😋
.
.
.
.
÷÷÷÷÷
Enjoy
÷÷÷÷÷"Yang Mulia Kaisar, ada berita buruk!" pekik Jenderal Wu yang datang dengan tergesa di istana Kaisar.
Kaisar Lee yang tengah berkutat dengan setumpuk laporan masih tampak tenang dengan kegiatannya. Seolah tak terusik dengan kabar buruk yang akan dibawa Jenderalnya. Baru setelah beberapa saat membuat bawahannya itu menunggu, Kaisar Lee mengangkat kepalanya.
"Hm?"
"Kembali terjadi pemberontakan di daerah pasar rakyat. Tiga prajurit istana meninggal. Dan kabarnya ... Permaisuri Aerin lah yang menyuruh mereka berada di sana."
Mendengar laporan itu, kedua alis Kaisar Lee mencuram. "Permaisuri?"
"Ya, Yang Mulia. Yang Mulia Permaisuri pergi dari istana dengan satu dayang, dua pelayan dan tiga prajurit."
"Apa yang dilakukan Permaisuri di luar istana?" Kaisar Lee memangku dagunya di atas telapak tangan.
"Saya belum dapat berita pastinya, tapi saya punya keyakinan pemberontak itu tengah mengincar keselamatan Permaisuri Aerin, Yang Mulia." Jenderal Wu menatap Kaisar Lee. "Yang Mulia, jadi ... langkah apa yang sebaiknya hamba ambil?"
Kaisar Lee terdiam cukup lama. Namun tak lekas menjawab. Malah, pria itu kembali berkutat dengan tumpukan laporannya lagi. Seolah tidak pernah mendengar berita buruk yang dibawa Jenderal kepercayaannya.
Merasa tak ada respon, Jenderal Wu kembali bersuara.
"Yang Mulia, hamba butuh jawaban Anda."
"Biarkan saja. Dia berani membuat masalah, jadi dia harus berani bertanggung jawab sendiri. Aku tidak ada urusan apapun dengan Permaisuri."
Mendengar jawaban itu, Jenderal Wu tidak terlalu terkejut. Sudah menjadi rahasia publik jika Kaisar Lee memang masa bodoh dengan apa yang dilakukan Permaisuri Aerin. Tak peduli dalam masa bahagia atau pun dalam keadaan terdesak, kehadiran Permaisuri Aerin di kerajaan ini seolah bukan hal penting yang harus dibesar-besarkan.
"Namun ... bagaimana jika alangkah baiknya kalau hamba mengirim pasukan untuk mencari Permaisuri? Saya ... merasa khawatir pada keselamatan Permaisuri."
Kaisar Lee langsung menatap tajam Jenderal Wu.
"Kenapa kau jadi sibuk? Urus saja urusanmu."
Jenderal Wu makin menunduk. "Tapi Yang Mulia, keselamatan Permaisuri harus diutamakan. Bagaimana kalau saya dan pasukan rahasia saja yang mencari ..."
"Kau mau Permaisuriku celaka?"
Jenderal Wu terhenyak dengan ucapan dingin Kaisar Lee. Ia tak paham, yang ia pikirkan sekarang justru keselamatan Permaisuri. Bukan yang lain. Bukankah niatnya baik?
"Ampun, Yang Mulia ... hamba hanya mengkhawatirkan ..."
"Jangan lakukan apa-apa dan tetap diamlah di Kerajaan."
Setelah mengucap demikian, Kaisar Lee kembali fokus pada kertas di atas mejanya. Jenderal Wu pun tak berani melakukan apa-apa tanpa persetujuan Kaisar, walaupun jauh di lubuk hatinya, ia sangat mengkhawatirkan keselamatan Permaisuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Of Fantasia (Revisi)
خيال (فانتازيا)The Queen of Fantasia (Revisi) #1 fiksisejarah 17-07-2020 FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! Menjadi idol populer, ternyata tak lekas membuat Lisa menjadi bahagia. Sebaliknya, berbagai rintangan yang telah ia lewati justru menjadi boomerang untuk kehidupan...