[11] ~Kemarahan Revan~

25 5 1
                                    

"Kayaknya kita jodoh deh," Canda lelaki di depannya ini.

"Mana ada. Yang ada sial, tau gak!" Sewot Sheila.

"Bercanda. Oh ya kita belum kenalan, Gue Bara," 

"Sheila," ujarnya lalu menjabat tangan Bara.

Yap, tepat sekali. Orang yang menabrak Sheila adalah Bara, mereka berdua bertemu dengan cara yang... Bisa dibilang kurang mengenakkan. Bagaimana tidak, pagi hari dengan cipratan genangan air, lalu sekarang menabrak punggung lelaki itu.

Sekarang ini mereka berada di warung dekat toko ATK. Sekedar minum dan berkenalan lebih dekat dengan lelaki itu. 

"Btw, lo kok bisa sampe sini?" 

Bara memutar otaknya untuk berpikir, bisa gawat jika ia mengatakannya "Emmm, ga sengaja lewat sih."

Sheila memangut-mangutkan kepalanya, lalu menyeruput jus jambu yang ia beli. 

"Eh, gue duluan ya Bar. Keburu ketauan Pak Eko nanti," ujar Sheila sembari berdiri lalu mengambil beberapa uang di sakunya.

"Gue yang bayarin aja. Lagi pula gue yang ngajak," sela Bara saat Sheila ingin membayar.

"Gausah, gapapa,"

Bara tak menyahut, "Bu totalnya berapa?"

"Lima belas ribu mas," Bara mengambil selembar uang bewarna hijau lalu menyerahkannya kepada ibunya.

"Dibilang gausah, nih gue ganti," mereka berdua sembari melangkahkan kaki keluar dari warungnya.

"Udah disimpen aja," tolak Bara. 

"Yaudah deh. Makasih ya," Bara menganggukkan kepalanya. "Mau gue sembrangin ga?"

Sheila mengibaskan tanganya, "Gausah. Emang gue anak kecil apa."

"Emang kecil," Guman Bara.

"LO BILANG APA?!" Bara reflek mengangkat kedua tangannya di depan dada.

"Ampun ampun," Bara terkekeh pelan. Sheila mendengus malas.

Sheila teringat sesuatu, "Oh ya, slayer lo gue cuci dulu ya,"

"Santai, gapapa kok,"

Bughhh

*******

"EYYOO WATSHAPP GENGS," ujar Zion sembari merangkulkan tangannya ke sahabat sahabatnya.

"Najis woy!" Kevin berdigik ngeri lalu melepaskan rangkulan Zion.

"Tau lo," timpal Revan.

Zion tak menanggapi dan dengan watadosnya ia menyomot makanan Revan.

"Woy nyet!! makanan gue ini," tampol Revan.

"Pelit amat, sih pak bos,"

"Beli sendiri sono," timpal Chiko.

"Males ah. Mending nyomot punya kalian," 

"Gratisan mulu lo. Modal dikit kenapa," cibir Kevin 

"Nanti kapan kapan gue traktir kalian deh. Sebagai perayaan gue dapet cewe," ujarnya santai. Emang benar-benar ya Zion. Playboynya ga ketulung. Bisa dihitung sekitar duapuluhan mantannya. Dan sekarang ia sudah mempunyai yang baru lagi. Jangan salahkan Zion, salahkan saja kepada para gadis itu yang menerima jadi pacarnya. 

Diantara Mereka ber-empat, hanya Zion yang super duper playboy. Lain halnya dengan Erlan. Udah irit omong, cewe aja dia ga ada. Ya mau gimana, orang dirinya saja acuh dengan gadis gadis yang memberinya hadiah. Bahkan, ada yang menyatakan cinta kepadanya, tapi ia dengan santainya menolak.

Sheila's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang