2. Boncengan

203 29 4
                                    

Hangyul dan Shuhua naik motor dengan santai, soalnya sudah di aba-aba Shuhua gak boleh ngebut nanti rambutnya berantakan. Jalan sekitaran Ijen juga cukup sepi, tidak semacet biasanya.

"Sha!" Panggil Hangyul agak keras.

"Apa?" Shuhua memajukan wajahnya, biar kedengeran.

"Lo suka nggak rumah yang gede-gede gitu?"

Shuhua menatap rumah-rumah besar di sepanjang jalan Ijen. Rumah-rumah besar yang sangat bagus mulai dari kondisi sampai design rumahnya.

"Suka. Tapi gak terlalu. Kegedean kalo ini."

"Jangan Sha. Lo kalo tinggal di rumah kayak gitu pasti gak bakal ketemu gue."

"Kok gitu?"

"Lo pasti cuman di dalem rumah aja. Liat semua rumah disini tutupan pintunya."

"Ya kan yang punya rumah lagi kerja kali, Gyul."

"Bukan itu. Rumah disini pasti gaada karang taruna nya. Jadi lo kalo disini ya gak bakal ketemu gue."

Hangyul dan Shuhua memang pertama kali bertemu ketika kegiatan karang taruna. Sama-sama jadi seksi konsumsi ketika acara agustusan. Hangyul sering bolak-balik rumah Shuhua karena saat itu Mamanya Shuhua yang bikinin kuenya.

"Iya juga ya. Kalau gue waktu itu gak dipaksa Mama buat ikut kegiatan karang taruna, gue gak punya temen siapa-siapa kali di rumah," Shuhua ketawa pelan.

Ia ingat ketika dengan cemberut dia berangkat ke balai desa karena dipaksa Mamanya. Shuhua paling males kalau disuruh berbaur dengan orang-orang asing. Shuhua kan anak homebody yang mencintai rumah.

Tapi begitu sampai di balai desa yang ramai orang, Shuhua langsung merubah muka cemberutnya. Nggak mau bikin malu diri sendiri. Dia cuman diem aja di pojokan sambil sesekali senyum kalau ada yang nyapa walaupun sama-sama gak kenal.

Waktu itu dia juga liat Hangyul. Cowok itu asik aja salaman sama yang lain, sambil bercanda. Yang awalnya asing jadi kayak udah kenal setahun padahal baru sepuluh menit yang lalu kenalan. Hebat ya, Shuhua kadang pengen punya kemampuan bersosialisasi dengan baik kayak Hangyul.

"Tuh, kan! Dimana lagi deh lo bisa nemuin temen kayak gue," Kata Hangyul santai.

Diam-diam Shuhua tersenyum miris. Iya ya kapan lagi dia punya temen cowok yang kayak Hangyul. Temen ceweknya yang termasuk dekat dengannya bisa dihitung. Punya temen cowok deket kayak Hangyul aja udah kemajuan besar buat Shuhua yang emang aslinya pendiem.

"Kita mau ke stadion kan, Gyul?" Shuhua mengalihkan topik.

"Enggak, kita ke perpustakaan kota aja."

"Kenapa? Ini udah bawa bola basket kan?" Shuhua memegang tas Hangyul yang ada di tengah-tengah mereka. Biasanya isi tas Hangyul emang peralatan olahraga mulai dari sepatu sampe baju. Hangyul paling gak bisa panas atau gerah. Jadi dia selalu siap bawa baju ganti di tasnya.

"Angin nya lagi gede, ntar rok lo terbang-terbang."

Shuhua memukul bahu Hangyul, "Kan bisa ditutupin jaket! Tadi juga kenapa gak bilang kan gue bisa ganti baju lagi."

"Ogah. Lo udah cantik gitu masa ganti lagi."

Shuhua terdiam.

Hangyul nih sengaja ya mau bikin Shuhua tambah baper?

.
.
.
.

to be continue ...

Haii!

Kira-kira gini outfit Shuhua hari ini

Kira-kira gini outfit Shuhua hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ r u n n a a y y, 16th June 20 ]

Teman Tapi Mesra [Hangyul-Shuhua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang