18. Tiba-Tiba

104 20 9
                                    


"Sha, nih kelincinya." Hangyul yang baru saja tiba di rumah Shuhua langsung menyerahkan seekor kelinci lucu yang mirip dengan kelinci Shuhua  sebelumnya.

"Ngapain bawa kelinci?" Tanya Shuhua. Tangannya tetap menerima pemberian Hangyul.

"Gantiin kelinci lo yang mati."

"Kan udah dibilang gapapa, bukan salah lo."

Waktu kelincinya mati Shuhua dan Mama nya kaget karena kelincinya tiba-tiba mati gitu aja. Alhasil langsung dikubur gitu kelincinya sambil Mama nya Shuhua meneteskan air mata. Katanya sih, sedih banget cuma dikasih waktu sebentar buat ngelus-ngelus kelincinya.

Hangyul memutar pundak Shuhua, mengajak Shuhua untuk duduk.

"Firasat gue kelincinya mati gara-gara gue mandiin,"

"Enggak," Shuhua membantah.

"Kayaknya iya. Dia kan mati dua hari setelahnya."

"Bukan salah lo. Emang udah waktunya."

"Gue tetep merasa bersalah,"

"Padahal gapapa tau. Gausah diganti."

"Yaudah sih terima aja,"

"Ya ini udah gue pegang ya berarti gue terima."

Hangyul melotot, "Kalo nyubit pipi lo gapapa, udah gue cubit lo sekarang."

"Cubit aja kalo berani."

Ditantang seperti itu tangan Hangyul malah reflek menarik hidung Shuhua.

"Aw! Hangyul!" Shuhua merengut tidak terima, "Sakit tau!"

Hangyul nya nyengir aja ketika Shuhua membalas dendam dengan memukul lengannya.

"Gemesin banget sih lo, sama bude dikasih makan apa?"

"Dikasih makanan manusia." Jawab Shuhua  sewot.

Hangyul nya malah kesenengan kalo liat Shuhua lagi di mode senggol bacok gini.

"Sebutin dong," Kata Hangyul sambil menyenggol lengan Shuhua.

"Males."

"Pas marah tuh cantiknya nambah, sengaja ya lo?"

Shuhua memasang ekspresi ingin muntah, "Gini ini nih contoh kalimat andalan buaya."

"Lah kok buaya? Gue nih blasteran tau. Keturunan Malang-Surga."

"Kalo gitu gue juga dong. Gue kan bidadari."

"Nah, cocok deh kita."

"Cocok ngapain?"

Hangyul nya diem sebentar. Tiba-tiba suasana berubah serius. Hangyulnya ngeliatin Shuhua yang lagi ngelus-ngelus kelinci.

Shuhua ngelirik sebentar, nunggu Hangyul lanjutin omongannya.

"Nikah sama gue aja, yuk."

Deg.

Waktu kayak langsung berhenti. Shuhua bingung. Tangannya yang lagi ngelus kelinci reflek diem. Mau noleh ke Hangyul tapi kepalanya kayak kaku, gak bisa.

Hangyul nih bercanda, kan? Gak serius, kan?

Shuhua gak mau ya kalau nganggep serius terus akhirannya Hangyul nya cuma bercanda.

Tapi Hangyul nya juga diem aja setelah ngomong gitu. Shuhua juga merasa kalau Hangyul masih memperhatikannya.

Apasih, kenapa tiba-tiba gini? Hangyul kurang ajar banget gatau ya kalau hatinya Shuhua tuh rapuh banget kalau menyangkut Hangyul?

"Gyul, gausah bercanda." Kata Shuhua pelan dan serius.

"Kalau gue gak lagi bercanda, gimana?"

Shuhua menatap mata Hangyul. Mencoba menerka-nerka isi hati Hangyul. Gila aja. Opsi Hangyul menikah dengan Shuhua memang seringkali Shuhua bayangkan. Hei, tapi itu cuma jadi angan-angan aja. Shuhua ga pernah yakin kalau bakal terealisasi. Cukup itu jadi impiannya Shuhua.

Terus tiba-tiba, dengan status nggak ada apa-apa nya mereka ini Hangyul ngajak nikah, like seriously? Hangyul kesambet apa?

Shuhua tetap menolak segala kemungkinan. Pikirannya tetap bilang kalau Hangyul pasti bercanda. Hati Shuhua nggak untuk dipermainkan, Hangyul salah kalau mainnya udah bawa-bawa hati.

"Lo tanggung jawab, gue gak mau setelah ini kita jadi canggung."

Sepersekian detik Shuhua bisa melihat ekspresi sedih Hangyul, "Se gamau itu ya nikah sama gue?"

"Bercanda lo ga lucu." Kata Shuhua tegas.

"Gue bilang gue gak bercanda."

"Gak usah aneh-aneh, masih kuliah juga." Shuhua bersiap berdiri dari duduknya.

"Mau minum apa?" Katanya mengalihkan perhatian.

"Sha, nggak sekarang. Maksud gue nanti kalau kita udah lulus."

Shuhua membelakangi Hangyul. Shuhua masih berusaha mengumpulkan hatinya.

"Gue gak minum, bentar lagi ada rapat," Hangyul berdiri.

Satu tangan Hangyul bergerak mengelus lembut kepala Shuhua, "Sorry," Katanya pelan yang masih terdengar Shuhua.

Ketika terdengar suara pintu tertutup Shuhua langsung berpegangan pada tembok. Rasanya ia ingin menangis sekarang. Hatinya mendadak tidak tenang. Shuhua bingung dengan perasaan bahagia dan takut yang menyerangan secara bersamaan.

Hangyul itu... Memang nggak baik untuk kesehatan hati dan jantungnya.

.
.
.

to be continue ...

Full nih Hangyul-Shuhua hehe

I'll drop bukti Hangyul blasteran Korea-Surga yang pernah bikin jantungan pada masanya

Teman Tapi Mesra [Hangyul-Shuhua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang