***
Kaisar Lee telah pergi. Kini Lisa terdiam sendiri di dalam keheningan kamar.Terlalu banyak hal yang ia pikirkan sehingga sulit untuk menjabarkannya satu persatu. Semua yang terjadi dalam hidupnya kian tak masuk akal.
Selain karena kemunculannya yang tiba-tiba di dunia antah berantah beserta semua rentetan kejadian yang hampir merenggut nyawanya, masih ada banyak lagi hal yang membuat Lisa hampir kehilangan akal sehat tiap memikirkannya.
Mengembuskan napas lelah, lama-lama lelah juga. Lisa memilih membaringkan tubuhnya. Baru saja kepalanya menyentuh bantal, rasanya seperti ada sesuatu yang mengganjal. Ia pun kembali terduduk, lantas menyibak bantal yang ia gunakan tadi. Seketika ia terhenyak begitu mendapati sebuah buku bersampul kayu berada di sana.
Dipungutnya buku itu ragu, Lisa terdiam, menatapnya cukup lama. Ingatannya kembali berputar pada malam di mana ia bertemu pria aneh berbaju hitam misterius. Entah sudah berapa malam, yang jelas Lisa hampir melupakan keberadaan buku ini.
Satu hal yang Lisa sadari adalah orang itu bukan orang normal seperti kebanyakan. Ia jadi teringat dengan ucapan Dayang Im, jika hanya orang dengan kemampuan tinggilah yang bisa memanggil orang dari dimensi lain. Karena meski di sini juga terdapat kekuatan magis, bukan berarti semua orang bebas mengeluarkan kekuatannya sembarangan.
Seperti halnya Kaisar Lee yang kata Dayang Im memiliki batu pelindung dengan kekuatan magis, nyatanya Lisa belum pernah melihat pria sombong itu menggunakan sihir, selain wajah tampannya yang memanipulasi.
Lisa jadi curiga. "Apakah orang misterius itu yang telah membawaku kemari? Namun, untuk apa?"
Atensinya langsung jatuh pada buku di pangkuannya. Mungkin, inilah kunci jawaban yang ia cari selama ini. Tanpa berpikir pajang, tangan mungilnya langsung bergerak membuka sampul buku tanpa judul tersebut. Di halaman pertama, ia disajikan sebuah kalimat bertuliskan, Pemanggil Jiwa.
Kening Lisa lantas mengerut. "Pemanggil jiwa?" Mengulangi bacaannya dengan ragu.
Baiklah, sepertinya ini memang jawaban yang ia cari selama ini. Dengan penuh keyakinan, Lisa membawa buku itu ke meja kecilnya agar bisa lebih leluasa membacanya. Setelah mendapat posisi paling nyaman, Lisa kembali membuka buku tersebut dan mulai membacanya dengan seksama.
Pertukaran Jiwa
Tentang hati yang terlanjur patah, membawa duka abadi.
Bukan siapa, melainkan kapan. Waktu adalah pedang, bebas menebas siapa pun yang ia kehendaki. Tak peduli seberapa tinggi dan berkuasa. Tak peduli sehina dan seburuk apa ia.
Waktu yang pernah menghidupkan, pun mematikan.
Lisa menghentikan bacaannya. Sejujurnya, dia tidak paham, tetapi daripada tidak melakukan apa-apa, ia pun melanjutkan kegiatannya itu. Meski konsekuensi bingung harus ia dapat nanti
Sebuah keserakahan yang berujung siksa.
Kesombongan berujung sesal.
Manusia tiada pernah puas, sekalipun kuasa dunia berada dalam genggamannya. Keputusan telah diambil. Namun,lagi-lagi ketidakpuasan membuat keserakahan mereka melebar, meraup segala sesuatu yang ia inginkan, sekalipun dengan cara paling licik dan terlarang.
Tak cukup dalam dunia. Bahkan, alam kematian pun masih bisa dimanipulasi untu kepentingan pribadi mereka.
Bagi jiwa yang telah mati, ada tempat di mana mereka menetap untuk sementara waktu sampai langit terbuka untuk perjalanan mereka selanjutnya.di sanalah, sebagian dari mereka masih berharap dan diharapkan pulang. Sebelum pintu langit terbuka, masih ada kesempatan untuk memanggil jiwa yang terlanjur pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Of Fantasia (Revisi)
FantasyThe Queen of Fantasia (Revisi) #1 fiksisejarah 17-07-2020 FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Menjadi idol populer, ternyata tak lekas membuat Lisa menjadi bahagia. Sebaliknya, berbagai rintangan yang telah ia lewati justru menjadi boomerang untuk kehidupan...