13. Dua Pilihan

77 7 3
                                    

"Gue masuk dulu ya?"

Ghea sekarang sudah sampai di gerbang depan rumah nya.

"Yaudah, gue balik ya? Kalo ada apa apa lo jangan sungkan chat gue,"

"Ogah, ngapain juga gue ngechat lu," Jawab Ghea ketus sambil memutarkan bola mata.

Rangga hanya bisa tertawa mendengar jawaban dari Ghea itu.

"Yaudah gue balik," Rangga menancapkan gasnya pergi dari rumah Ghea.

Ghea berharap tidak ada kejadian yang buruk hari ini.

***

Ghea melepas sepatu berwarna hitamnya itu lalu memasuki pintu rumah.

Tepat pada saat Ghea membuka pintu itu, pecahan gelas langsung terdengar.

Sontak jantungnya berdegup kencang, sangat kencang. Tangannya gemetar, keringat mulai bercucuran di dahinya.

Ghea langsung berlari ke arah dapur, karena pasti asal suaranya dari sana.

"Kita mendingan cerai aja Ndri!"

"Oke! Kita cerai!"

Kata kata itu membuat seluruh badan Ghea tiba-tiba lemas, lalu spontan langsung terduduk di lantai dapur.

Air matanya sudah tidak bisa ditampung lagi.

Ghea mendengar dan melihat sangat jelas bahwa Ayahnya itu menyetujui perceraian yang diajukan Ibu.

Kedua orang tua itu lantas langsung melihat Ghea yang sudah terduduk lemas karena shock yang dialaminya.

Ghea menangis sesegukkan di lantai dapur.

Ini yang Ghea takutkan, keluarganya hancur.

Padahal, ia kira kedatangan Ibunya ini membawa pertanda baik pada hubungan keluarganya.

Namun, malahan bertambah buruk.

"Ghea?" Ujar Reina kaget.

"Ke-kenapa.." isak Ghea.

"Ghea, kamu ikut Ibu," Reina menarik lengan Ghea untuk berdiri.

"Gak, dia ikut saya!" Bantah Andri.

"Dia ikut saya! Saya ber-hak membawa dia!" Tegas Reina sambil menunjuk tubuh Ghea yang masih menangis itu.

"Saya yang bawa dia!" Lawan Andri.

"Say—" ucapan Reina terpotong.

"Stop!" Ghea mulai mengeluarkan suara.

Seketika hening.

"Ghea gak mau direbutin Bu! Yah!"

Lanjut Ghea sambil menutup kedua telinganya, tak sanggup lagi mendengar perdebatan antara kedua orang tuanya itu lagi.

"Ghea cuman mau kalian sama sama lagi kayak dulu! Ghea cuman mau itu..." isaknya.

"Ghea gak mau ikut Ibu atau pun Ayah, Ghea cuman mau hidup berdua sama kalian.."

"Ghea mau kita sama sama lagi.. Ghea gak mau pilih salah satu dari kalian"

"Ghea gak bisa.. Ghea gak bisa pilih.." Tangisannya makin menjadi-jadi.

Suaranya mulai serak, ditambah air matanya yang terus-terusan mengalir deras.

Andri dan Reina sontak membisu, bungkam mendengar pernyataan dari putri satu satunya mereka.

"Ghea mohon Ibu sama Ayah jangan cerai, jangan pisah ya? Ghea mohon..."

Andri langsung mengambil gelas yang berada di rak piring, lalu melemparkan tepat disamping tubuh Ghea.

Ghea & Ran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang