12. Stalker ?

124 25 4
                                    

tengkyu kamu
yang udah nyempetin vote+komen!!

----

Malam minggu jalanan pasti macet karena banyak orang memutuskan keluar. Itu sebabnya Hangyul nggak suka kalau keluar ketika malam minggu, kecuali lagi ada urusan seperti sekarang.

Setelah mengirim pesan pribadi pada Shuhua memberitaukan kalau Hangyul mau otw, Hangyul salim ke Bunda.

"Hati-hati, Bang."

"Ya, Nda."

"Shuhua nya dijaga yang bener," Pesan Bunda yang diangguki Hangyul.

Bukan bermaksud apa-apa sih, Bunda percaya seratus persen pada putranya yang pasti bisa menjaga Shuhua.

"Kalau tiba-tiba ada urusan sama temen-temenmu gimana?"

Hangyul nampak berpikir. Iya juga sih. Tidak menutup kemungkinan, soalnya weekend pun Hangyul masih saja mengurusi acara organisasi bersama teman-temannya.

"Hangyul ajak Shuhua mampir bentar,"

"Yakin kamu mau bawa Shuhua ke temen-temenmu?"

"Kenapa emang?"

"Nanti kalau ada yang kecantol Shuhua gimana?"

Hangyul merasakan perasaan tidak nyaman merayap pada dadanya, "ya ... gapapa."

----

Hangyul sudah berdiri di depan rumah Shuhua. Tampilannya ganteng dengan jaket kulitnya.

"Bentar ya, Hangyul. Shuhua nya ribet. Maklum udah lama gak keluar malem."

Hangyul mengernyit. Masa iya segitunya?

"Shuhua nggak pernah keluar malem, Budhe?"

"Sebulan paling bisa dihitung. Jalan-jalan atau belanja juga pasti selalu sama Budhe, itupun jarang kalau malem, pasti kita milih siang-siang."

Hangyul mengangguk.

"Males banget anak itu, kerjaannya di rumah mulu."

"Shuhua pernah pacaran, Budhe?" Akhirnya Hangyul menanyakan pertanyaan yang menganggunya. Soalnya dari setahun yang lalu Shuhua nggak terlihat punya pacar.

Masa iya secantik Shuhua nggak ada yang mau?

"Nggak pernah. Tapi pernah dikejar-kejar sampe bikin dia trauma kayaknya. Tuh, jadinya sekarang ga pernah bawa cowok ke rumah. Hangyul doang."

Hangyul mendadak menahan senyum, sambil ngangguk-ngangguk. "Terus sekarang yang ngejar-ngejar itu gimana, Budhe?"

"Pas mereka lulus SMA udah nggak ada lagi sih. Kayaknya cowoknya pindah deh."

"Budhe pernah ketemu orangnya?"

"Sesekali pernah Budhe mergokin dia yang emang ngikutin Shuhua pulang sekolah. SMA tuh masa-masa Shuhua bener-bener gak mau keluar gara-gara takut ada yang ngikutin. Tau sendiri kan di rumah ini nggak ada cowoknya?"

"Shuhua juga belum ketemu Hangyul juga kan ya, Budhe?"

"Kamu sih, Gyul! Baru muncul sekarang."

Hangyul dan Mama Shuhua tertawa.

"Ghibahin aku ya?" Shuhua muncul dengan jaket kulitnya juga.

Membuatnya terlihat seperti couple dengan Hangyul.

Mama Shuhua tersenyum senang melihat mereka berdua, "Udah cocok nih berdua,"

"Berangkat dulu, Ma," Shuhua menyalimi sang Mama. Diikuti juga dengan Hangyul.

Bukannya berkata hati-hati, Mama Shuhua malah menyuruh Hangyul sering-sering ngajakin Shuhua keluar malem biar nggak jadi anak kuper alias kurang pergaulan.

Memang cuma Mama Shuhua yang malah menyuruh anak gadisnya main sampai malam. Yang lain saja bahkan sampai berusaha keras agar anak-anaknya tidak main malam-malam.

----

"Segitunya anti keluar malem?" Tanya Hangyul.

Mereka lagi berhenti di pom bensin. Antriannya cukup panjang.

Shuhua menatap Hangyul, "Di rumah ada wifi, udah cukup bikin gue diem."

"Masih muda tuh harusnya banyak bersosialisasi, banyak ketemu orang baru, Sha."

Shuhua terdiam.

"Kalau di rumah aja nggak berkembang."

"Gue kan udah ikut karang taruna."

"Iya bagus. Tapi itu kan di rumah, di kampus lo nggak ikut apa-apa?"

Shuhua menggeleng.

"Nah, coba mulai ikut deh kalo ada event-event gitu. Biar temen lo makin banyak."

"Lo bosen ya temenan sama gue?"

Hangyul menatap Shuhua tak suka, "Kok gitu ngomongnya?"

"Gue terlalu monoton kan Gyul? Gak kayak temen-temen lo yang lain? Yang pasti asik kalo diajak ngobrol?"

Hangyul gelagapan, "Hey, gak gitu, Sha."

Shuhua memalingkan muka. Membiarkan obrolan mereka menggantung.

Hangyul nggak salah. Hangyul cuma gatau kalau Shuhua pas SMP pernah punya banyak teman. Tapi mereka cuma lewat aja, nggak ada yang benar-benar jadi teman Shuhua. Lalu saat SMA, Shuhua dikuntit seorang cowok, bikin Shuhua nggak bisa bebas dan merasa tidak aman. Rumah adalah tempat teraman untuk Shuhua.

Mereka lalu maju karena sudah giliran Hangyul. Hangyul menyerahkan beberapa lembar uang puluhan ribu. Lalu menunggu bensinnya terisi penuh.

Melihat gelagat petugas pom bensin yang curi-curi pandang ke orang dibelakangnya, Hangyul menoleh. Melihat Shuhua yang menatap bagaimana bensin itu bergerak mengisi tank motor Hangyul.

Hangyul menggeser tubuhnya. Membuat Shuhua tertutup dengan tubuhnya. Petugas pom bensin langsung gelagapan karena ditatap Hangyul dengan tajam.

Shuhua emang cantik banget dibawah lampu terangnya pom bensin. Kulit putih bersih dan rambut hitam panjangnya seolah bersinar. Hangyul seratus persen sadar saat banyak orang di pom bensin melihat mereka setelah Shuhua membuka helm. Tapi Shuhua yang ditatap malah seolah menghindar. Pura-pura gak tau.

.
.
.
.

to be continue ...

Haii!!
double update hari ini

ini loh outfit nya Shuhua malam ini

ini loh outfit nya Shuhua malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ r u n n a a y y, 28th June 20 ]






Teman Tapi Mesra [Hangyul-Shuhua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang