Kami pun berjalan menuju ke lantai 3 yang merupakan lantai paling atas dari salon ini, ternyata lantai 2nya adalah kamar-kamar dimana ci Ghea, Ratna & Sonia tinggal, seiring kami berjalan aku semakin tidak sabar & nafsu akan apa yang sebentar lagi terjadi. Ci Ghea pun membuka pintu lantai 3 & menyalakan lampu-lampu ruangan tersebut, ternyata ruangan ini adalah ruangan dandan & penyimpanan baju yang sangat luas, didalamnya aku melihat meja rias dengan cermin yang besar, kamar mandi, serta lemari-lemari yang penuh berisikan baju, gaun, pakaian dalam, dan sepatu wanita. Melihat pemandangan ini justru semakin memancing rasa penasaranku akan apa yang mereka maksud dengan jasa special ini.
"Gimana Erick, Chris? Bagus-bagus kan koleksi cici?" Tanya ci Ghea.
"Iya ci, bagus banget parah hehehe." Jawab Erick yang terlihat bersemangat sedangkan aku tidak menjawab karena masih asyik mengamati isi ruangan tersebut.
"Hehehe yaudah Erick yuk boleh siap-siap ke kamar mandi dulu." Jawab ci Ghea sambil mengarahkan Erick ke kamar mandi, kamar mandinya pun terlihat sangat luas klasik dengan wastafel, kloset dan bathtub yang menampilkan kesan feminim.
Kami semuapun masuk ke kamar mandi tersebut, Erick pun membuka seluruh baju dan celananya sehingga menunjukkan tubuhnya yang putih dan kurus halus, tidak terlihat banyak bulu juga pada tubuhnya, hanya beberapa pada area ketiak dan kemaluannya sama sepertiku, mata kamipun tersorot pada kemaluannya yang menegang, ukurannya mungkin sekitar 15cm sedikit lebih besar dari milikku. Ketiga wanita di salon itu pun hanya berteriak iseng dan tertawa melihat penisnya, sambil sesekali Ratna pun menggodanya.
"Ihhhh cucok deh itu kontolnya, minta dijilat ya sayaaang." Sambil memainkannya dengan jarinya, Erick hanya tertawa kecil dan sedikit mendesah merasakan rangsangannya.
Aku terkejut melihat sisi binal Ratna, dugaan ku akan ketiga pekerja salon ini adalah PSK semakin bertambah sampai akhirnya Ratna berhenti menggodanya dan membuka sebuah botol dan mengeluarkan cairan yang terlihat lengket serta menggosokannya keseluruh tubuh Erick. Aku sudah mulai terangsang melihat aksi Ratna, tanpa kusadari pun penisku sendiri mulai menegang dan Sonia menghampiriku."
"Kenapa Chris? Nafsu juga yaaa hehehe."
"Hehehe iya nih ga nyangka bakal ada yang beginian soalnya di salon ini."
"Hihihi tenang, acara utamanya bentar lagi baru dimulai."
Aku melihat Ratna pun selesai melumuri tubuh Erick dengan cairan itu, setelah itu Ratna mengambil pisau cukur untuk mencukur bulu-bulu yang ada di tubuh Erick, mulai dari kaki, dada, ketiak dan kemaluannya sehingga tubuhnya menjadi mulus sekali tanpa bulu sedikitpun, aku melihat Erick sangat senang menikmati pelayanan yang diterimanya.
Sonia pun mempersiapkan air mandi di bathtub untuk Erick, air panas yang diberikan sabun itu memberikan bau harum yang sangat menyegarkan, Erick pun melangkah untuk masuk kedalam bathtub, disitu rambutnya dishampoo oleh Sonia sekalian diberikan pijatan pada bahu dan kepalanya. Sedangkan aku sangat terangsang dan iri, andaikan aku juga dilayani oleh dua wanita itu seperti raja, aku hanya bisa menahan penisku yang daritadi minta dikocok. Selesai mandi tubuh Erick pun dikeringkan, ci Ghea pun masuk dan menyodorkan dua buah benda kepada Erick sambil tersenyum.
"Nih Erick, pake ini dulu ya hihihi." Disaat itu pun para pegawai mulai tertawa.
Betapa terkejutnya aku saat melihat ci Ghea menyodorkan pakaian dalam seksi berupa BH & CD wanita berwarna kuning itu kepada Erick, Dia terlihat sangat senang menerima pakaian dalam wanita tersebut dan mulai memasukkan kedua kakinya untuk memakai CD berenda itu, penisnya terlihat tegang sekali saat CD itu terpasang dengan sempurna di selangkangannya. Selanjutnya Erick berusaha memakai BH yang diberikan kepadanya tadi, setelah memasukkan kedua tangannya ke dalam tali & merapatkan mangkok BHnya ke dada ternyata dia agak kesulitan untuk mengaitkannya, Sonia pun membantu mengaitkan & menyesuaikan BH tersebut ke dada Erick, setelah itu ia pun menggodanya sambil seakan- akan meremas mangkok BH Erick.
"Hihihi cantik banget siiiih, enak kan rasanyaaa."
"Ihhh iya enak banget berasa nyaman & pas, udah kayak cewek asli ya hihihi." Jawabnya sambil tertawa centil, tidak kusangka kepribadian Erick akan berubah feminism setelah memakai pakaian dalam tersebut.
"Tapi kok cantik-cantik namanya Erick siiihh, kamu mau milih nama sendiri atau dipilihin."
Sambil memainkan dagunya dan berkacak pinggan Erick pun menjawab "Hmmm Eliza aja deh ci, mulai saat ini eyke namanya jadi Eliza." Jawabnya centil.
Ketiga karyawan salon tertawa dan mengarahkan Erick yang sekarang menjadi Eliza ke meja rias, disana ia sangat terpesona melihat berset-set alat make-up yang sudah tersedia disana.
Eliza pun duduk di kursi rias itu dan ci Ghea mulai mendandaninya, pertama-tama ci Ghea mengoleskan foundation keseluruh wajah Eliza dengan halus dan merata sehingga kulit wajahnya terlihat jauh lebih cerah dan halus daripada sebelumnya, kemudian wajahnya dibedaki hingga lebih mengkilat. Eliza memilih warna blush on natural pink sehingga pipinya kini terlihat sangat manis dan feminism dengan warna pink yang sangat natural, ditambah dengan eye shadow warna putih yang menambah keanggunan matanya, serta eyeliner yang menyebabkan matanya lebih besar, bulu matanya pun dijepit sehingga terlihat lebih lentik, yang kemudian diberikan mascara sehingga lebih menarik, terakhir ci Ghea mengoleskan lipstick pink pada bibir Eliza sehingga tampil Eliza yang tadinya biasa-biasa saja menjadi wanita yang sangat feminism dan anggun.
"Ya ampunnn ini muka eyke? Cantik banget sih ciii."
"Kamunya emang dari sananya udah cantik liz, nih pake ini dulu."
Ci Ghea pun memasang wig hitam ikal ke kepala Eliza, merapikan sehingga terlihat seperti rambut asli, Sonia pun membantu merapikan rambutnya dan membawa dress berwarna abu-abu serta high heels hitam untuk Eliza pakai, ia pun memakai sepatu tersebut dan para karyawan membantunya memasangkan dress tersebut, agak terlihat sulit saat dia mulai berjalan dengan high heels, namun setelah diajarkan Eliza cepat sekali menguasainya, seakan-akan ia memang benar-benar wanita tulen, ia pun menikmati dandanan wanitanya dengan bergaya-gaya centil. Tanpa sadar pun aku semakin terangsang dan takjub dengan perubahan Erick menjadi Eliza.
"Wah Chris, tegang ya ngelihat cewek cantik? Hihihi" ci Ghea membuyarkan lamunanku, Eliza pun berjalan lenggak-lenggok kearahku.
"Chris, eyke cantik gaa?" sambil mengelus penisku dibalik celana.
Aku pun terdiam malu dan hanya menjawab dengan tersenyum sambil menganggukan kepalaku. Eliza pun terlihat senang dan semakin mempercepat elusannya pada penisku.
"Kalo Eliza isepin burungnya mau ga? Kan kasian si burung uda tegang malah dibiarin gini hihihi"
Belom sempat aku menjawab Eliza pun membuka resleting dan celanaku sehingga aku pun telanjang di bagian bawah.
"Iiiih burungnya bagus bangettt, keras lagi, gemes deh eykee." Eliza pun mulai mengocok-ngocok penisku, ini pertama kalinya penisku dikocok oleh orang lain, itu pun oleh sesame pria, aku hanya merem melek mendesah sambil menatap mata Eliza, mata seakan akan istri yang sudah lama ditinggal oleh suaminya, sungguh kenikmatan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, Eliza sangat jago melayani penis cowok dengan kedua tangannya, mungkinkah dia sudah berpengalaman sebelumnya. Kocokannya pada penisku pun dipercepat sampai aku tidak bisa menahan desahan ku untuk keluar.
"Ahhh....mmmmm.....yeaah...enak banget lizaa......"
Mendengar itupun Eliza sigap memasukkan seluruh penisku kedalam mulutnya, bibirnya maju mundur menikmati penisku serta lidahnya menari liar menjilati seluruh permukaan penisku, belum lama akhirnya aku reflex ingin memuncratkan spermaku dan menahan kepala Eliza agar ia menelan seluruh tetes spermaku, setelah itu kami sama-sama terduduk lemas Eliza tampak menikmati semua tetes spermaku didalam mulutnya, ada beberapa yang mengalir keluar dari bibirnya, sedangkan aku masih shock dan takjub akan kenikmatan yang kualami saat penisku dihisap oleh seorang banci, para karyawan salon disana hanya tertawa melihat aksi liar kami.
"Idiiih ini Eliza cantik udah selesai didandan langsung nerkam laki aja..." goda Ratna, suara tertawa keempat orang itu memenuhi seluruh ruangan. Aku yang masih tidak bisa berpikir jernih pun bergegas lari pulang kerumahku. Sampai rumah aku langsung lari ke kamar tanpa menghiraukan papa dan mama, sampai kamar aku membaringkan diri dan sedikit menangis karena bingung akan semua hal yang terjadi pada hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Waria
RomanceChris seorang pria muda berumur 22 tahun yang suka merawat diri agar terlihat lebih menarik termasuk dengan cara sering menata rambutnya. Saat 'Barber Shop' langganannya gulung tikar, Chris pun direkomendasikan ke sebuah salon, namun apa yang Chris...