05 | Battle for Battle

3.4K 650 662
                                    

Gais, ada yang punya twitter?
Mutualan kuy, link di bio yaa langsung aku follback, xixixi








Jinyoung sudah siap dengan apron yang melingkar di tubuh. Ia menatap keempat calon menantu yang kini sedang memasang wajah tegang.

Renjun, Jeno, Chenle, dan Jaemin.

Keempatnya benar-benar mati kutu sekarang. Untung saja kejadian main ke rumah kemarin tidak diungkit oleh pria paruh baya itu.

"Kalian tahu selain saya mau kenalan sama kalian, saya mau apa?"

Suara dingin duda beranak empat itu membuat para lelaki di hadapannya ketakutan, termasuk Jeno sendiri yang notabenenya lebih dekat dengan Jinyoung.

"Kenapa gak dijawab?"

"Anak konglomerat, jawab!"

Yang disentak tentu terkejut. Pandangan yang sedari tadi ke bawah kini menjadi tegap. "Enggak tahu, Om."

Jinyoung tersenyum mengerikan, kini keempat anak gadisnya pun tidak kalah takut. Mereka bahkan sudah tidak bisa duduk dengan tenang.

"Ayah..."
"Kita cuma mau sesi kenalan kan? Bukan mau uji nyali?"

Tenggorokan Lia mendadak tercekat setelah mengucapkan kalimat memastikan untuk ayahnya.

"Iya, memang betul Lia. Ayo ikut saya ke dapur!"

Sang kepala keluarga Ananta berjalan duluan menuju dapur, sedangkan keempat lelaki yang dinobatkan menjadi calon menantu langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Chenle yang dituju tadi mendadak lemas, lututnya tidak bisa menopang tubuh lagi. "Woi gak kuat, pengen pingsan!"

Jaemin segera menangkap tubuh lelaki yang hampir jatuh itu, untung saja ia sigap. "Le, oit jangan pingsan!"

Ada ringisan pelan dari para gadis Ananta, mereka jadi merasa bersalah atas tegasnya Jinyoung. "Em mending langsung ke dapur aja gimana?" Usul Yeji.

Jeno mengangguk dan segera menarik Chenle yang masih mode lemas, sedangkan Jaemin dan Renjun mengikuti di belakang.

Baru saja menapaki dapur, sudah ada perawakan sang mertua sedang mengasah pisau. "Udah siap?"

"Eh, lo calon dokter kan? Emang sunat bisa dua kali apa?" Bisik Renjun pelan pada telinga Jaemin.

Yang ditanya mulai menegang, ia meneguk pelan ludahnya.
"Harusnya sih enggak..."
"...tapi emang kita mau disunat ya?"

Renjun hanya memasang wajah melas dan menggeleng. Kini mereka sudah berdiri menjejer berhadapan dengan Jinyoung.

Pria paruh baya itu tersenyum miring sambil menaruh kembali pisau yang sudah siap dipakai.

"Hari ini bakal ada battle. Mau tau battle apa?"
"Betul! Battle cooking."

Chenle menyenggol pelan lengan Jeno, mendekatkan bibirnya ke telinga yang lebih tua, "dia yang nanya dia yang jawab."

𝙊𝙥𝙚𝙧𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙒𝙚𝙙𝙙𝙞𝙣𝙜 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang