Prolog

6.5K 504 31
                                    

.

.

.

"Namanya Yoon Jeonghan, kau pasti mengenalnya kan Presdir Choi?" Seungcheol mengangguk lalu mengalihkan matanya pada petinggi Daesung Grup itu. Ya tentu, siapa yang tidak mengenal Yoon Jeonghan, pemenang Blue Dragon Awards tahun ini dalam kategori aktris terbaik.

"Aku akan mengirimkannya padamu sebagai hadiah, Four Season Hotel nanti malam." Seungcheol menyeringai kecil dibuatnya. Tidak menyangka dari meneken kerja sama dengan Daesung Grup, ia bisa mendapat hadiah semenarik itu.

Well, siapa yang juga yang bisa menolak Yoon Jeonghan?

.

.

.

"Panggil Lee Jihoon ke ruanganku." Soonyoung tidak pernah bisa menolelir sebuah kesalahan apalagi jika sefatal yang satu ini.

"Lee Jihoon-ssi, ini bukan yang pertama kalinya kau mengacaukan penampilan grupmu." Kata Soonyoung pada gadis bernama Lee Jihoon yang tengah menunduk dalam dihadapannya.

"Beri dia vakum jika penampilannya tidak membaik." Ujarnya pada seorang lagi yang duduk dihadapannya.

"Grupmu tidak membutuhkan seorang pengacau." Ujarnya sambil berlalu.

.

.

.

"Kim Mingyu tampan sekali." Wonwoo mendecih mendengarnya. Pria menyebalkan itu! Sungguh Wonwoo ingin mencakarnya.

"Akan kuadukan pada kakek!" Bagaimana bisa Kim Mingyu yang sok tampan itu tidak mengenal Wonwoo di hari pertama pertemuan mereka? Juga tidak melontarkan pujian pada Wonwoo yang tampil super cantik hanya untuk menyanggupi permintaan sang kakek untuk menemui cucu sahabat kakeknya itu dalam rangka perjodohan.

"Dia pasti hanya sok jual mahal."
.

.

.

"Ganti Modelnya, aku tidak suka." Itu sudah model keempat yang Minghao tolak untuk model brandnya yang satu minggu lagi akan diluncurkan, tidak ada yang memenuhi kriterianya.

"Kita tidak punya waktu lagi Nona Minghao."

"Hubungi lagi agensi Wen Junhui, katakan jika yang mengajukan kontrak adalah cucu pendiri Daelim."

Minghao terbiasa mendapat apapun yang ia mau sejak kecil, dan mendapatkan Wen Junhui sebagai model brandnya bukanlah hal yang sulit jika ia membawa nama Daelim.

.

.

.

"Sekretatis Hong."

"Hong Jisoo."

"Jisoo."

Sepertinya Seokmin punya semacam ketergantungan dengan Jisoo. Apapun harus Jisoo.

"Pakaikan dasiku."

"Jisoo, aku mau makan siang dengan hidangan tuna."

"Jisoo, buatkan aku kopi yanng seperti biasanya."

"Jisoo, suapi aku." Sedang sekretarisnya itu hanya bisa menghela napas pelan.

.

.

.

"Tuan, bisakah anda tidak berdiri disini? Setelah ini direktur yang baru akan datang. Jadi minta tolong untuk tidak berdiri disini." Ucapan seorang wanita berpakaian formal itu membuat Hansol terkekeh kecil dibuatnya.

"Ah begitu, baiklah." Belum sempat Hansol beranjak, manajer Kim datang dan menyapanya.

"Selamat datang di divisi perancangan Direktur Choi, saya harap anda akan betah."

"Tentu aku akan betah, apalagi jika ada dia." Ujarnya sembari menunjuk wanita tadi lalu menyunggingkan senyum miring yang menawan, sedang seorang yang bernama Boo Seungkwan itu hanya bisa merutuki dirinya sendiri dalam hati.
.

.

.

"Grup Daelim itu berisi orang-orang jahat." Chan mengerutkan dahinya mendengar kata-kata itu.

"Kudengar para cucu pendiri Daelim sangat arogan dan kasar. Mungkin karena sejak kecil mereka terbiasa mendapat hal yang mereka inginkan." Lagi-lagi kerutan itu semakin menjadi. Darimana perempuan itu menyimpulkan sesuatu seperti itu.

"Cucu termuda pendiri Daelim, adalah mahasiswa jurusan bisnis disini. Jaga ucapanmu daripada kau terkena masalah." Ujar Chan dari arah belakang hingga perempuan berkulit seputih salju itu tersentak kaget.
.

.

.

Ini adalah hasil dari kegabutankuu😆
Jadi mereka yang diatas itu para pewaris Daelim yaaa, cucu dari pendiri Daelim itu sendiri😊

Ini cuman aku gabut aja rek, trus bikin ini, maaf yaa yang menunggu ff lain😆

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang