Perasaan gundah, rindu dan kecewa menimbulkan luka yang tak berdarah.
Rindu...tertinggal dilubuk hati yang terdalam mengenang harapan tuk kembali pulang. Namun mungkinkah semua akan kembali seperti semula?
Itulah sebuah tanda dimana kasih dan cinta sedang diuji karna nya. Dan cinta memerlukan kesetiaan dan kesabaran...Suasana pantai yang panas menjelang siang terik tak terasa begitu menyengat karna semilir angin yang berhembus perlahan-lahan ditambah suara kicauan burung layang yang bermain gembira diair menambah damai suasana pantai pada siang hari tersebut. Dua orang gadis terlihat berjalan menyusuri pantai dengan gembira. Mereka itu adalah Misora dan sepupunya Amuchi.
Misora merentangkan tangannya dan memejamkan mata sejenak menghirup segarnya udara pantai Teluk Ine tersebut.
"Chi-chan...sejuk ya hari ini? Seperti akan kedatangan tamu agung saja..."
Amuchi memilih duduk menyandarkan tubuhnya disebatang pohon yang agak landai menjorok kepantai tersebut. Menghela nafasnya pelan.
"Besarnya angin ini, tak sebesar rasa rinduku pada Emu nisan. Kenapa ya dia tak kunjung pulang? Tidak taukah dia kalau aku sangat risau memikirkan dirinya?"
Misora ikut duduk disamping Amuchi. "Sabarlah dulu, Chi-chan! Dia sedang bekerja keras untuk dirimi. Jadi, onegai...cobalah mengerti akan dirinya..."
"Aku tau, Mi-chan! Aku hanya kuatir. Kenapa mereka begitu lama? Ini sudah satu minggu. Emu nisan dan Parad belum juga kembali. Aku risau mengenangkan besarnya ombak laut. Kau juga tau kan kalau saat ini musim pertemuan arus oyasiwo dan kurosiwo?"
Misora menghela nafas panjang. Ia pribadi juga kuatir sebenarnya. Karna sang kekasih hati, Parad juga bersama Emu sekarang. "Aku tau, Chi-chan! Kau pikir aku tidak kuatir? parad juga bersama Emu kan? Tapi sudahlah...kita harus percaya mereka. Kekasih kita itu orang yang gigih dan kuat. Kita berdoa saja semoga Kamisama melindungi mereka berdua. Ingat kata pepatah lama bawa semakin lama kita berpisah maka semakin indah pula waktu kita berjumpa nanti. Abunaiii....kawai ne! Serasa dunia milik berdua..." Misora memejamkan matanya sambil senyum-senyum centil.
Amuchi tertawa melihat kelakuan kakak sepupunya itu. "Ahh...Mi-chan! Kau ini bisa saja. Untung aku masih memiliki engkau yang selalu bisa menghibur hatiku dikala gundah. Kurasa Parad sungguh beruntung memilihmu sebagai kekasihnya. Kapan kalian berencana meresmikan hubungan kalian?"
"Ah, iya dong, Misora gitu lho!" kata Misora tersenyum bangga.
"Chi-chan, kau ini sudah ku anggap sebagai saudara sendiri. Jadi sudah sepantasnyalah saudara menghibur saudaranya. Walau sebenarnya nasib kita sama. Sama-sama merindukan kekasih yang tak kunjung pulang. Tapi aku yakin mereka pasti pulang koq! Karna Parad berjanji akan segera melamarku saat pulang nanti..." Kata Misora gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fukushu no kiseki (End)
Hayran KurguHaruskah dia masih diam saja setelah mengetahui sahabat karibnya Sento mati dibunuh saat melawan kaisar zalim itu? Lalu bagaimana dengan istri baru seminggu ia nikahi juga mati terbunuh karna menolak untuk dijadikan selir oleh kaisar zalim itu. Emu...