bukan pertama

1.6K 223 34
                                        

" jadi gimana hubungan lo sama dia?" kinan bertanya sambil memakan tiramissu didepannya. 

Weekend kali ini mereka kembali bertemu disalah satu cafe diBandung. Hampir setiap weekend Yuki akan bertemu dengan Kinan.  Sejak pertemuan mereka saat itu.  Mereka jadi sering bertemu.  Terkadang Yuki yang datang berkunjung ke rumah Kinan, atau Kinan ke apartemen Yuki. Atau ya seperti sekarang.  Mereka melimpir jalan-jalan menyusuri kota Bandung. Kemudian berhenti disalah satu tempat makan.

" masih biasa ajalah" jawab Yuki dengan ragu.

Kinan menghela nafasnya. " gue udah berapa kali sih bilang sama lo. Kalau dia ngga akan secepat itu datang ke lo".

" tapi dia udah ngeyakinin gue Kin.  Kalau dia bakalan balik secepatnya ke gue".

Kinan mencebikan bibir. " harusnya gue ngga kasih saran lo waktu itu ya Yuk. Kalau jadinya kaya gini".

Yuki tersenyum. "kalaupun lo ngga kasih saran,  gue bakal tetap terima dia ko Kin".

" gimana kabar si Mario-mario itu?" tanya Kinan mengubah topik pembicaraan mereka. 

" dia masih deketin lo kalau dikantor?".

Yuki mengangguk. " masihlah. Rio juga pernah bilang kalau dia suka sama gue. Tapi gue udah bilang kalau gue ngga bisa".

Ah Yuki jadi mengingat ketika Rio mengajaknya makan malam ketika mereka pulang bersama.  Yuki tidak memikirkan apapun saat itu. Ya mereka kan sering pulang bersama, laki-laki itu juga sering mengajak Yuki makan malam bersama. 

Tapi malam itu berbeda. Mario mengajak Yuki makan di Restoran yang ternyata laki-laki itu sudah pesan terlebih dahulu.  Dan itu privasi.  Ternyata setelah mereka menghabiskan makanan dan menikati makanan penutup. 

Mario mengatakan maksud sebenarnya. Laki-laki itu tertarik pada Yuki lebih dari seorang teman kantor biasa.  Mario mengatakan sudah menyukai Yuki sejak mereka bertemu. 

Yuki tidak ingin memberi harapan pada Mario.  Jadi dimalam itu juga Yuki menolak Mario. Tentunya dengan seribu alasan Yuki menolaknya. 

Mario mengatakan akan menunggu Yuki dan tidak masalah dengan penolakan Yuki malam itu.  Yuki hanya tersenyum ketika mendengar itu. 

Terserahlah. Itu bukan menjadi urusan Yuki.  Bukankah sudah jelas Yuki menolak. Dan mereka lebih baik menjadi teman seperti biasanya. 

....

" jadi gimana Al hubungan kamu saat ini dengan Mila?".

Hari ini Al memutuskan untuk pulang ke Jakarta untuk menemui kedua orangtuanya. Jika di ingat sepertinya Al sudah dua bulan tidak pulang menemui keluarganya. 

Orangtua Al jelas tahu Al sedang menjalin kasih dengan Mila.  Karena Mila anak dari teman Ayahnya. Disaat itulah Al dikenalkan pada Mila. Diam-diam Ayah Al meminta Al untuk menjalin hubungan dengan Mila. 

Awalnya Al menolak.  Tapi karena ayahnya terus memintanya. Al tidak bisa menolak.  Al hanya ingin dekat pada Mila,  ya hanya dekat sekadar teman.  Tapi lagi-lagi rupanya Mila mengatakan pada Ayahnya, dan Ayah Mila mengatakan pada Ayah Al.  Bahwa Mila menyukai Al.  Jadilah mereka seperti ini sekarang.

Bahkan Mila sampai pindah ke Bandung.  Agar bisa dekat dengan Al.  Apartemen mereka bahkan hanya berbeda lantai saja. 

" kami masih baik-baik aja kok Mah" Al mejawab setelah menelan makanannya.

Mama Meta menganggukan kepalanya.  " apa kamu dan Mila akan segera menikah?".

Al menatap mamanya sebentar. "Al belum ingin menikah Mah,  lagi pula Al dan Mila belum ada satu tahun".

Sang Ayah yang sejak tadi mendengarkan sambil memakan makannya.  Sempat mengalihkan perhatiannya pada Al. 

" kamu belum menyukai Mila?" tanya sang Ayah.

Al menaruh sendoknya diatas piring.  " Mila perempuan yang baik.  Dan Al menyukainya.  Tapi, Al tidak bisa mencintainya".

"kenapa?".

" karena Al mencintai perempuan lain".

....

Di jam 12 malam Yuki membuka pintu apartemennya. Laki-laki yang sedang ditunggu akhirnya datang.
Dengan mata mengantuk Yuki langsung memeluk laki-laki itu. 

" aku nungguin kamu" ucapnya dengan nada manja dalam pelukan laki-lakinya.

"iya Maaf ya sayang" laki-laki itu memberikan usapan pada punggung yuki.

"yaudah masuk yu. Kamu ngantuk kan?".

Yuki menganggukan kepalanya.  Mereka masuk kedalam apartemen Yuki masih dengan berpelukan. 

Mereka berbaring saling berhadapan. Sebelah tangan Yuki melingkari pinggang kekasihnya. Sebelah tangan yang lain Yuki larikan dirambut kekasihnya.  Rambut itu Yuki rapihkan, kemudian diberantakin kembali.

Membuat laki-laki didepannya merasa gemas.  Belum lagi raut wajah Yuki yang terlihat mengantuk tapi tetap dipertahankan agar segar kembali.

" tidur sayang.  Aku tahu kamu udah ngantuk" laki-laki itu membelai pipi Yuki dengan ibu jarinya. 

" aku belum ngantuk.  Aku masih mau  liatin kamu seterusnya" sahut Yuki dengan pelan. 

Laki-laki itu tersenyum. Kemudian mengecup bibir Yuki. " aku ngga akan pergi lagi kok.  Jadi tidur ya".

Yuki langsung masuk kedalam pelukan kekasihnya.  Meletakan kepalanya didada bidang kekasihnya.  Merasakan detak jantung kekasihnya. 

" aku suka suara detang jantung kamu".

"dan aku harap detak jantung kamu cuma buat aku bukan yang lain" Yuki mendongakan kepalanya, menatap kekasihnya yang juga tengah menatapnya.

" aku janji detakan jantung ini cuma buat kamu bukan yang lain" sahut laki-laki itu dengan senyuman.

Yuki tersenyum miris mendengar ucapan laki-laki itu. Lalu semakin memasukan tubuhnya dalam pelukan  kekasihnya. 

" tapi aku bukan yang pertama untuk kamu Al".

Dan Al yang mendengar itu semakin menguatkan pelukannya. 






















*gengsss.  Selamat malam minggu hahah.

Gimana sama cerita hari ini.  Hahha.
Tolong katakan sesuatu.

Mantan Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang