[15] ~Alice Berulah Lagi~

5 1 0
                                    

Disaat Sheila cs memasuki kantin, tiba tiba saja es jeruk yang seharusnya di gelas berpindah tempat ke tubuhnya. Ada seseorang yang mengguyur dirinya. 

"ANJIRRR, SIAPA YANG NUMPAHIN NI ESS??!!" pekik Sheila berusaha membersihkan sisa air jeruk di mukanya.

"Omo omo omo, lo gapapa, Shei,?" tanya Adira kaget.

"Ck. Emang bikin rusuh lo ya," Vannia berdecak sebal menatap pelaku yang mengguyur minuman ke Sheila. Ia maju mendekati si pelaku, tapi tangannya dicekal oleh Amanda. Amanda menggelengkan kepalanya. Vannia membuang nafas kasar lalu bersedekap dada.

"HEH CABEE, MAKSUD LO APA, HAH??!!" bentak Natasya yang sudah berada di hadapan orang yang berani mencari perkara dengannya.

Alice. Yap, siapa lagi kalau bukan dia—Si Ratu Bullying+Cabe. Alice dan kedua dayang nya menertawaan Sheila. 

"Upss. Lice, lo harusnya hati hati dong, kasian tau dia jadi basah," Clara dan Saras saling pandang lalu tersenyum mengejek.

"Eh? ada orang yah? Gue kira tadi tembok, maaf yah Sheila," ujar Alice menatap prihatin Sheila dari atas sampai bawah. 

Sheila mengepalkan kedua tangan lalu mengambil sembarang es teh yang berada di dekatnya dan menumpahkannya ke seragam Alice. Alice terkejut.  Lagi-lagi mereka dibuat terkejut oleh keberanian siswa baru yang berani dengan Ratu Bullying. 

Byurr

"Gimana rasanya diguyur, hmmm? Enak? Dingin? atau Malu?" Sheila bersedekap dada menatap Alice dengan salah satu alisnya di angkat. 

"LO??!!" Alice geram dan langsung menarik rambut Sheila. Sheila terpikik berusaha melepaskan cekelan tangan yang di rambutnya. 

Jadilah mereka berdua saling jambak satu sama lain. Biarpun seragam mereka basah, yang terpenting amarah mereka tersampaikan. 

Sahabat Sheila dan dua kurcacil yang melihatnya ikuttan terkejut dan berusaha meleraikan mereka berdua. 

"Aduhh, Shei udah Shei. Ntar lo kena skors," panik Amanda, lalu menatap sekelilingnya. "Mampus, malah jadi tontonan lagi."

"Lah, setan. Malah jambak-jambakkan. Shei, stop elah. Lo jadi tontonan," Natasya berusaha menarik Sheila dan dibantu oleh Vannia. 

Adira menatap Clara dan Saras, ia berdecak pelan. "Lo kenapa diem aja astaga. Bantuin Alis lo."

Clara Saras saling pandang lalu berusaha menarik Alice. Tapi saat ingin menarik, Alice mendorong Sheila. Sheila terhuyung ke belakang, memejamkan matanya belum siap untuk mencium lantai.

"Aaaa, soswedd banget sih."

"Revan kenapa nolongin dia, sih."

"Ihh, ganjen banget jadi cewek."

"Revan Sheila cocok juga yah,"

"Iya bener, couple goals banget."

Semuanya histeris apa yang dilihatnya. Bagaikan pangeran kesiangan yang menolong sang putri.

"Akhirnya dateng juga pahlawannya," Vannia lega.

"Lo kenapa baru dateng, onyet?" tanya Adira ke Chiko.

Chiko menggaruk hidungnya yang tidak gatal, "Yang penting udah kesini."

Erlan memutarkan bola matanya, "Pacarannya nanti aja, lagi genting juga," Adira dan Chiko dibuat salah tingkah. Adira menatap Chiko meminta penjelasan, Chiko hanya tersenyum polos.

"Ini kenapa bisa gini sih?" tanya Kevin.

"Biasalah," balas Vannia

"Tuh si mak lampir buat drama lagi," timpal Amanda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sheila's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang