PERHATIAN!
Ramaikan cerita ini dalam setiap paragraf yaa!Happy Reading ❤️
"Kalau aku masih bisa berusaha, mengapa aku harus nyerah untuk mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, yaitu kamu, Rai." Maira Andani.
****
Sinar mentari menerobos masuk melalui celah jendela kamar. Namun, gadis cantik berkulit putih bening itu masih terlelap dalam tidurnya. Sepinya malam membuatnya leluasa melamunkan Raihan Pratama. Dengan cara apa agar Raihan jatuh cinta padanya?
Keputusan gadis itu sudah mantap. Takkan nyerah sampai kapan pun!
"Sungguh merepotkan," ujar Raihan yang sudah berdiri di depan Rara memandang tajam gadis cantik itu masih tertidur pulas, ingin rasanya ia menyeret gadis itu agar terbangun dari tidurnya. Namun, sedingin apa pun dia, Raihan tidak akan mungkin tega bersikap kasar dengan gadis cantik yang ada di depannya apalagi dia adalah teman masa kecilnya. Raihan melangkah mendekat ke ranjang Rara dan berusaha membangunkannya.
Hari ini Raihan percaya bahwa Rara benar-benar bocah. Rara sebenarnya hanyalah anak SD yang nyasar ke SMA. Meskipun baju tidur yang ia pake motif keanak-anakan, sama sekali tak mengurangi kecantikannya. Baju tidur motif Doraemon
"Bangun!" ujar Raihan singkat. Manusia dingin yang tidak mempunyai banyak kata itu menghembuskan napasnya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Oh Tuhan bantu saya membangunkan kebo satu ini," ujarnya. Manusia dingin itu membungkukan badannya dan menggoyang-goyangkan kaki Rara agar ia terbangun.
Plakk,
Blukk,
Sungguh na'as kaki mulus Rara menendang wajah tampan Raihan hingga ia terjatuh ke bawah. Raihan mencoba berdiri sambil memegang pipinya yang cukup sakit karena sepakan kaki Rara.
"Dalam tidurnya saja ia sudah membuat bencana dalam hidupku," batin manusia dingin itu yang sedang menatap tajam Rara.
"Bangun, Ra!" ujar manusia dingin itu. Namun, Rara sama sekali tidak mendengarnya.
Raihan naik ke atas ranjang Rara, meniup wajah Rara dengan jarak yang sangat dekat.
"Cantik," batin Raihan tersenyum kecil. Ini adalah pertama kalinya Raihan menatap lekat wajah cantik itu. Berbulan-bulan berlalu, kenapa dia baru sadar bahwa gadis gila yang selama ini mengejarnya sangat cantik.
"Bangu, Ra!" ujarnya sekali lagi untuk membangunkan Rara. Gadis cantik itu mendengar suara indah yang selalu dia ingin dengar, perlahan ia membuka matanya.
Lagi dan lagi degup jantungnya berirama lebih cepat dari biasanya. Menggebu cepat nyaris meledak. Rara meremas selimut yang masih menutupi tubuhnya. Mungkinkah ini mimpi? Apa benar yang dia lihat adalah wajah Raihan Pratama?
Ya, benar yang pertama kali ia lihat adalah wajah Raihan. Tampan, nyaris sempurna. Dia ada di depan Rara. Di atas ranjang yang sama, sedekat itu Rara memandang wajah yang nyaris sempurna itu. Jangan tanya ya kondisi jantung Rara saat ini!
"AAAAAAAAA,*
JANGAN TANYA RARA SENANG ATAU TIDAK. PASTI YA SENANG LAH. TAPI, TAPI INI KELEWATAN!