Sepulangnya kami dari mall kami semua langsung menuju kamar kami masing-masing karena lelah seharian mengelilingi mall dan berbelanja, aku pun mandi dan memilih gaun tidur berwarna biru muda berbahan satin, sambil berbaring-baring berelaksasi, dan menikmati bahan satin yang memeluk tubuhku, aku kembali mengingat-ingat cowok itu, matanya, postur tubuhnya, suaranya dan sentuhan lembutnya, semua itu tanpa sengaja mengakibatkan kontolku menegang dibalik gaun tidurku.
Aku meraba kontolku dengan tangan kananku, membayang cowok itu memangkuku, menyenderkan tubuhku di tubuhnya, mermbayangkan kontolnya di bawah pantatku, dia menciumi rambut, telinga dan leherku sambil tangannya meraba payudaraku dan mengocok-ngocok kontolku sedangkan aku hanya mendesah pasrah menerima serangannya, aku begitu menikmati imajinasiku sampai-sampai tempo kocokanku semakin kupercepat dan tanganku yang lain meremas-remas payudaraku, membuka sedikit gaunku dan mencubit-cubit putingku. Aku melanjutkan masturbasiku seakan-akan aku bercinta dengan pria itu seakan-akan dia ingin memilikiku hanya untuk dirinya seorang.
"Ahhhhhh Ohhhhh remass tetekkuu terusss, kocoook kontoolkuuuu, ohhhh yessss milikiiilah akuuu sayanggkuuuuu ohhhhhh mmmmm ssstttttt CROTTTTTTTT".
Kontolku pun memuncratkan spermanya di sekitar gaun tidurku dan perlahan-lahan mengecil kembali, aku terbaring lemas sambil menjilati sisa-sisa sperma yang kumuncratkan dan masih membayangkan apa yang barusan kuperbuat, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku membayangkan dan menikmati tubuhku digagahi oleh seorang pria tulen.
Beberapa hari berlalu dan tak terasa setiap hari aku bermasturbasi membayangkan cowok itu, tidak pernah lagi aku berfantasi tentang ci Ghea dan teman-teman, waria maupun crossdresser lainnya, hanya cowok itu. Aku belum menceritakan hal ini kepada siapapun karena takut dan malu akan suasana awkward yang mungkin terjadi, akhirnya aku memendam dulu hal ini dan beraktifitas seperti biasanya. Pagi itu ci Ghea memintaku untuk membeli beberapa make up dan vitamin untuk keperluan salon dan pribadinya.
Aku pun memesan taksi online untuk menuju ke supplier yang sudah diberi tahu oleh ci Ghea dan membeli barang-barang titipan dan sekalian membeli beberapa make-up untukku sendiri hihihi, aku membeli eye shadow, blush on, bedak dan beberapa brush. Setelah semuanya dibungkus rapi aku pun berdiri keluar di pinggir toko dan hendak memesan taksi online kembali, hingga aku tersadar bahwa ada seseorang yang memanggilku.
"Pagi? Kamu yang kemarin di mall itu kan ya?"
Aku terkejut menoleh ke arah suara itu dan melihat cowok yang kemarin kutemui di mall, yang menyentuh tanganku, menatap mataku dan menjadi fantasi seksku setiap harinya berdiri didekatku, aku sangat terkejut dan berusaha menjawab pertanyaannya.
"O iyaa...hehehe masih inget aja kamu ternyata."
"Hahahaha iya dong, orang kayak kamu mah susah dilupain."
Kami tertawa akan reuni kecil yang tiba-tiba ini dan aku kembali melihat matanya, tatapan matanya yang sangat lembut dan kurindukan.
"O ya? Ngomong-ngomong kamu ngapain disini?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Waria
RomanceChris seorang pria muda berumur 22 tahun yang suka merawat diri agar terlihat lebih menarik termasuk dengan cara sering menata rambutnya. Saat 'Barber Shop' langganannya gulung tikar, Chris pun direkomendasikan ke sebuah salon, namun apa yang Chris...