Struggle

54 10 0
                                    

Sore ini, teman-teman yang se-line denganku di grup datang ke rumah. Niatnya kami ingin berlatih vokal bersama diluar waktu training dari agensi.

Sebenarnya aku mendapat part yang cukup banyak dalam setiap lagu kami, dan para Japan line-- Hitomi dan Nako-- juga tidak terlalu buruk dalam bernyanyi. Hanya mungkin saja suara mereka kurang cocok jika untuk menyanyikan lagu berbahasa Korea, jadi part mereka tidak sebanyak yang lain. Buktinya pada lagu berbahasa Jepang, part mereka sama banyaknya. Yuri tidak usah ditanya, ia main vocal dan selalu mendapat part mengeluarkan high note.

Jadi intinya, berkumpulnya kami kali ini hanya untuk pencitraan. Kegiatan yang sebenarnya akan kami lakukan nanti juga pasti diketahui dengan baik oleh seluruh gadis di dunia ini.

Bergosip, apa lagi memangnya?

Kami sedang membicarakan tentang pernikahan ka Eunbi-- leader grup kami-- dengan ka Kun-- leader dari salah satu grup China yang cukup terkenal karena mereka berasal dari agensi tiga besar-- yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ketika pintu masuk rumahku terbuka dan menampakkan sosok kakakku yang sedikit berkeringat akibat kegiatan olahraga sorenya.

"Oh, lagi rame ternyata. Sori ganggu ya," Ia cepat-cepat beranjak ke dalam, menolak berlama-lama di depan para gadis yang notabenenya adalah teman adiknya sendiri.

Aku menghela napas. Semenjak kejadian Yujin waktu itu, kakakku memang sedikit lebih menutup diri terutama kepada wanita kendati sejak awal ia memang tertutup.

Ingin melabrak Yujin, tapi ia masih dibawah umur. Kenyataan yang memuakkan. Sikapnya tidak sesuai dengan umurnya. Mana ada bocah seumurannya memainkan hati laki-laki yang lebih tua tiga tahun darinya? Mengerikan. Saat aku seumurannya aku tidak pernah seperti itu.

"Hii-chan?" Panggil Yuri saat menyadari kalau si pipi bakpao itu tiba-tiba terdiam tanpa sebab.

Ditambah lagi, pipinya memerah seperti apel fuji.

"A-ah, iya?"

"Tadi kamu bilang mau cerita tentang pertemuan rahasia ka Eunbi sama ka Kun? Gimana emangnya?"

"Eh, iya. Jadi gini--" Hitomi pun mulai bercerita.

Hmm... Sepertinya aku mencium bau-bau sesuatu yang tidak beres disini. Hitomi yang biasanya banyak bicara di hadapan teman satu line nya kenapa tiba-tiba diam? Pipinya merah pula.

But... I think that's not my bussiness. So yeah, i don't want to know. Meskipun pemerhati, aku bukan tipe pengorek rahasia orang jika yang bersangkutan memang tidak mau membuka diri.

Setelah beberapa saat, kami pun beralih membagi cerita tentang kisah cinta masing-masing. Sekarang adalah giliran Nako untuk berbicara.

"Tau gak sih, masa kemarin Nako dikecengin sama anak kecil," Curhatnya sambil memajukan bibir. Kami tertawa mendengarnya. Pasti karena tubuh mungilnya hingga ia disangka seumuran dengan anak kecil itu.

"Siapa emangnya?"

"Gou Mingrui. Tau, kan? Yang mirip ka Felix, cowoknya Haera," Nako menyebut nama kembaran Yuri.

"Ooh.. Tau." Yuri mengangguk-angguk. "Ka Felix aneh tau, kata Haera. Adek kandungnya si Jaeho, miripnya sama Mingrui." Jelasnya.

"Loh, Minju juga gitu, kok. Ya kan Ju?" Tanya Nako padaku.

"Hah? Apanya?"

"Iya, kamu kan adeknya ka Seungmin, tapi miripnya sama ka Tzuyu. Adeknya ka Tzuyu, si Xinlong, malah mirip sama ka Seungmin,"

"Ya tapi masih wajar lah, ka Tzuyu kan emang sepupunya Minju," Tukas Yuri.

Entah ada yang memperhatikan juga atau hanya aku, pipi Hitomi terlihat kembali memerah saat mendengar penjelasan Nako. Ada apa sih, sebenarnya? Aku yakin ada yang disembunyikannya.

Yoghurt (Seungmin X Hitomi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang