01

23.9K 134 3
                                    

Namaku Christopher, tapi aku lebih akrab disapa dengan panggilan "Chris". Aku adalah pemuda keturunan Chinese berumur 21 tahun yang sekarang sedang menjalani kuliah jurusan DKV di salah satu universitas ternama di Jakarta. Meskipun terlahir sebagai cowok dan telah memasuki masa pubertas sejak usia remaja, tubuhku tidaklah seperti teman-teman cowokku yang lain, aku bertubuh kurus, langsing, memiliki tinggi rata-rata yaitu hanya 160cm & berat badan hanya sekitar 51kg berkulit putih & halus, tidak memiliki otot-otot, kumis, janggut, tidak memiliki terlalu banyak bulu, mungkin hanya sedikit di area ketiak maupun kelaminku.

Sangat feminism memang bila dibandingkan dengan teman-temanku dikampus, seringkali ini menjadi bahan candaan dalam area-area pergaulanku, tapi tidak terlalu mengambil hati & menganggapnya sebagai hiburan belaka saja. Segala macam usaha kulakukan untuk mencoba memperbaiki keadaan fisikku, baik dari fitness, minum vitamin & protein, namun sayangnya tidak membuahkan hasil apa-apa, mungkin memang sudah keturunan dari gen keluarga mamaku yang rata-rata putih & langsing juga.

Untuk tetap menarik di mata orang-orang terutama para cewek, cara andalan yang kulakukan adalah berusaha bersifat jantan dihadapan orang lain dan juga tentunya dengan merawat diri sebaik mungkin yaitu dengan mengikuti trend fashion yang sedang nge-trend, mencoba berbagai fashion yang menarik untuk pria, dan yang paling penting adalah dengan sering menata gaya rambutku di barber shop langgananku, sudah menjadi kebiasaanku dalam sebulan bahwa aku bias 1-2 kali bolak balik ke barber shop tersebut untuk menata rambutku.

Sore hari itu seperti biasa aku sedang jalan menuju barber shop tersebut, namun sungguh kecewanya aku saat melihat barber shop tersebut tutup & digembok, saat dilihat kedalam melalui etalase kacapun terlihat sangat kosong dibagian dalam ruangannya. Aku pun menghampiri tukang parker yang biasa nongkrong di dekat barber shop tersebut.

"Pak, mau nanya ini kok barber shopnya kosong begini ya?"

"Wah, dari kemaren juga udah kosong mas tempatnya, gatau dia pindah atau gimana." Jawab dari tukang parker tersebut.

"Wah, gimana ya ini, ya sudah pak makasih banyak." Dengan perasaan kecewa pun aku bersiap-siap untuk berkeliling mencari tukang pangkas terdekat.

"Eh, mas. Kalo mau nyari tempat potong yang lain mungkin bias coba salon yang dipojok sana." Lanjut bapak tukang parker itu sambil menunjuk kearah ujung komplek dekat pertigaan.

"Ooo, salon mas? Emang bagus ya hasil potongnya?"

"Kalo menurut saya sih bagus-bagus aja ya mas, malahan mbak-mbak yang kerja disana pada cantik- cantik semua lagi heheheh." Jawab si bapak sambil tertawa kecil.

"Oke deh pak, saya coba jalan kesana dulu. Makasih ya!"

Aku pun berjalan menuju ke ujung komplek tersebut, tidak sampai 5 menit jalan aku sudah bisa melihat gedung dari salon yang dimaksud oleh bapak itu.

Setelah kulihat-lihat area sekitarnya keliatan lumayan rame juga, baik pelanggan cewek maupun cowok. Akupun meyakinkan diri bahwa daripada tidak menata rambut sama sekali ya sudah coba aja salon ini siapa tau kedepannya cocok.

Menjadi WariaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang