02

16.9K 99 5
                                    

Setelah membuka pintu masuk salon tersebut, bau dari bedak & wangi-wangian lainnya pun langsung terasa di hidungku. Aku melihat area dalam salon yang tidak terlalu besar hanya terdapat 3-4 kursi beserta cermin besar untuk para pelanggan serta 3 orang karyawan wanita, para pelanggan dari salon ini pun bervariasi baik dari gadis-gadis yang masih remaja, bapak-bapak maupun ibu-ibu.

"Halooo, pelanggan baru ya hihihi"

Aku pun terkaget saat disambut oleh salah satu wanita pekerja di salon itu yang ternyata adalah pemilik dari salon tersebut. Cici ini memperkenalkan dirinya dengan nama "Ghea", aku pun memperhatikan postur tubuh ci Ghea dari ujung rambut sampai ujung kaki, ci Ghea memiliki rambut yang panjangnya sebahu dengan sedikit semiran warna coklat muda, mata yang lumayan besar untuk ukuran orang Chinese serta muka & bibir yang dibalut dengan makeup tipis, tubuhnya sedikit lebih tinggi dariku, putih, langsing, serta memiliki lekukan tubuh berupa paha yang lumayan lebar & indah serta payudaranya yang cukup besar aku tafsirkan sekitar berukuran 34D, karena pada saat itu ci Ghea hanya mengenakan hotpants putih & tanktop yang ketat warna hijau muda aku bias melihat dengan sangat jelas lekukan tubuhnya terutama belahan dada & area ketiaknya yang putih mulus.

"Hmm, halo ci. Nama aku Christopher mau coba potong undercut disini mungkin."

"Ooo iya-iya salam kenal, duduk aja tuh di kursi yang kosong situ, sebagai perkenalan hari ini cici layaninnya gratis ya"

Aku pun tersenyum dan menuju ke kursi yang diarahkan, sambil menunggu ci Ghea mempersiapkan peralatannya aku pun melihat-lihat 2 karyawan lain yang sedang bekerja, meskipun tidak begitu jelas aku bisa melihat bahwa kedua karyawan tersebut memang cukup cantik.

"Wah bener juga kata si bapak soal cewek-ceweknya, hehehe bakal sering-sering nih potong rambut disini keliatannya" Gumamku dalam hati sambil tertawa kecil.

Ci Ghea pun datang menghampiri kursiku dengan membawa meja dorong peralatannya, sambil memakaikan baju khusus padaku agar pakaianku tidak terkena potongan rambut.

"Kamu tinggal dimana emangnya Chris?" Tanyanya sambil melakukan persiapan-persiapan lain.

"Deket sini kok ci, di perumahan ujung dari deretan situ"

"Wah deket banget dong, kok seganteng ini baru keliatan sekarang sih?"

"Hahaha iya ci, biasanya potong di barber shop yang sebelah sana tapi udah tutup katanya." Jawabku sambil tertawa kecil mendengar rayuannya.

"Ooo hihihi, kalo gitu mulai hari ini potong disini aja ya, cici tunggu lho kamu besok-besok."

Sambil memotong rambutku ci Ghea pun mengajakku ngobrol seputar kehidupanku, baik dari keluarga, kuliah, hobi, dll. Disitu pun aku merasa kalo ci Ghea ini orangnya ramah sekali dan asik diajak ngobrol, kuperhatikan pun cara kerjanya juga sangat ulet dan handal, sudah tidak diragukan lagi kalo ci Ghea memang sudah jago & berpengalaman melayani para pelanggan salonnya, tidak terasa rambutku pun selesai dipotong sesuai dengan apa yang aku harapkan.

"Wow ci, keren banget potongannya aku suka."

"Hehehehe iya dooong, siapa dulu. Eh, mau sekalian dicuci ga rambutnya?"

"Boleh ci, boleh"

Kami berdua pun menuju area cuci rambut yang berada di belakang salon, aku pun duduk di salah satu kursi yang ada, dengan posisi kepala menghadap ke atas aku mengizinkan ci Ghea untuk mencuci rambutku, sambil sedikit ngobrol aku melihat bahwa ci Ghea merapatkan kedua lengannya untuk mencuci sehingga kedua payudaranya yang besar itu terlihat merapat dengan sangat seksi, belum lagi gerakan tangannya yang mengakibatkan payudaranya naik turun serta penampakan tali BHnya yang berwarna hitam sangat merangsang sehingga menyebabkan penisku agak mulaimenegang dibalik celanaku, dan ci Ghea pun kelihatannya sadar akan hal itusambil sedikit mencubit manja pipiku.

"Ihhh si Chris, imut-imut gini ternyata burungnya lumayan gede juga ya, nakal ih kamuuu"

Aku merasa malu dan hanya sedikit tersenyum, aku tidak terlalu membahasnya karena ci Ghea kelihatannya tidak keberatan akan hal itu, setelah selesai dicuci & dikeringkan, aku pun menyiapkan sejumlah uang namun ditolak karena ci Ghea memang hendak memberikan bonus pelanggan pertama.

"Oke deh ci, makasih banyak ya. Aku pulang dulu."

"Oke Chris, kapan-kapan dating lagi yaa, mau dateng buat main sama ngobrol doing juga gapapa kok hehehehe."

Aku pun mengiyakan ajakannya dan berjalan menuju rumahku, sesampainya di kamarku aku pun beristirahat terbaring di kasur sambil sesekali main instagram atau sekedar membalas chat dari teman- teman. Meskipun sudah pulang agak lama pikiranku akan ci Ghea sepertinya belum hilang-hilang, aku masih membayang wajahnya yang cantik dimake-up, lekukan tubuhnya dan terutama payudaranya yang seksi itu, penisku pun kembali menegang dan aku putuskan untuk bermasturbasi membayangkan ci Ghea malam itu. Aku membuka celana & CDku sehingga penisku yang saat tegang berukuran 14cm berdiri tegak dengan bebas.

Aku pun mulai mengelus kepala penisku sambil mulai berimajinasi membayangkan bahwa ci Ghea yang memainkan penisku dengan jarinya. Aku membayangkan ci Ghea menari striptis didepanku, dia menggoyangkan tubuhnya dengan erotis sambil melepas pakaian seksinya satu per satu sampai telanjang bulat, dia pun melepaskan seluruh pakaianku juga dan mulai menyodorkan payudaranya di depanku seperti di salon tadi, aku pun mulai membayangkan meremas payudara kanannya sambil menjilati payudara kirinya, sesekali aku mainin putingnya dengan jari dan lidahku, aku cium, jilat, gigit- gigit kecil dan menghisapnya bagaikan bayi yang menyusu dengan ibunya, teriakan dan desahan ci Ghea memenuhi pikiran & imajinasiku.

Setelah puas dengan remasan dan hisapanku ci Ghea pun menghampiri penisku dan mulai menciumi kepalanya, dijilat dari ujung ke ujung batang seperti anak kecil yang menikmati eskrimnya, dan akhirnya penisku dimasukkan langsung kedalam mulutnya sambil dikulum maju-mundur, sesekali jari-jarinya yang lentik pun memainkan kantong pelirku, aku hanya bias mendesah menahan nikmat beberapa menit sampai akhirnya ci Ghea pun menghentikan hisapannya pada penisku, dia pun akhirnya memposisikan

penisku di antara kedua payudaranya yang besar itu, sambil akhir penisku tenggelam tak terlihat lagi dan payudara digerakkan penisku didalamnya dengan gerakan naik turun yang liar.

Imajinasi nakalku akan ci Ghea semakin menjadi-jadi hingga aku tidak sadar bahwa sekarang aku sudah menggosok-gosok penisku dengan tempo cepat sambil mendesah dan meracau nakal.

"HMMM YEAAH CII GHEAA, OOOOOHH AHHHH AKU MAU MUNCRATT CIII, AHHHHH SPERMAKU MUNCRATTTT CI GHEAAAAAAAAAAAA AAAHHHHHHH...!!!"

Akhirnya pun kurasakan penisku memuncratkan spermanya dengan cukup banyak bahkan sampai tercurah ke kasurku, aku hanya berbaring sambil mengatur nafas, menikamati ejakulasiku & merasakan aliran sperma dari penisku pada pahaku. Setelah imajinasiku akan ci Ghea perlahan-lahan hilang aku pun mengumpulkan tenaga untuk mengambil tissue untuk membersihkan sisa-sisa sperma pada tubuh & kamarku. Setelah itu pun aku merasa kelelahan dan ngantuk, kemudian memutuskan untuk tidur. Hari itu aku sangat bahagia karena meskipun barber shop langgananku tutup aku jadi bias menemukan salon ci Ghea yang luar biasa itu, aku tersenyum tipis dan memutuskan akan sering-sering main kesana.

Menjadi WariaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang