Selamat membaca:)
Bel berdenting menandakan bahwa pelajaran pada siang ini berhenti sejenak,waktunya makan!
Sudah seperti demonstran saja,siswa-siswi SMA Ananta berarak-arakan menuju tempat berbagai macam makanan dan minuman berada.Kantin.
Setelah menahan hasrat sekian jam,akhirnya sang waktu mempersilakan mereka menjumpai penawar rindu.Eh penawar lapar.
"Akhirnya...skoy lah kantin.Perut gue udah ngajakin makan mie ayamnya aa' Deden nih."kata Nasha sambil mengusap-usap perutnya yang rata,menelan ludah membayangkan betapa lezatnya makanan itu.
Zora menggeleng pelan,heran."Halah,lebay amat.Baru jam segini aja udah laper,makanya sarapan!"
"Gue tuh sebenernya udah sarapan tau Ra,tapi.."ucap Nasha menggantung.
"Tapi emang dasarnya Lo maruk!Yok dah,keburu rame."
Menyudahi perdebatan,Zora lantas mengambil kotak bekal dari tasnya dan menggeret sahabatnya itu menuju kantin.Untung saja kaki Nasha sudah membaik,jika tidak pasti akan mengomel sepanjang jalan.
Sebenarnya,soal kaki sudah bisa dikatakan sembuh berkat salep dari Arya.Lukanya mengering dengan cepat,sungguh mujarab.
"Weh,gue ga diajakin nih?Hellaww ibuk-ibuk!"Teriak Arya karena ditinggalkan begitu saja oleh kedua sahabatnya.Apa sebegitu pentingnya mie ayam daripada cowok manis satu ini?Ooh kasihan.
"Emm Arya,boleh bareng ke kantin nggak?"tanya Shila malu-malu.
Entah sejak kapan dia tiba-tiba berada disamping tempat duduk Arya.Mungkin karena terlalu meratapi kesedihan ditinggal Nasha dan Zora,sehingga cewek cantik datang pun dia tak sadar.
"Dengan senang hati neng"
---
"Whatt!!!Seneng palalu peyang !Lo kira gue cewek apaan?"
"Belagak sok jual mahal Lo Din.Giliran Putra yang ngajak aja,lo senengnya kaya ketimpuk duit segede gaban!"Gilbas tersenyum genit,sementara Dina malah melotot tajam.
"Bacot!Mulut Lo minta disumpel pake sambel ya!!?"ancam Dina sambil menarik mangkuk sambal kearahnya.
"Sumpel pake bibir aja, gue rela dahh..."Aihhh mesumnya udah kumat.Siapa lagi?Gilbas!
"Berantem aja teross!Gue pindah aja deh!"ketus Putra karena kesal.Sudah ancang-ancang ingin berdiri dengan mangkuk mie ayamnya namun segera dicegah oleh Dina dan Gilbas.
"Jangan!"Teriak keduanya kompak membuat Putra mematung ditempat.Refleks Dina dan Gilbas saling tatap kemudian menutup mulutnya masing-masing .
"Lo ngapain sih ikut-ikutan!"tanya Dina garang.
"Ngadi-ngadi Lo,yang ada Lo kali ngikutin gue"kembali keduanya baku hantam lewat mulut.
Putra memutar bola matanya malas, memantapkan niat untuk pindah tempat daripada keselek mie jika terus berada disana,kan nggak elit.
Kedua temannya itu jika sudah berdebat melebihi panasnya debat capres.Tapi kalau lagi akur,Putra pun di lupakan begitu saja.
Setelah mendapatkan meja kosong,Putra mendudukkan dirinya dengan kasar.Masih badmood karena keributan tadi.Namun,dia mencoba mengatur emosinya.Sayang dong kalo mie ayamnya harus dimakan dengan emosi dan gerah jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASHA
Teen FictionSeonggok daging- Ralat.Tidak manusiawi! Seorang cewek cantik- Ralat lagi! Dia ga cantik tapi,dia itu manis! Duh cielah bisa aja😅 Langsung ke prolog👉 Tinggalkan vote kalian yang berharga itu yaa readers💃