Herman! Kenapa yang baca nambah terus tapi votenya segitu aja,kenapa jumii??😣
🐣🐣🐣
Suasana kelas yang membosankan ditambah duduk dibelakang sendirian membuat Shila semakin jengah.Dia memutar otak untuk berpikir bagaimana mengusir rasa bosannya.
Setelah menemukan sebuah ide,dia langsung melancarkan aksinya.
"Pstt"
"Ra"bisiknya kepada teman didepannya.
"Hmm"Zora hanya bergumam pelan sebagai tanggapan tanpa menoleh kebelakang.
"Boleh gabung ga?"tanyanya masih dengan berbisik.Kepalanya dia julurkan kedepan agar lebih dekat dengan Zora.
"..."
———
"Dia cuma demam kok.Tinggal dikompres aja pake handuk sama air anget,terus kalo bangun kasih obat ini ya sha"
"Iya.Makasih banget ya dit"
Nasha berterimakasih sambil menerima obat penurun panas dari PMR sekolah yang bernama Dita."Santai aja kali,kan udah tugas gue.Yaudah gue balik ke kelas dulu ya.Bye"
Sepeninggal Dita dari ruang UKS,Nasha langsung mengambil baskom dan mengisinya dengan air hangat dari termos yang tersedia.Kemudian menyambar handuk kecil dari lemari untuk mengompres Putra.
Arya yang melihatnya hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.Temannya satu ini memang selalu baik kepada semua orang, bahkan yang baru dikenalnya.
Seperti saat ini,dimana Nasha begitu perhatian dengan Putra.Padahal sebelumnya mereka berdua tidak pernah terlihat sedekat ini dan bahkan tidak saling kenal.
"Bang Arya,makasih ya tadi udah bantuin.Kalo mau balik duluan gapapa kok,biar gue aja yang jagain dia"kata Nasha sambil menyelupkan handuk kedalam baskom.Tangannya yang cekatan mengompres Putra sudah seperti ibu-ibu biasanya saat merawat anak mereka.
"Dih kaya sama siapa aja sih lo.Beneran nih gamau masuk sekarang?"Arya memastikan sebelum bangkit dari duduknya.
"Iya,gih sana nanti dicariin.Lagian tadi pamitnya cuma ke toilet kan?"tanya Nasha yang masih fokus melakukan kegiatannya.
"Yaudah deh,gue balik dulu.Ati-ati loh ca,katanya di UKS ada..."
"Abang..."rengek Nasha.
"Iya-iya,enggak kok.Yaudah Abang balik dulu.Jangan kangen yaaa..."
Arya beranjak untuk kembali ke kelas,namun sebelum itu dia mengacak lembut rambut Nasha.Hal kecil yang sangat disukai Nasha sejak mereka masih ingusan.Nasha hanya membalasnya dengan senyuman.
Setelah selesai mengompres dahi Putra,Nasha mengambil kursi untuk duduk di samping tempat Putra berbaring.Melihat wajah Putra yang damai saat terlelap seperti ini mengingatkannya pada seseorang yang kini telah jauh darinya.
Dulu orang itu yang paling bisa mengerti Nasha,dan paling bisa menyenangkan hati Nasha.Dia selalu ada untuk Nasha dan melindunginya dari apapun.
"Nghhh"
Lenguhan panjang itu menyadarkan Nasha dari lamunan masalalunya.Mata yang tadinya tertutup rapat kini mengerjap pelan dan lama kelamaan terbuka lebar.
"Gue dimana nih!?"Putra berusaha untuk bangkit namun pusing yang tiba-tiba mendera membuatnya kembali berbaring diatas brankar.
"Dih,gausah sok-sokan deh.Rebahan dulu ngapa sih!"ucap Nasha dengan mendorong bahu Putra agar tetap berbaring.Dia membenarkan handuk yang kini malah melorot menutupi mata Putra.
"Eh aduh apaan nih benyek-benyek gini"Tangannya meraba-raba sesuatu yang hangat dan basah diatas kepalanya.
"Pfttt Bwahahahhaah ini handuk basah guoblok!"Tawa Nasha meledak melihat tingkah konyol manusia didepannya ini.Kadar ketampanannya yang diatas rata-rata menambah kesan menggemaskan.
"Lo lagi di UKS,tadi pingsan di lapangan.Dasar cowo lemah baru dihukum gitu aja tumbang"lanjutnya kemudian mengambil handuk yang kini sudah sedikit kering.
"Pingsan?"
"Iyee Joko!"
Pletak!
"Aduh,sakit anjir!Ngapain sih jitak pala orang,udah ditolongin juga"ringis Nasha sambil mengusap keningnya.
"Lagian udah dibilangin nama gue Putra!"
"Yaela Sans dong!Nama Putra itu terlalu ganteng buat muka Lo yang mirip pak Joko ini hahaha"
"Ih Jumi!"
"Em Lo demam gini pasti gara-gara kemaren ujan-ujanan nih.Lagian sok-sokan banget minjemin gue jaket."kata Nasha dengan raut wajah bersalah.
"Hiih muka Lo biasa aja dong,gausah dijelek-jelekkin gitu juga."Putra memutar bola matanya malas melihat tampang Nasha yang terlihat tidak sedap dipandang.
"Lagian kemarin gue kan cuma..."
"Cuma apa?"tanya Nasha.
"Cuma.."
Sebuah panggilan alam dari perut Putra mengingatkan Nasha akan obat pemberian Dita tadi.Seharusnya jika Putra sudah bangun,dia harus segera memberikan penurun panas tersebut.
"Ya ampun gue lupa,sekarang Lo minum obat dulu.Nih!"Nasha menyodorkan sebuah tablet parasetamol dan segelas air putih.Namun Putra tak kunjung menerimanya.
"Kenapa?"tanyanya bingung saat Putra hanya memandang obat dan wajahnya bergantian.
"Joko Lo kenap- ,Yaampun.Kan harusnya Lo makan dulu,gue lupa!Lo laper ya?Pantesan tadi perut Lo bunyi."
"Gak-"
"Bentar tunggu bentar disini jangan kemana-mana,gue beliin makanan dulu.Awas kalo kabur!"cerocos Nasha.
"Gak us-"
Terlambat.Dengan kecepatan sepuluh meter perjam,Nasha melaju meninggalkan Putra untuk membelikan sesuatu yang bisa dia makan sebelum meminum obat.
Dengan langkah terseok,dia tidak mengindahkan panggilan Putra.
———
Suara pintu terbuka,menampakkan seorang gadis dengan rambut sebahu yang menenteng dua plastik kresek.Wajahnya nampak girang karena berhasil lolos dari kejaran guru BK yang bohay alias Miss Any.
Perjuangannya mendapatkan sebungkus bubur ayam dan es teh anget,sangat amat besar sekali.
"Joko nih buburnya rasa-EH!"
🐣🐣🐣
Hayolo,ada apaan tu didalem.....
Ihirr,voteenya yaa readers!Next!
KAMU SEDANG MEMBACA
NASHA
Teen FictionSeonggok daging- Ralat.Tidak manusiawi! Seorang cewek cantik- Ralat lagi! Dia ga cantik tapi,dia itu manis! Duh cielah bisa aja😅 Langsung ke prolog👉 Tinggalkan vote kalian yang berharga itu yaa readers💃