"Vanessa Go."
Vanessa berdiri waktu mendengar namanya disebut sama guru sejarahnya. Begitu liat nilai yang tertera di atas kertas ulangannya, Vanessa mencelos.
45.
Udah kayak kemerdekaan aja.
Mood Vanessa seketika memburuk. Tapi membaik waktu lihat kalau Jiwon dapet 30. Better lah ya..
Sepanjang pelajaran hari itu Vanessa nggak fokus. Yang dia pengen cuma satu, pulang terus tiduran di kasur.
Yang bikin Vanessa tambah nggak fokus adalah waktu istirahat. Kayak biasa dia, Jiwon dan Eunseo ke kantin bareng buat beli makan.
Meja-meja di kantin udah mulai penuh. Tersisa meja di depan meja yang penuh oleh geng kelas 12. Siapa lagi kalau bukan gengnya Eunwoo.
Jiwon dan Eunseo duduk membelakangi meja itu, Vanessa di depannya. Jadi lurus di depannya adalah Eunwoo.
Di sebelah cewek lain yang bernama Mina. Seingat Vanessa, Mina itu pacarnya Mingyu, dulu. Nggak tau sekarang masih apa enggak. Tapi di meja itu nggak ada sosok Mingyu.
Perasaannya Vanessa langsung campur aduk, apalagi waktu melihat Eunwoo menyodorkan botol minumnya ke Mina untuk diminum cewek itu yang lagi kepedesan.
"Liatin apa sih Nes?" Tanya Jiwon yang menyadari perubahan raut muka Vanessa.
Jiwon sudah mau menoleh tapi dicegat Vanessa, "jangan."
Detik itu Eunwoo mengangkat kepala, dan pandangan mereka bertemu. Vanessa baru mau menyunggingkan senyum menyapa, Eunwoo sudah mengalihkan pandangannya ke arah Mina.
Tangan cowok itu bahkan sekarang mendarat sempurna di bahu Mina.
"Jancuk," maki Vanessa pelan.
"Hah? Apaan sih?" Tanya Jiwon dan Eunseo bingung.
"Gue duluan," gumam Vanessa lalu langsung berdiri dan meninggalkan kantin, menyisakan Jiwon dan Eunseo yang masih kebingungan.
Namun begitu menoleh, mereka paham.
Sahabatnya ini lagi cemburu.
🌻🌻
Hari ini Vanessa nobatkan sebagai hari tersial dalam hidupnya. Sudah ulangan dapet 45, ngeliat Eunwoo mesra-mesraan sama cewek lain di depan mata, dan sekarang dia bocor.
Sekarang udah jam pulang sekolah. Udah lewat setengah jam malahan. Temen-temennya udah pulang. Vanessa lagi di kantin habis konsul. Pas ke toilet, baru dia tau kalau hari ini dia dapet.
Mana toiletnya ini toilet di dekat lapangan belakang. Jadi udah sepi. Di lapangan belakang cuma ada beberapa cowok yang lagi main basket atau futsal.
"Duh anjrit nyesel banget gak bawa jaket," keluh Vanessa.
Ia melongok keluar toilet untuk mencari apakah ada yang lewat. Kepalanya doang keluar, badannya enggak.
Tak lama kemudian, Eunwoo lewat.
"Kak Eunwoo!" panggil Vanessa.
Di luar dugaan, Eunwoo justru nggak noleh dan malah lanjut jalan.
"Kak Eunwoo! Plis tolong! Darurat banget!" Pinta Vanessa dengan agak teriak.
Baru Eunwoo berhenti lalu noleh. Masih berdiri di tempat yang sama. "Kenapa?"
"B—boleh minta tolong nggak? Ke TU minjem rok. Rok gue.. Ngg... Basah! Iya! Rok gue basah!"
Eunwoo yang sepertinya menangkap maksud Vanessa tanpa bicara apa-apa melepas jaketnya, lalu melemparkannya ke arah Vanessa.
Lalu pergi.
Begitu saja.
Bener-bener itu Vanessa sampai kos langsung mental breakdown, bingung, marah, sedih, baper. Kacau deh pokoknya.
Kayak..
Belum ada 24 jam dia meluk Eunwoo. Belum ada 24 jam Eunwoo duduk di teras kosnya. Tanpa alasan yang jelas tiba-tiba Eunwoo berubah kayak gitu.
Di-prank? Nggak mungkin banget. Ulang tahun Vanessa udah lewat lama.
Harusnya dia ngikutin firasatnya dia dari awal buat nggak terlibat sama Eunwoo. Eunwoo itu ketua geng. Harusnya dia nggak berani naruh harapan ke Eunwoo.
Mana sekarang masalahnya nambah satu. Gimana caranya ngembaliin jaketnya Eunwoo?
Digojekin ke rumah gak mungkin, Vanessa lupa alamat rumah Eunwoo. Mau dikasihin langsung besok di sekolah?
Nyalinya Vanessa nggak segede itu buat ngadepin Eunwoo besok di sekolah.
Berarti pilihannya cuma satu.
🌻🌻
Sebuah keajaiban dunia Vanessa ada di sekolah jam 6.15. Iya. Sepagi itu. Cuma buat balikin jaketnya Cha Eunwoo.
Habis naruh tasnya sendiri di kelas, Vanessa jalan ke kelasnya Eunwoo, kelas 12 IPA 7. Jaketnya Eunwoo kemarin ditaruh di paper bag.
Masalahnya, Vanessa nggak tau mejanya Eunwoo. Dia mau nanya ke temen sekelasnya Eunwoo yang udah dateng juga gak enak, soalnya lagi pada belajar.
Akhirnya Vanessa naruh paper bag nya itu di meja paling depan yang paling deket sama pintu. Nggak papa sih harusnya, soalnya sama Vanessa udah ditempelin sticky notes terus ditulis, Cha Eunwoo.
Pas balik badan, Vanessa mau njerit karena di belakangnya persis ada sosok Kim Mingyu yang masih menggendong tas ranselnya dan kini menatapnya tajam.
"E—eh kak Mingyu. Pagi kak hehehe," sapa Vanessa sambil nyengir.
"Ngapain?" Tanya Mingyu.
Vanessa mengernyit bingung mendengar nada suara Mingyu yang terkesan dingin namun ia tetap menjawab, "oh itu, balikin jaketnya kak Eunwoo. Kemaren soalnya gue minjem."
Mingyu diam sebentar lalu menghela napas. "Vanessa. Jauh-jauh dari Eunwoo."
Vanessa mengangkat alis. "Kenapa kak?"
"Jangan deketin si Eunwoo lagi," ulang Mingyu.
"Gue nggak ngerti," kata Vanessa. "Gue nggak pernah deketin kak Eunwoo duluan. Bukannya pd, tapi emang nyatanya kak Eunwoo yang selalu 'mulai' duluan, bukan gue. Kenapa sih?" Vanessa jengah.
Lagi-lagi Mingyu menghela napas. "Lo suka sama Eunwoo?"
Gantian Vanessa yang diam.
Masa dia suka sama Eunwoo?
Tapi kalau nggak suka apa dong namanya?
Vanessa baru akan menjawab ketika Mingyu sudah lebih dulu memotongnya, "Jangan suka sama Eunwoo. Lo nggak pernah lebih dari temen di matanya dia."
"Bahasa kasarnya, lo cuma pelampiasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
extraordinary you; eunwoo oc
FanfictionVanessa itu effortlessly beautiful. Nggak pernah nyadar kalau dia itu cantik. Itu poin yang bikin Eunwoo semakin memantapkan hati kalau Vanessa adalah gadis yang selama ini ia cari.