Biang Kerok Kecil

7.4K 527 34
                                    

Melihat kekhawatiran kalian ... bikin aku sedih😭. Ya udah deh, aku kasih 1 bocoran di bawah ya....🤧

***

"Jadi, apakah aku masih hidup?"

Sekarang, yang jadi pertanyaan adalah siapa sang pemanggil itu? Yang jelas, sang pemanggil adalah pemilik giok pelindung. Di dunia Fantasia, pemilik giok pelindung hanya ada satu orang. Fakta itu langsung membuat kepala Lisa seolah dihantam gada besi. Lisa menutup mulutnya dengan telapak tangannya, syok.

"Kaisar Lee ...?"

Sungguh, Lisa tidak pernah menduga fakta ini. Kepalanya mendadak migraine. Ia tidak tahu apakah ini hanya dugaannya yang terlalu cepat, atau masih ada fakta yang tersembunyi di dalam buku itu. Namun, semua yang ia baca dan pahami membuat Lisa kehilangan semangat hidupnya.

Pletak!

"Awh!" pekik Lisa spontan ketika tiba-tiba sebuah kerikil mengenai kepalanya.

Matanya langsung menatap awas, tepatnya ke arah asal sebutir kerikil itu datang. Ia melihat jendela kamarnya yang terbuka. Tidak salah lagi, benda itu pasti berasal dari sana. Lisa bangkit dari tempatnya, segera berjalan menuju jendela kamar.

"Yang Mulia, hamba mohon jangan melakukan itu lagi. Anda bisa mendapat hukuman karena bersikap tidak sopan pada Permaisuri Aerin."

Pemandangan yang pertama kali Lisa tangkap begitu melihat ke luar jendela adalah seorang anak kecil yang tengah mengangkat kepalan jari mungilnya yang menggenggam sebutir batu, bersiap akan melemparkannya, tetapi terinterupsi oleh ucapan dayang penjaganya. Anak itu menoleh pada wanita muda di sampingnya, menatapnya kesal karena merasa diganggu. Anak itu marah-marah, belum menyadari kalau Lisa sudah berdiri di ambang jendela.

"Dayang Gun, jangan menggangguku! Permaisuri harus keluar agar aku bisa pamer latihan pedangku! Kata ayah kaisar, permaisuri itu sangat payah. Jadi, aku harus mengejeknya."

Begitu kepala si kecil kembali menatap ke jendela, betapa terkejutnya ia saat mendapati Permaisuri Aerin tengah berdiri di sana, tangan wanita itu terlipat di depan dada, menatap Pangeran Lee Sung dengan tatapan datar.

"Hei, anak kecil! Apa yang baru saja kau katakan?"

"Wah, akhirnya Anda punya nyali untuk keluar juga."

Mulut Lisa dibuat menganga atas kalimat yang dilontarkan Pangeran Lee Sung barusan. "Hish ... anak ini, benar-benar keterlaluan!"

Dengan entengnya, si kecil hanya mengendikkan bahunya cuek. Pangeran Lee Sung berjalan mendekat lalu mengulurkan tangannya pada Lisa.

"Sekarang apa? Kau mau minta maaf? Maaf, permintaan ditolak." Lisa berucap ketus.

Namun, si pangeran kecil hanya berdecak. "Seorang pangeran tidak pernah minta maaf, karena pangeran selalu benar. Ayo, tolong aku! Aku ingin masuk ke kamarmu yang bau!"

Mengembuskan napas jengah, akhirnya Lisa menuruti keinginan anak itu. Ia pun mengangkat tubuh itu untuk masuk ke dalam kamarnya lewat jendela. Lisa mendudukkannya sejenak di atas jendela. Menatap anak itu serius.

"Jangan membuat keributan, ya? Kepalaku sedang pusing."

Untuk pertama kalinya, anak dekil itu mengangguk patuh tanpa perlawanan. Sejenak kepala mungilnya mengarah ke luar jendela.

"Hei, Dayang Gun! Kau bisa pulang lebih dulu!"

"Tapi, Yang Mulia―"

"Sudah, pulanglah dulu! Aku ingin membantu Permaisuri Aerin membersihkan lamar baunya!"

Lisa yang mendengar dari dalam langsung dibuat membulatkan mata.

Anak sialan!

"Sudah!" Pangeran Lee Sung menatap Lisa yang tengah berdiri menatapnya kesal. Melihat wajah kusut wanita di hadapannya, si kecil lantas dibuat heran. "Apa? Mengapa Anda menatapku seperti itu?"

"Hei, anak kecil! Seharusnya kita pergi ke kamarmu yang bau pesing itu untuk membersihkannya! Kamarku sudah dibersihkan Dayang Im, tahu!"

Pangeran Lee Sung mengendikkan bahunya cuek. Anak kecil itu langsung berjalan mengelilingi ruangan Lisa.

Mengabaikan si pangeran kecil, Lisa segera berjalan menuju meja kecilnya, meraih buku sampul kayu, lalu segera menyembunyikannya di kamar. Setelah kembali menyimpannya di bawah ranjang, Lisa kembali berjalan keluar.

Namun, ketika sampai di luar kamarnya, Pangeran Lee Sung sudah tidak ada di sana. Menatap sekeliling dengan bingung, Lisa berusaha memanggil pangeran nakal itu.

"Pangeran Lee Sung? Kau di mana?"

"Hei, anak kecil! Kau sudah pulang, ya?"

"Kenapa tidak pamit?"

"Atau, jangan-jangan ... kau sedang bersembunyi?"

Lisa melangkah dengan hati-hati.

"Tidak! Aku tidak bersembunyi."

Tersentak kaget, Lisa segera membalikkan badan. Memang benar, Pangeran Lee Sung ada di belakangnya. Namun, sebuah benda tajam yang ditodongkan anak itu membuat tenggorokan Lisa makin tercekat.

"Pa–pangeran Lee Sung ... apa yang kau lakukan?"

Sepasang mata mungil milik pangeran kecil itu menyipit tajam. Meski hanya seorang anak kecil, tetapi tatapan itu terasa sangat mengintimidasi. Lain daripada Lee Sung tengil yang selalu Lisa temui.

"Pangeran ... kau tidak sedang terkena sihir, 'kan?"

Kepala anak itu menggeleng tegas. Makin menodongkan pedang mungil dengan mata pedang tajam yang langsung berkilat ketika terkena bias cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar yang terbuka. Meski cuma sekadar pedang kecil, tetapi Lisa cukup paham jika ketajamannya sama dengan milik para prajurit.

"Mengakulah sekarang, kau bukan Permaisuri Aerin, 'kan?"

***

Ada yang khawatir gak bisa baca The Queen Of Fantasia sampai ending?

Aku ada solusi nih!

Jadi, aku udah garap sekuel TQOF. But, nggak dipublish di wattpad, ya....

Terus dipublish di mana kak?

Aku publish di aplikasi NovelMe.

Kuy, yang mau baca! Author mungkin bakal jarang nungul di WP. Soalnya mau fokus di lapak sebelah. Xixixi....

Enaknya apa kak? Nanti mana paham?

Ssst ... tenang-tenang, saudara!

Kalau di NovelMe, akan update setiap hari. Okok!

Nah, judul sequelnya "CONQUEROR: Time Travel".

Monggo dicari ...😙

Nb: GRATIS!

Salam sayang, Luluk Layalie❤

Salam sayang, Luluk Layalie❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Queen Of Fantasia (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang