" nama saya Yuki, Pak "Al tidak pernah lupa dengan nama itu. Bahkan dengan suara Yuki. Perempuan itu berubah terlalu banyak. Tapi tidak pernah bisa mengubah perasaan Al.
Berapa tahun Al mengagumi Yuki. Ia tidak pernah menghitung. Bahkan ketika mereka bertemu kembali di Universitas yang sama. Bahkan ketika mereka berpisah. Lalu bertemu kembali.
Al pernah mengatakan pada Rizky, sahabatnya. Ia menyukai seorang perempuan dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Al yang dingin dengan Yuki yang selalu beramah-tamah pada setiap orang.
Membuat Al tidak berani mengatakan perasaan. Untuk Al, bisa bertemu kembali dan dekat dengan Yuki sudah terasa cukup.
" perempuan itu ngga akan selalu ada didekat Lo Al. Dia akan pergi lagi. Dan jadi milik orang lain" itu yang dikatakan Rizky ketika Al bilang bagaimana perasaannya.
" mungkin kali ini gue membiarkan Dia sama yang lain. Tapi jika Tuhan mempertemukan gue sama dia lagi. Gue ngga akan diem aja seperti ini" Al tidak tahu. Tapi ntah darimana keyakinan seperti itu tiba-tiba datang.
Rizky yang berada didepan Al hanya tertawa. " Jadi lo percaya Takdir?" tanya Rizky dengan sarkasme.
" gue bukan percaya. Cuma ini janji gue sama diri gue sendiri".
" gue bakal tunggu itu Al".
Al menganggukan kepalanya. Ia tidak tahu apakah ucapannya ini bisa menjadi kenyataan atau tidak. Setelah mereka lulus Al tidak pernah bertemu dengan Yuki. Al pernah mengunjungi Universitasnya tapi tidak bertemu dengan Yuki.
Apalagi setelah Al pindah ke Bandung. Ia benar-benar tidak bertemu Yuki. Ia tidak memiliki contak Yuki. Tidak bisa menemukan akun sosial media Yuki.
Al mungkin menunggu Yuki. Tapi beberapa kali Al menjalin hubungan dengan perempuan. Anehnya hubungan mereka tidak bisa bertahan lama. Ada saja alasan yang membuat hubungan itu kandas.
....
" Yuki, bisa tolong saya?" Mba Andini menghampiri Yuki dengan membawa Map.
Yuki yang tengah mengetik dikomputer, langsung berhenti lalu mengalihkan atensinya pada Mba Andini. " Ada apa ya Mba?"
" Tolong antar laporan ini ke ruangan Pak Al ya. Jangan dikasihkan pada sekretarisnya, karena Pak Al tadi bilang. Untuk langsung ketangannya saja" ucap Mba Andini memberi tahu.
" Pak Al? Yang CEO itu ya Mba?" tanya Yuki memastikan. Ia tiba-tiba merasa gugup mendengar nama Al. Apalagi ini Ia harus masuk ke ruangan Al.
" Iya atuh. Kumaha si neng geulis " ucap mba andini dengan logat sundanya.
Yuki menyengirkan wajahnya. Lalu menerima Map dari mba Andini.
Yuki mengucapkan terimakasih pada sekretaris Al. Ia sudah bertanya dan meminta izin untuk memasuki ruangan Al untuk mengantar Map yang berisi laporan keuangan.
Awalnya sekretaris yang bernama Lia itu tidak percaya ketika Yuki mengatakan kalau ia sendiri yang harus memberikan Mapnya. Bukan dititipkan pada sang sekretaris.
Lia langsung menelfon Al. Dan Al mengiiyakan pertanyaannya. Barulah Yuki diizinkan masuk.
Yuki membuka pintu. Sebelumnya ia telah mengetuk pintu. Dan ketika mendengar suara Al mengatakan "masuk", Yuki dengan tangan gemetar membuka pintu.
Disana, mata Yuki melihat. Laki-laki dewasa dengan tampilannya yang terlihat mempesona. Dengan kemeja yang dilapisi dengan Jas, juga dasi yang melingkar dilehernya. Rambut yang ditata dengan rapi. Benar-benar terlihat berwibawa.
Belum lagi, ruangan ini sangat wangi. Wangi dari khas seorang pria. Membuat Yuki semakin merasa gemetar. Membuat langkahnya terasa sulit hanya untuk berjalan kedepan Meja yang dibelakangnya ada Kursi yang diduduki laki-laki itu.
Laki-laki yang masih sibuk mengamati laptop didepannya. Tangannya bahkan tidak berhenti bergerak diatas kursor laptopnya.
Sampai Yuki mengatakan permisi. Dan laki-laki itu meminta Yuki untuk menunggu sampai ia selesai dengan tugasnya.
....
" silahkan duduk".
Yuki mendudukan tubuhnya. Saat ini mereka duduk berhadapan di meja kerja Al.
Yuki menyerahkan Map ke hadapan Al. Dan segera diambil Al.
Yuki menyampaikan beberapa pesan yang tadi ia terima dari mba Andini. Tapi Al yang ada di depannya tidak mendengarkan. Laki-laki justru memandangi wajah Yuki.
"Apa kabar Yuki" tanyanya dengan tiba-tiba.
Yuki memberhentikan bicaranya lalu menatap Al. " Apa?" tanya yuki dengan bingung.
" sepertinya kamu baik-baik saja ya" ucap Al dengan tidak nyambung.
" Maaf, Pak. Jika bapak sudah selesai boleh saya keluar" Yuki merasa pembicaraan mereka sudah bukan tentang pekerjaan. Dan Yuki merasa tidak nyaman.
Yuki menundukan kepalanya. Bermaksud izin untuk keluar ruangan. Tapi ketika ia sudah mendekati pintu. Perkataan Al membuatnya terdiam.
" Aku menunggumu Yuki".
Yuki masih diam ditempat. Tanpa tahu Al dibelakangnya menghampiri. Lalu memeluk Yuki dari belakang.
" Aku menunggumu. Sampai tidak pernah tahu kapan penantianku akan kembali"
" terimkasih karena telah kembali" Al menghadapkan tubuh Yuki menjadi berhadapan dengannya.
" I'm really Miss You Yuki, always" ucap Al berbisik didepan wajah Yuki. Kemudian mencium bibir perempuan itu. Yuki yang hanya diam dan tidak tahu harus melakukan apa. Hanya bisa memejamkan matanya ketika Al mulai menekan bibirnya pada bibir Yuki.
....
*Halooo.
Astagfirullah udah brapa abad aku tidak ke lapak ini wkwkw.Heee. Anggap aja hampers dari aku .
Kalau lupa sama cerita ini. Berarti harus baca ulang dari awal wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Junior
Romantizm"Long time no see mantan senior" laki-laki itu berkata dingin dengan seringaiannya yang tidak lepas dari wajah tampannya. "Semoga lo nikmatin masa-masa menyenangkan selama ospek kali ini" laki itu membisikan kata-katanya dengan masih menyeringai.