Rencana Busuk

8.2K 709 25
                                    

***


Entah sudah hari ke berapa Lisa mengurung diri dari dunia luar. Bahkan, ia tak menyentuh sedikit pun makanan yang rutin diantarkan Dayang Im. Tanpa sadar, hal itu malah membuat daya tahan tubuhnya melemah, hingga Dayang Im menyadari kalau gadis yang meringkuk di dalam selimut dan terus menangis itu demam.

"Yang Mulia, tubuh Anda demam. Izinkanlah, saya memanggil tabib," tawar Dayang Im amat teriris dengan keadaan Lisa yang jauh dari kata 'baik-baik saja'.

"Dayang Im, bagaimana keadaan Pangeran Lee Sung?"

Lisa bangkit dari tempat tidurnya, mendudukkan diri di tepi ranjang. Entah mengapa, kepalanya amat pusing. Meski awalnya menolak mati-matian, akhirnya ia menuruti ucapan Dayang Im. Diraihnya secawan obat yang telah wanita itu bawakan.

Langkah pertama, Lisa mengendus cairan bening kecokelatan yang baunya kaya akan rempah-rempah. Setidaknya, ia salah besar jika membayangkan baunya busuk seperti film-film kerajaan yang pernah ia tonton. Dengan sekali teguk, ia menghabiskan sampai tetes terakhir.

"Tidak buruk," komentarnya santai meski ada sedikit rasa pahit yang mengiringi rasa hambar pada lidahnya.

Setelah minum obat, Lisa kembali sendiri di kamarnya. Lisa bangkit dari tempat tidur, berjalan sempoyongan ke arah jendela kamar yang masih terbuka. Diamatinya pemandangan malam yang diterangi cahaya bulan yang hampir sepenuhnya membulat sempurna. Entah berapa lama, ia bertahan dalam posisi tersebut, menikmati angin malam yang berembus lembut membelai pori-pori wajahnya.

Gradak!

Suara berisik itu membuat atensi Lisa langsung beralih, mencari kiranya asal suara benda jatuh tersebut. Menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan yang tampak masih normal. Rasa was-was langsung menyergapnya, ia meraih lilin di dekatnya untuk menyusuri lebih teliti.

Hingga sampailah langkah kakinya menuntunnya menuju satu pintu lemari besar. Kedua mata Lisa menatap awas. Ia ingat lemari ini, adalah pintu masuk ke dalam lorong gelap yang menghubungkan kamarnya dan ruangan besar perpustakaan Kaisar. Selama sekian lama, Lisa bahkan melupakan keberadaan tempat ini.

Meyakinkan diri, Lisa meraih sebuah pisau buah untuk berjaga-jaga. Tangannya mulai membuka kenop lemari, hingga tampaklah kegelapan lorong yang pekat. Meneguk ludah, Lisa tidak habis pikir mengapa ia harus bersusah payah melakukan hal yang ia sendiri tidak tahu tujuannya. Lisa hanya berfirasat kalau ia harus memeriksanya.

Sura langkahnya menggema di sepanjang lorong. Saking sepinya tempat ini, bahkan Lisa bisa mendengar deru lembut napasnya.

"Apakah itu Anda, Yang Mulia?"

Deg!

Suara berat nan rendah itu membuat Lisa bersiaga. Matanya menajam, menatap waspada ke sekeliling. Otaknya berteriak agar ia lekas pergi dari sini, tetapi nuraninya menolak. Tubuhnya malah masih terpaku di sana.

"S―siapa di sana?" Lisa mengacungkan pisaunya ke depan untuk berjaga-jaga.

Hingga tiba-tiba ... hap!

Tubuh Lisa menegang seketika ketika seseorang dengan kaos tangan dan baju hitam memegang lengannya dari depan. Saking terkejutnya, lilin di tangannya sampai terjatuh ke tanah. Tubuh Lisa menggigil ketakutan, terlebih ketika silau cahaya lilin yang terjatuh itu menyorot remang-remang pada sosok pria berpakaian serba hitam dengan topeng menutupi wajahnya.

The Queen Of Fantasia (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang