siapa?

1.5K 239 34
                                    

" maaf Pak.  Bapak ngga mau pulang gitu.  Ini udah jam 10 malam lewat loh Pak" Yuki menegur Al yang tengah asik tiduran disofa ruang tamu apartemennya. Teguran berupa pengusiran.

Al dengan malas mendudukan tubuhnya. " udah aku bilang jangan panggil Pak".

" aku lagi males pulang.  Boleh nginep disini kan?" Al kembali merebahkan tububnya disofa.

Yuki membelakan matanya. Apaa tadi kata laki-laki itu,  menginap? Heol?  Enak saja.  Memangnya Yuki perempuan seperti apa.  Apalagi Laki-laki itu sudah memiliki kekasih kan. 

Dengan kesal Yuki menarik-narik tangan Al.  Agar laki-laki itu bangun dari tidurannya.  Lalu Yuki akan mendendang Al keluar dari apartemennya.

"maaf ya Al.  Gue ngga nerima laki-laki manapun buat tidur ditempat gue.  Jadi mending cepet lo pergi dari sini " karena kesal Yuki sampai tidak menggunakan bahasa formalnya.  Toh kata laki-laki itu Yuki tidak perlu bersikap formal kan. 

Tarikan tangan Yuki justru ditarik balik Al.  Membuat Yuki jatuh menimpa Al.  " aku pastiin, nanti kamu bakal terima aku setiap hari buat tidur ditempat kamu.  Bahkan diranjang kamu" ucap Al dengan seringain.

Yuki mendorong kedua bahu Al. "tolong jangan bermimpi" sahut Yuki dengan galak. 

Suara deringan telefon menyadarkan keduanya.

" aku masih dikantor"

"lembur.  Ya sebentar lagi pulang"

"oke.  Bye sayang" sahut Al mengakhiri panggilannya.

Al kembali menatap Yuki, perempuan itu hanya berdiri tanpa menatap Al.  Ketika Al ingin mengatakan sesuatu Yuki lebih dahulu pergi meninggalkan Al masuk ke kamarnya.  Tapi sebelum itu Yuki mengatakan sesuatu. " silahkan pergi.  Pintu jangan lupa ditutup".

Al menatap punggung Yuki dengan tersenyum pedih. Kemudian Al pergi dari apartemen Yuki.

....

Pintu lift berdenting.  Yuki langsung masuk kedalamnya.  Di dalam lift hanya ada Yuki dan satu orang Laki-laki, sepertinya salah satu karyawan dikantornya juga. 

Laki-laki itu sesekali melirik Yuki.  Mungkin ingin menyapa tapi malu. 

" dari divisi mana?" tanya si laki-laki membuka pembicaraan.

Yuki yang merasa ditanya langsung menjawab. " Halo saya Yuki,  dari divisi keuangan" jawab Yuki memperkenalkan dirinya.

Laki-laki itu mengulurkan lengannya.  " Mario..  Saya Mario dari divisi pemasaran.  Salam kenal Yuki".

Yuki menyambut uluran tangan Mario sambil mengulas senyum "salam kenal kembali".

Mereka turun dilantai yang sama.  Hanya berbeda ruangan.  Yuki pamit terlebih dahulu, kemudian memasuki ruangannya. 

" selamat pagiii" sapa Yuki dengan ceria.

Tim divisi keuangan menyapanya dengan balik.

" wihh ada yang lagi ceria banget. Ada apa ini?" tanya Rani dengan curiga. Yang lain juga jadi ingin tahu sebab Yuki senyum-senyum terus.

Yuki langsung memberengut sebal.  "ya kan aku setiap pagi emang kaya gini. Happy terus aku mah".

Melihat Yuki seperti itu.  Mereka tertawa. Hiburan diruang divisi bagi para senior tuh kadang, ya melihat Yuki atau Rani yang suka banget bercanda. Nanti tiba-tiba mereka diam-diaman.  Besoknya pasti udah baikan lagi.  Ngomingin cowo-cowo ganteng yang ada dikantor. 

" udah-udah.  Kerja... Kerja... " sahut Mba Andini menengahi.

Udah deh kalau udah Mba Andini mereka semua pasti langsung diam.  Langsung balik ke meja masing-masing. 

" Yuki tolong bikin Rencana anggaran untuk bulan ini.  Nanti kirim ke email Mas Fauzi ya" beberapa lembar kertas berisi catatan Mas Fauzi taruh didepan Yuki.

" siapp Mas.  Ada yang mau ditambahin Mas didaftar rencanya?" untuk Yuki pekerjaan ini sudah sering ia kerjakan. Jadi mudahlah untuk dikerjakan. 

" nanti Mas Fauzi kasih tau kamu lagi,  kalau ada tambahan" Mas Fauzi menepuk bahu Yuki lalu mengucapkan terimaksih. 

3 jam waktu yang dibutuhkan Yuki untuk bisa menyelesaikan tugas dari Mas Fauzi.  Tubuhnya ia sandarkan pada sandarn kursi. 

" Yuki.  Tugas yang Mba kasih kemarin sudah dikerjakan?" Mba Andini sudah ada disamping kursinya. Yuki terkejut.  Hampir aja ia jatuh dari kursi.

" aku udah kirim lewat email kok Mba.  Coba Mba periksa nanti kalau ada yang salah aku perbaiki lagi".

" okeh.  Nanti Mba cek email" kemudian pergi begitu saja dari tempat Yuki.

....

Yuki mengeluh dengan kesal karena hari ini ia harus lembur,  besok weekend dan Yuki tidak ingin membawa pekerjaannya ke rumah.  Ini karena Mba Andini yang mengatakan bahwa ada beberapa kesalahan pada Tugasnya yang kemarin.  Jadilah Yuki harus merevisinya hari ini juga. 

Mba Andini memang sudah mengatakan tugas itu bisa dikirimkan di hari ini. Tapi karena sabtu pagi esok Yuki ingin pulang ke Jakarta, jadilah ia harus menyelesaikan tugasnya segera mungkin. 

Teman seruangannya sudah pulang semua. Untungnya dari divisi lain ada yang lembur juga seperti Yuki.  Ah,  Yuki sepertinya butuh sesuatu yang menyegarkan.  Kafetaria kantor biasanya jam segini sudah tutup. Yuki harus keluar ruangan untuk membuat minuman ke pantry. 

Ia bisa saja menyuruh officeboy atau officegirl dikantor.  Tapi rasanya tidak enak.  Jadilah ia sendiri yang akan membuatnya.

" loh Yuki,  belum pulang" Mario menegur Yuki ketika mereka bertemu didepan pantry.

"oh,  hai Mario. Aku lagi lembur.  Kamu lembur juga?".

Mario menganggukan kepalanya. Ditangan laki-laki itu membawa secangkir minuman.  Mungkin kopi.  "kamu mau buat minum? Mau aku buatin?".

" aku buat sendiri aja".

" mau aku temenin".

Yuki tertawa kecil.  Lalu menganggukan kepalanya.  Yaa ngga salah kan.  Mungkin Yuki perlu berteman dengan yang lain.  Laki-laki yang baru dikenalnya ini juga terlihat baik.

Mereka membicarakan beberapa hal.  Sesekali Mario membuat lelucon membuat Yuki beberapa kali tertawa . Sampai lupa kalau mereka masih harus mengerjakan tugas. Sampai mereka menghabiskan minuman masing-masing. Kemudian Yuki lebih dulu pamit untuk kembali keruangannya dan melanjutkan tugas-tugasnya. 

Pukul 10 malam Yuki baru sampai apartemen. Tubuhnya langsung ia jatuhkan pada sofa.  Rasanya ia ingin langsung tidur.  Tapi seluruh tubuhnya terasa lengket.  Dengan malas ia kembali bangun, mengambil langkah untuk ke kamarnya.

Tapi Yuki mendengar suara bel pintu apartemen. Ia tidak ingin membuang waktu istirahatnya menjadi semakin lama.  Jadilah ia segera membukanya.  Kemudian ia merasa menyesal telah membuka pintu tanpa melihat siapa orangnya. Semakin menyesal karena ternyata laki-laki ini yang ada didepannnya.  Alfariel.  Bos dikantornya.

Al langsung masuk kedalam. Lalu tiba-tiba menarik tubuh Yuki menyandarkannya pada pintu yang sudah tertutup. Merengkuh tengkuk Yuki dengan kedua tangannya ,  mencium bibir perempuan itu dengan menggebu-gebu.  perempuan itu masih terkejut. Perlahan ciuman Al berubah menjadi lembut.  Yuki membalasnya dengan hati-hati. Tangannya dilingkarkan disekitaran leher Al. 

Sementara Al membawa tubuh Yuki dengan perlahan.  Menjatuhkan tubuh keduanya diatas sofa masih dengan berciuman.  Bahkan Al kembali mencium Yuki, dengan panas dan menggebu-gebu.  Seperti tidak ingin melepaskan Yuki.

Andaikan Yuki tahu. Dibalik ciuman itu ada hal yang Al sampaikan tentang perasaannya.  Perasaan cemburu. 













*udahelah.  Jangan lupa vote dan komentar sebanyak mungkin  😂.

#lagirajin

Mantan Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang