9. Sedikit Tentang Shuhua

138 21 3
                                    

tinggalin jejak juseyo~
happy reading!

----

"Shuhua, nih minum dulu obatnya," Mama Shuhua memberikan satu gelas air putih dan satu kapsul obat diare.

Shuhua menerimanya. Sakit adalah hal yang paling Shuhua benci. Tapi dari semuanya, sakit yang paling menyiksa tuh sakit diare. Tiap beberapa menit sekali harus ke kamar mandi. Mau makan pun nggak enak karena perut nggak bisa diajak kompromi. Bawaannya lemes terus.

"Gabisa ya minum obatnya?" Tanya Mama dengan muka khawatir ketika melihat Shuhua beberapa kali mencoba menelan pilnya.

Shuhua mengangguk, "Nggak bisa ketelen," Katanya.

"Tunggu sini, Mama beliin obat butir dulu di abahmart, nanti biar kamu gampang makannya."

Shuhua mengangguk. Lalu berjalan dengan lemas ke kamarnya. Merebahkan diri, ia melihat ponselnya. Masih pagi tapi dia sudah bikin Mamanya repot karena mengurusinya yang sedang sakit. Shuhua mendadak menyesal makan mie super pedas ditambah cabe kemaren. Ngapain juga dia nangisin Hangyul sampai bikin Shuhua sakit sendiri begini?

----


Beberapa menit kemudian, Mama Shuhua sampai di rumah dengan membawa kresek berisi obat-obatan dan seekor kelinci kecil di dalam kandang.

"Shuhua, minum obatnya!" Teriak Mama Shuhua dari arah dapur.

"Ma? Kelinci siapa?" Tanya Shuhua berjalan mendekati mamanya.

"Kelincinya tetangga, tadi mau di buang, jadi Mama bawa pulang aja,"

"Oh, kayak aku dong," Shuhua berkata pelan.

"Shuhua," Mama menghampiri Shuhua. Mengusap kepala anak gadisnya dengan sayang.

"Kamu anak Mama, Shuhua. Kamu lupa?"

Shuhua meneteskan air mata. Lalu menggeleng dan memeluk Mamanya.

"Cepetan itu minum obatnya, Mama beliin bubur juga, habis itu minum vitamin," Kata Mama sambil mengurai pelukan.

"Seneng kamu gak ngampus gini," Canda Mama membuat Shuhua tertawa dan menghapus air matanya.

Tugas-tugas dari kampusnya sedang banyak-banyaknya. Rasanya Shuhua pengen lari sebentar aja dari segala tugas-tugasnya. Jadi sebenarnya sakitnya hari ini ada enaknya juga, walaupun teyap  banyak yang nggak enaknya sih.

Selesai melakukan hal-hal yang Mama suruh, Shuhua merasa badannya lebih enakan. Apalagi setelah tidur siang dan terbangun jam tiga sore. Siklus ke kamar mandi nya jadi benar-benar berkurang.

Shuhua memilih untuk bermain dengan kelinci yang dibawa Mama nya tadi.

"Kok masih kecil gini dibuang sih, Ma?"

"Mereka mau pindah rumah. Induk kelinci nya juga udah gak ada, mau di jual juga gak ada yang beli."

"Jadi dikasih ke Mama gitu aja?"

Mama mengangguk.

"Lucu banget padahal."

"Iya, Mama tadi juga gak tega, jadi Mama bawa aja."

Kalau di dunia ini ada sosok yang paling Shuhua sayangi, jawabannya adalah Mama. Sosok Mama terhebat yang selalu menemani Shuhua selama ini walaupun sudah ditinggal sosok Papa dari lama. Mama single parents tapi berhasil membesarkan Shuhua bayi sampai sebesar sekarang. Kalau bisa, di kehidupan selanjutnya, apabila ia dilahirkan kembali, Shuhua mau minta dilahirkan dari rahim Mama.

Teman Tapi Mesra [Hangyul-Shuhua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang