**********
Dear nara, kau bagaikan matahari yang menyinari bumi dan seperti bendungan air yang menjadikanya lautan.
Matamu bagaikan lampu cempor yang benderang dikala aku sedang menyelesaikan tugasku..
bibirmu ibarat permen yupi, manis dan indah dipandang..
aku padamu nara..
Glekkkk
Aku tak bisa berkata apapun lagi, yang ada hanya aku yang menelan air liurku hingga ke tenggorokan.
Yang ada dibenaku hanyalah tetangga sebelahku itu, feelingku kuat padanya, tapi apa mungkin dia se-lebay itu berkata kata? Mungkinkah? Kalau memang begitu, sepertinya tidak mungkin juga, isi surat sangat berbeda dengan karakternya jika bertemu denganku walaupun cuma selewat, hanya berpas pasan muka saja.
Apa jangan jangan ini surat dari Dimas ya!!!
ih gilaaaa, lebayyy banget.
Waktu cepat sekali berlalu, jam sudah menunjukan pukul 10 malam, waktunya aku berbenah, mandi dan menyelesaikan tugas kuliah yang membuatku stres.
Ting.. Ting..
Ah paling orang gak penting
Ponsel berdering dan aku mengabaikanya, karena lebih penting aku mandi dulu hehehe.
Ya ampun ini rambut dimana mana
Ting.. Ting..
Ponsel kembali berdering, aku masih menyapu lantai, setelah mandi, karena melihat rambutku yang rontok bertebaran di setiap sudut kamarku.
Aku meraih ponselku yang ada di meja rias.
"Hallo.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamar sebelah
Romanceditengah malam selalu terdengar suara yang sama selalu pukul 02.00, suara desahan dan seperti benturan benda yang sangat mengganggu jam tidurku, rasanya hampir setiap hari seperti itu dan lagi lagi aku terbangun, sampai pada akhirnya aku tak bisa me...