***
"Dayang Im! Di mana Kaisar Lee?"Lisa sangat panik begitu ia terbangun, tapi tidak menemui Kaisar Lee di ranjangnya. Terlebih, selendang yang ia pakai untuk membungkus rambut dan wajahnya telah hilang entah ke mana. Apakah itu berarti Kaisar Lee telah melihat wajahnya? Sungguh, Lisa benar-benar dibuat sangat ketakutan sekarang.
Ia membuka pintu kamarnya agak keras, sehingga membuat Dayang Im yang hendak masuk berjingkit kaget.
"Yang Mulia ... a-ada apa? Astaga!" Dayang Im kembali terkejut ketika melihat wajah Lisa sudah kembali menyerupai Permaisuri Aerin. "Wajah Anda sudah kembali."
Mendengar itu, Lisa jadi lupa kekhawatirannya. Gadis itu berbalik ke dalam kamar menuju cermin besar yang terpajang di sudut ruangan.
Dan benar saja, wajahnya sudah kembali menjadi Permaisuri Aerin. Namun, ia masih was-was, apakah Kaisar Lee sempat melihat wajah aslinya atau tidak. Apalagi, mereka tidur satu ranjang. Tidak, mereka tidak melakukan apa pun, selain membicarakan masalah putra mahkota yang kemudian menggantung karena Kaisar Lee memilih untuk terlelap dan bilang akan melanjutkannya kapan-kapan.
"Dayang Im, kapan Kaisar kembali ke kediamannya?"
"Baru saja, Yang Mulia."
Terdiam sejenak. Lisa masih tampak gusar.
"Aku takut. Apakah dia tadi melihat wajah asliku? Dayang Im." Lisa menatap wanita paruh baya itu ragu. "Apakah Kaisar mengeluarkan gelagat aneh?"
Dayang Im tersenyum tipis. "Tidak Yang Mulia, Kaisar tampak seperti biasa. Saya pikir, sepertinya beliau tidak melihat wajah asli Anda."
"Benarkah?" tanya Lisa lirih. Pandangannya tampak kosong, sekosong pikirannya yang melayang terbang entah ke mana.
"Yang Mulia, Anda tidak perlu khawatir. Saya yakin, Kaisar Lee tidak menyadarinya. Karena tadi Kaisar Lee sempat berpesan agar memanggilkan tabib untuk mengobati sakit kerongkongan Anda."
Sakit kerongkongan? Hish ... Lisa tidak tahu apa itu sakit kerongkongan.
***
Lisa butuh kepastian. Maka dari itu, ia akan berkunjung ke kediaman Kaisar. Meski Dayang Im sudah menasihati untuk tidak perlu melakukan itu, tetapi Lisa masih kukuh dengan niatannya. Ia harus memastikannya sendiri.
Di tengah perjalanan, langkahnya terpaksa terhenti oleh kedatangan sebuah bola unik yang terbuat dari jerami tepat di bawah kakinya. Spontan saja, ia berhenti untuk mencari asal bola tersebut. Begitu menyadari ada sosok anak laki-laki yang berlari ke arahnya, ia langsung paham kalau bola ini mungkin berasal darinya. Lisa pun menunduk sekilas untuk mengambil bola jerami itu.
"Kembalikan bolaku!" perintah anak kecil itu setengah berteriak.
Mendengar teriakan anak berusia empat tahun itu, lantas membuat kedua matanya membulat. Bukankah itu sangat tidak sopan? Anak itu membentak orang tua! Oh, Lisa tidak setua itu juga, sih .... Setidaknya usia Lisa menginjak sembilan belas tahun beberapa bulan lagi. Eh? Memangnya ini bulan apa dan tahun kapan? Bagaimana cara menghitung umur?
"Ini bolamu, ya? Hish ... aku juga tidak mau memegangnya lama-lama."
Tangan Lisa pun menjulurkan bola itu pada anak kecil itu.
"Pangeran Lee Sung! Apa yang Anda lakukan?"
Saat anak itu hendak mengambil bola yang diulurkan Lisa, seketika tindakan keduanya terinterupsi oleh sebuah teriakan yang berasal dari sosok wanita jelita dengan baju glamour-nya yang tengah menatap tajam ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Of Fantasia (Revisi)
FantasyThe Queen of Fantasia (Revisi) #1 fiksisejarah 17-07-2020 FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Menjadi idol populer, ternyata tak lekas membuat Lisa menjadi bahagia. Sebaliknya, berbagai rintangan yang telah ia lewati justru menjadi boomerang untuk kehidupan...