bersinggungan

1.2K 201 19
                                    

Al menandaskan kopinya. Ini sudah kopi kedua yang Al buat. Sejak pulang kantor ia sudah menunggu Yuki diapartemen perempuan itu.  Dengan sengaja Al tidak mengabari Yuki, bahwa ia ada diapartemen. Ia ingin memberi kejutan.  Tapi sepertinya Al dibuat menunggu oleh Yuki. Sampai jam 10 malam,  perempuan itu belum juga pulang. 

Al sampai mengirim pesan pada akhirnya. Tapi pesan itu hanya centang satu, ketika Al mencoba menelfon. Nomor yuki justru tidak aktif.  Perasaan gelisah dan khawatir menjadi satu.  Yuki tidak biasanya seperti ini.  Perempuan itu akan mengabarinya jika pulang telat,  karena Yuki mampir kerumah Kinan. Al semakin merasa kesal,  karena ia tidak memiliki nomer Kinan. Ia bahkan tidak tahu dimana rumah teman Yuki.

"arghhh sialan" Al mengerang dengan frustrasi. Ia bahkan menendang meja yang ada didepannya.

Al memasuki kamar Yuki.  Menjatuhkan tubuh lelahnya diatas ranjang.  Ia akan menunggu sampai Yuki pulang.  Tapi sampai keesokan paginya Al tidak mendapati Yuki diruangan manapun. Perempuan itu tidak pulang. 

....

"pagi Ma" Yuki menyapa sang Mama yang tengah menyiapkan sarapan.  Kemarin malam setelah Yuki berbicara pada Mario.  Ia memutuskan untuk pulang ke Jakarta menemui orangtuanya.  Yuki pikir ia harus menenangkan dirinya,  dan bertemu dengan kedua orangtuanya adalah pilihan yang tepat.

Yuki datang dihampir tengah malam. Ia meminjam mobil kinan untuk dipakainya pulang ke Jakarta. Sang Mama sampai terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Begitu sampai dirumah dan disambut langsung sang Mama.  Yuki memeluk mamanya dengan erat.  Dan Mama Yuki tidak berkata apapun. Hanya memberikan elusan lembut dipunggung bergetar Yuki. 

"kamu cuti?" tanya sang Papa begitu melihat Yuki sudah duduk dimeja makan sambil mencomoti masakan Mamanya. 

Yuki melihat kearah Papanya.  "libur sendiri Pa" sahutnya dengan cengiran. 

"pasti lagi ada masalah ya kamu?" Papa Anwar bertanya seteleh menyesap kopi yang disediakan Mama Wina. 

Keterdiaman Yuki menjadi jawaban untuk sang ayah.  Pria paruh baya itu menatap putri kesayangannta dengan lembut. " kamu sudah dewasa sayang.  Masalah apapun itu kamu selesaikan dengan baik-baik.  Menghindari masalah akan membuatmu mendaoat kesalah pahaman.  Dan itu tidak akan menyelesaikan masalah" nasehat dengan nada lembut itu membuat Yuki ingin menangis.  Ayahnya jarang sekali berbicara seperti itu. Sebab Yuki lebih dekat pada Mamanya.  Jika ia memiliki masalah seperti ini ia hanya akan bercerita pada Mamanya. 

Yuki meninggalkan sarapannya.  Kemudian memeluk leher sang Ayah dari belakang.  " terimakasih Pa".

....

" Yuki izin ngga masuk selama tiga hari,  jadi hari ini bagian Rani presentasi laporan keuangan. Siapkan berkasnya dari sekarang" ucap Mba Andini begitu masuk dalam ruangan.

Rani baru sampai sepuluh menit kemudian, ia bahkan baru menyalakan komputernya. Tapi Mba Andini sudah memperintahkannya untuk segera menyiapkan laporan.  Rani bahkan tidak tahu kalau Yuki izin tidak masuk. 

"hadeh ini kenapa ngga dikasih tau dari kemarin sih" keluhnya sambil mengetikan sesuatu pada telefon genggamnya.  Rani akan menanyai alasan kenapa Yuki tiba-tiba tidak masuk kerja. 

"rapatnya nanti siang kok Ran.  Ngga usah buru-buru.  Kamu hubungi Yuki aja minta dikirimin laporannya lewat email" Mas Fauzi menghampiri Rani.  Menaruh beberapa map untuk nanti dipakai presentasi.

"udah aku hubungi kok Mas.  Mas tau kenapa Yuki ngga masuk?".

Mas Fauzi menggelengkan kepalanya. " dia cuma izin ke Mba Andini.  Mungkin ada acara mendadak diJakarta".

Rani menjengkit alisnya " Yuki ke Jakarta?  Aku pikir dia diBandung".

"Mba Andini tadi kasih tau Mas chatingan mereka".

Mas Fauzi memperhatikan layar komputer Rani. "ada notif email tuh dari Yuki" ucapnya dengan gedikan dagu.  " udah Ya Mas mau balik ke meja Mas.  Semangat kerjanya Ran".

"okeh Mas" Rani segera membuka email dari Yuki.  Waktunya cuma sampai makan siang untuk mempelajari laporan kali ini. 

"bilang-bilang ke gue kek kalau lo izin ngga masuk" begitu Yuki mengakhiri salam, Rani segera menyerobot dengan ucapannya.

" hahha sorry Ran, gue juga mendadak kok" Yuki terkekeh kecil mendengar Rani. Yuki bisa membayangkan raut kesal Rani diujung sana.

" gila banget rapat hari ini.  Pak Al ngga nyatai" ucap Rani dengan mengeluh .

"ngga nyatai gimana?" ada nada heran dalam pertanyaan.

" auranya suram. Mba Andini sama Mas Fauzi kena ceramah" sahut Rani dengan heboh.

"masa sih?  Mba Andini sama Mas Fauzi kan paling disanjung banget didivisi keuangan".

" ngga ngerti deh gue juga Yuk.  Gue aja degdegan selama presentasi. Sampe kepleset terus mulut gue".

"tapi gimana hasil laporannya?".

"berantakan!. Pak Al maunya besok Lo yang harus presentasi. Soalnya dia bilang. Laporan itukan lo yang buat jadi lo juga yang harus bertanggung jawab" Rani memberi tahu apa yang terjadi pada Rapat hari ini.

"......" Yuki terdiam bingung. Al pasti sengaja meminta hal seperti itu agar dirinya masuk kantor dan mereka bisa bertemu. 

"Yuki.. " panggil Rani karena Yuki tidak menjawab ucapannya.

"Yuki?  Lo denger ngga sih?" ucap Rani kembali. 

"ehh,  iya.  Gue kan udah bilang izin tiga hari".

" yaudah sih dibatalin dulu Yuk.  Pusing banget ini Gue.  Kalau gue lagi yang presentasi atau yang lain ngga akan diterima.  Pak Al cuma mau lo".

" ahh ngga mungkin kaya gitu".

"palingan nanti mba andini atau ngga mas fauzi telfon lo juga buat kasih tau ini".

"....."

" yaudah ya Yuk.  Gue mau lanjut kerja. Gue harap lo besok masuk ya Yuk".

"okey semangat kerjanya Ran".

"oke bye".

Yuki menatap handphonenya.  Ia masih merasa bimbang dengan keadaan ini.  Tapi jika ia mengingat perkataan Ayahnya. Yuki harus menyelesaikan masalah ini. 
Seperti kali ini Yuki harus membuat keputusan. Mungkin pergi dari kehidupan Al adalah yang paling tepat. Ia ingin bahagia, meski harus melepaskan kebahagiaannya. 

Al mungkin sumber bahagianya.  Tapi Al juga milik orang lain.  Dan Yuki tidak ingin itu.  Yuki ingin kebahagiaannya sendiri. 














*astagfirullah typo dan alurnya berantakan banget.

Ehhh hayyy.  Ehehh balik lagi ini kita guy's.

Silahkan dihujat cerita kali ini



Mantan Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang