Semua murid SMA BRAWIJAYA kembali melaksanakan aktivitas belajar di sekolahnya. Hari Senin, atau hari yang paling dihindari oleh para murid. Bagaimana tidak, hari yang dimana seluruh penghuni sekolah ini harus berpanas panasan di lapangan yang luas ini. Di ikuti juga dengan pembicaraan topik mengenai sekolahnya dan beberapa kemenangan yang telah diraih dari sekolahnya, oleh Kepala Sekolah.Terlihat seorang gadis yang tengah mengipasi dirinya dengan salah satu tanganya, dan juga mencoba membungkuk agar dirinya tidak terkena sinar matahari. Yap, dialah Sheila.
"Astaga, ini kapan coba selesainya," keluh Sheila.
"Mana terik banget lagi mataharinya," sambung Natasya sembari mengelap keringat di dahinya.
"Sstt.. Am, lo ga capek apa? Gue liat liat lo B aja dari tadi," ujar Sheila.
"B aja gimana coba, orang gue juga nahan panasnya," ujar Amanda.
"Tapi lumayan sih, dapet vitamin D. Jadi sehat kan?" sambung Amanda dengan santainya.
"Lo bilang lumayan?!" giliran Vannia yang menyahut, dibalas anggukan oleh Amanda.
"Lah emang bener kan, kalau sinar matahari itu bagus. Udah mendingan dengerin tuh kepala sekolah," balas Amanda.
"Iya deh iya," ujar Sheila
"Beda cerita kalau sama orang yang rajinnya kayak lo Am," sahut Adira
"Hahaha, bener banget," ujar Vannia dan Natasnya disertai tawa kecilnya.
*****
Setelah lamanya berpanas panasan di lapangan dan juga mendengarkan ocehan dari Kepala Sekolahnya. Sekarang ini Sheila dan juga teman temannya tengah berada di kelasnya.
Dan juga setiap Hari Senin, tempat duduk harus ganti. Dan pastinya itu kesempatan untuk Sheila dan temannya, yang ingin tempat duduk yang tidak jauh. Ya paling tidak depan belakang.
Mereka saat ini tengah mengrumpi topik pembicaraan yang tidak jelas, contohnya saja membicarakan tentang sepatu keluaran terbaru. Bukan Adira namanya jika ia langsung tertarik dengan hal hal yang baru. Bahkan dirinya mengoleksi sepatu sepatu keluaran terbaru.
"Lo mah pikirannya shopping mulu Dir," ujar Natasya. Sedangkan Adira hanya terkekeh mendengarnya.
"Eh, Btw... Lo lagi deket sama Revan?" tiba tiba Natasya bertanya.
"Lo tanya ke siapa ogeb," omel Vannia.
"Ya Sheila lah. Siapa lagi," ujar Natasya sembari menunjuk Sheila dengan dagunya.
"Eh, kok gue?"
"Ya siapa lagi kalau bukan lo Sheila sayang. Kemarin aja waktu kita kita joging, lo nempel mulu sama Revan," giliran Amanda yang berbicara.
"Kalian kok manggil dia ga pake kak sih." Sheila mencoba mengalihkan pembicaraannya.
"Yee.. Lo mah ga inget apa. Orang mereka sendiri yang bilang, kalau kita boleh ga manggil kak," ujar Adira.
"Hehehe, iya juga sih," ujar Sheila.
"Tapi kan--" ucapan Sheila oleh Natasya
"Udah, jangan ngalihin topik. Lo suka ya sama tuh orang?" tuding Natasya.
"Mana ada, kenal aja baru kemarin kemarin," sanggah Sheila.
"Halah, bilang aja lo suka sama dia," goda Adira.
"Lama lama lo bakal terpesona dan suka sama dia Shei," ujar Amanda.
"Udah udah. Kenapa jadi bahas ini sih," gerutu Sheila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sheila's Story
Teen Fiction[FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA] "Perlahan lahan lo pasti bisa bangkit, ada gue yang selalu ada buat lo,"--Revanza Arkharega "Sorry kalau gue belum bisa bales perasaan lo, gue butuh waktu,"--Sheila Elvaretta *_*_*_*_*_*_* Kisah ini bercerita tentan...