    

what do you think now?
















"Gaya bener lo udah punya gandengan, pelet mana lagi nih yang lo pakai?"

Keempat gadis yang sudah pulang dari masing-masing kampus kini sedang mengintip betapa gemasnya Jaemin dan Jinyoung sedang berbicara.

Lelaki kedua setelah Jeno yang bisa mengobrol santai dengan ayah mereka. Jangan ditanya jika Renjun, bahkan lelaki itu selalu serius setiap pergerakannya.

Jaemin sesekali tertawa kecil sambil ikut membantu Jinyoung membersihkan senapan. Entahlah apa yang sedang mereka bicarakan.

"Bukan pelet, dia kating tuh. Kayaknya seumuran sama Kak Lia, soalnya ya kayak udah tua aja." Jawab Ryujin.

Lia mendecih malas, "gue tua gitu maksud lo?"

Sang adik hanya nyengir dan mengacungkan kedua jarinya. "Hehe bohong, dewasa maksudnya. Dia pernah ngejar copet pas gue di mall, baik banget ish pokoknya. Walau kadang annoying."

"Tapi yang gue lihat, dia asik banget Ryu. Santai aja tuh sama ayah ngobrol, kayak anak baik juga. Kok mau sih lo paksa pura-pura jadi pacar?" Ujar Chaeryeong.

Yeji mengangguk setuju, Jeno saja butuh waktu lama untuk akrab dengan Jinyoung. "Setuju sih gue, yakin lo gak pakai pelet? Cakep loh anaknya, soft gitu."

"Ya elah, seriusan kali dia bantu gue sukarela. Walau dipaksa juga sih, cuma belum ada planning nih gue harus apa nanti? Ya masa kan i have to get married with him? Gak lucu." Ryujin melipat kedua tangannya, bingung.

Lia mendudukkan dirinya di sofa, setelah bergelut dengan rasa penasaran yang ia hinggap, ia memilih untuk tidak ikut campur. "Jadi intinya, sekarang gimana cara bawa mereka ke ayah? Okay masalah ini clear kan?"

Chaeryeong ikut duduk. Ia mengangguk setuju. "Clear dong. Tapi kating lo beneran kan bisa diajak kompromi? Ya gini aja, kan syukur-syukur deh dia bisa diajak sama kita kerja sama dalam waktu lama. Nanti kalau emang udah gak bisa diterusin, embel-embel putus aja."

"Not agree. Lo bayangin deh kalau ayah udah klop sama kating Ryujin. Pasti bakal terus diincar kan?" Tukas Yeji yang sekarang ikut duduk.

Ryujin mengangguk ragu. Benar adanya, tidak mungkin juga ia meminta bantuan cukup lama. Memangnya hidup Jaemin bisa diobral? The second plan must be ready.
"So, what do you think now guys? Gue harus apa?"
"Serius deh, buta banget kalau masalah cinta. Lo semua kan udah pada khatam."

Chaeryeong memutar otaknya, berharap memiliki ide cemerlang yang selalu terlintas. "Ah gue boker dulu deh, biar ada ide. Buntu banget kalau gak boker, bentar ye?"

Yeji menggelengkan kepala, memang kebiasaan adiknya yang tidak pernah berbeda. "Okay, gue yakin ada udang dibalik bakwan. Tunggu aja malam ini, pasti ada sesuatu tentang pacar kita."

"Pacar gue, elo, dan Chaer." Ralat Lia yang disambung oleh cibiran Ryujin.

Si gadis bermata kucing hanya merotasikan mata malas lalu membuka ponselnya. "Let's guess what challenge will they get? Kayaknya bakal seru. Believe it or not?"

𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang