3. Perpustakaan Kota

167 26 3
                                    

Shuhua berhenti di rak novel. Ia melihat-lihat buku yang sekiranya menarik buat dibaca. Tapi Shuhua emang lagi gak minat baca, di rumah ia masih belum menyelesaikan satu buku bacaannya. Kalau dia baca buku lain, rasanya nggak enak.

Jadi, Shuhua memilih memperhatikan Hangyul yang sibuk membawa beberapa komik di tangannya.

Hari ini Hangyul ganteng banget. Lebih ganteng dari sebelum-sebelumnya. Mungkin karena dia pakai kemeja. Biasanya Hangyul cuma pakai kaos kalau gak hoodie.

"Mau lesehan apa duduk di kursi?" Tanya Hangyul ketika berdiri di depan Shuhua.

"Duduk di kursi aja."

"Gak baca buku?"

Shuhua menggeleng.

Setelah duduk dan memilih tempat di pinggir, Shuhua memilih untuk wifi an. Lumayan ada beberapa video yang masuk list download youtube nya dan belum terunduh.

Hangyul disebelahnya santai nyender sambil baca komik.

Kalau dipikir-pikir lagi, Shuhua gak tau sejak kapan dia merasa mulai baper sama Hangyul.

Awalnya Shuhua merasa hidupnya benar-benar biasa saja, nggak ada spesial-spesialnya. Tapi sejak dia mengenal Hangyul setahun ini, Shuhua mulai merasa hidupnya jadi lebih menuju ke arah yang spesial.

Dia jadi lebih aktif ngobrol dengan teman-teman sebaya atau tetangganya, lebih semangat ketika ada kegiatan karang taruna,  juga akan dengan perasaan berdebar menunggu jadwal jalan-jalan kamis nya tiba.

Jadwal jalan-jalan kamis ini sudah berjalan sekitar sebulan terakhir. Alasannya sih karena Mama Shuhua sendiri yang minta Hangyul untuk ngajakin Shuhua jalan-jalan. Bilangnya takut anak gadisnya tiba-tiba nyasar karena ga hapal jalan di kota kelahirannya sendiri.

Hangyul jelas mengiyakan, sedangkan Shuhua dengan keras menolak. Apa-apaan mamanya ini bikin malu Shuhua aja.

Tapi Hangyul dan Mama Shuhua malah jadi memaksa. Shuhua jadi terpaksa menurut setelah Hangyul bilang, "Sha, gue seserem itu? Gue ngajakin jalan doang keliling, bukan mau nyulik."

Eh, sekarang malah Shuhua yang keenakan. Tiap minggu nungguin hari kamis.

Emang Shuhua tuh apa-apa kudu di paksa dulu baru mau.

"Udah selesai?" Shuhua bertanya ketika melihat Hangyul melakukan gerakan peregangan tangan.

Udah ada sejam sih.

Hangyul mengangguk sambil senyum, "Cuman 6 buku gini sih kecil."

Shuhua geleng-geleng. Hangyul kalau baca komik bisa cepet banget tuh kata-katanya cuman dilewatin nggak diresapi kali ya?

"Tunggu sini, gue balikin ini dulu."

Hangyul lalu jalan ke arah rak komik dan mengembalikan bukunya.

Setelahnya, mereka mengambil tas yang dititipkan. Keadaan disitu cukup ramai. Hangyul selesai mengambil tasnya, ia beralih ke Shuhua yang kesusahan mau menuju ke lokernya karena orang lain yang juga sama-sana sedang di lokernya dan kebetulan berdekatan dengan loker Shuhua.

Hangyul berdecak ketika melihat Shuhua yang mundur karena sedikit terdorong oleh seorang cowok.

Hangyul memegang lengan Shuhua, menariknya kebelakang tubuhnya, "Gue yang ambilin, mana kuncinya."

Shuhua mengerjap lalu memberikan kuncinya pada Hangyul.

Dan Hangyul kembali menuntun Shuhua ketika sudah mendapatkan tas mereka sampai ke parkiran.

"Beli cilok di parkiran dulu ya, laper."

.
.
.
.

to be continue ...


Hai!!

aku lagi bucin banget sama Shuhua-Hangyul soalnya kalo dibayangin seriusan mereka gemes banget.

ok tolong ngertiin aku dan segala shipper haluku

Bonus photo Hangyul as temen rasa pacar

[ r u n n a a y y, 16th June 20 ]

Teman Tapi Mesra [Hangyul-Shuhua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang