07

3.2K 471 48
                                    

▪Why do I pull you close and then ask you for space, if all it is it eight letters why is it so hard to say?▪

I want you
I need you
I miss you
I love you

Be with me

▪▪▪

Bgm : 8 Letters - Why Don't We

▪▪▪

Diantara para pewaris Daelim, orang-orang memandang Lee Seokmim sebagai yang paling ramah, walau dia jarang tersenyum sama seperti yang lainnya. Dia juga yang paling mudah berbaur, tapi bagi Jisoo dia adalah pewaris Daelim yang paling manja. Lebih manja dari si bungsu Chan. Bagaimana tidak manja, jika apa-apa harus memanggil Jisoo, huh ingin sekali Jisoo resign.

Sewaktu pertama kali Jisoo bekerja untuk Seokmin, ia yang waktu itu menjadi staff magang tiba-tiba dipanggil oleh atasannya fan langsung diberi jabatan sebagai sekretaris Direktur personalia. Jisoo langsung memekik senang kala itu, wah pasti gaji seorang sekretaris banyak, pikirnya. Tapi baru satu jam menjabat sebagai sekretaris Lee Seokmin, ia sudah dibuat naik darah dengan tingkah pria itu.

Jisoo adalah satu-satunya wanita asing yang boleh masuk ke Mansion para pewaris selain para pelayan, sekarang ketambahan satu, Lee Jihoon, calon istri kakak sepupu Seokmin. Jisoo belum pernah bertemu langsung dengannya, ia hanya pernah melihatnya di televisi. Eh salah, bukan ketambahan satu malah ketambahan dua, karena saat Jisoo mengantar Seokmin pulang, suasana Mansion bukan dalam keadaan baik karena pewaris tertua Daelim membawa seorang wanita yang juga Jisoo kenal sebagai artis papan atas, Yoon Jeonghan.

"Kau mau ikut tinggal disini Jisoo? Di ruanganku ada dua kamar, jika kau mau. Sepertinya setelah ini peraturan hanya tinggal peraturan." Jisoo membelalakkan matanya, Seokmin kadang memang seenak jidat saat berbicara, tidak memikirkan jantung Jisoo yang serasa habis maraton.

"Ah tidak, terima kasih Tuan, saya pamit undur diri." Ucapnya lalu membungkuk. Gila saja jika tinggal bersama para pewaris, Jisoo bisa jadi yang paling kampungan disana. Levelnya jauh berbeda dan jelas akan membuat Jisoo tidak nyaman.

"Ayo kuantar." Aneh bin Ajaib. Tadi Jisoo yang menyetir dan mengantar Seokmin pulang, dan ketika sudah sampai Mansion, Seokmin malah berinisiatif mengantarnya. Wah orang kaya terkadang memang aneh.

"Tidak perlu tuan, saya akan naik taksi."

"Ayolah, lagipula mendengar suara Wonwoo noona yang heboh membuatku pusing minta ampun." Jisoo mengulum senyum kecil. Jeon Wonwoo, dia yang paling anti dengan orang asing, tentu tidak berlaku jika untuk Jisoo. Malah Wonwoo adalah yang paling sering mengajak Jisoo berbincang, mengajaknya ke salon yang sayangnya Jisoo tolak. Jisoo terlalu sibuk mengurusi adik sepupu Wonwoo yang bermagra Lee itu.

"Aku lapar, ayo makan terlebih dahulu."

.

.

.

"Waw Yoon Jeonghan!" Itu Soonyoung yang langsung menutup mulutnya saat Wonwoo melempar delikan mematikan padanya.

"Aku harap kalian menerima Jeonghan dengan baik."

"Tentu." Itu Soonyoung yang menjawab dengan antusias. Yoon Jeonghan adalah salah satu aktris favoritnya, tentu Soonyoung akan menerima Jeonghan dengan baik.

"Oppa! Ini apa lagi? Kau membuat skandal dan menjadikannya sebagai tamengmu atau apa?" Kata-kata itu dengan telak menampar seorang termuda disana, ia langsung menundukkan wajahnya terlebih Soonyoung tampak tidak peduli dan sibuk dengan Yoon Jeonghan.

"Ah, aku akan naik terlebih dahulu." Yang lain menatap kepergian Jihoon dengan prihatin, juga Wonwoo yang mulai merutuki dirinya dan menyalahkan mulutnya yang selalu seenaknya sendiri.

'Ah kasian sekali si kecil itu' , Wonwoo membatin. Bagi Wonwoo, Jihoon adalah anak kecil yang tidak punya banyak kuasa dan hanya bisa mengangguk tanpa protes terlebih dahulu saat Soonyoung dengan segala keangkuhannya menjadikkannya sebagai calon istri. Wonwoo sangat menyayangkan itu, kenapa diantara banyak wanita harus Lee Jihoon yang dikorbankan, dan dalam waktu dekat ia akan menjadi janda, ia akan keluar dari Mansion ini dan kembali menjadi asing bagi para pewaris.

"Dia hamil, kalian akan punya keponakan." Wonwoo langsung berbinar setelahnya, tidak jadi marah karena ia selalu lemah dengan bayi dan anak kecil. Dan yang lain hanya terperangah.

"Jadi kapan kalian akan menikah? Kalian tentu tidak mau kan, keponakanku lahir tanpa orang tua yang terikat?" Tanya Minghao yang sejak tadi hanya diam sembari membolak-balik majalah fashion ditangannya. Dan lagi kakek dan para orang tua mereka pasti akan murka jika Sang pewaris tertua tidak bertanggung jawab dengan sebenar-benarnya.

.

.

.

"Dia sudah berapa bulan Jeonghan-ssi?" Wonwoo bertanya dengan antusias, saat ini mereka berlima, Wonwoo, Minghao, Jihoon, Jeonghan dan ketambahan Jisoo yang ditarik Wonwoo untuk bergabung saat mengantarkan Seokmin pulang, sedang berbicang di kursi taman belakang Mansion sambil menyesap teh beraroma melati yang menyegarkan.

"Sudah dua bulan." Jeonghan terseyum kecil dan tangannya mengusap permukaan perutnya yang masih rata.

"Jihoon mulai sekarang banyaklah bertanya pada Jeonghan- boleh aku memanggilmu Eonnie?" Wonwoo bertanya dan Jeonghan langsung mengangguk sembari memberi senyum cantik. " Banyaklah bertanya pada Jeonghan Eonnie tentang kehamilan, oke?"

"Aku tidak akan hamil."

"Kau akan! Orang tua Soonyoung Oppa tidak akan mungkin mengijinkanmu keluar dari sini tanpa memberi satu calon pewaris untuk Daelim."

"Tapi kami akan berpisah nantinya."

"Jangan khawatir, disini banyak orang yang akan menyayangi anakmu dan Soon Oppa kelak." Itu Minghao yang berkata, menegaskan jika Jihoon tidak perlu khawatir untuk meninggalkan anaknya sendirian di Mansion ini kelak.

Jihoon rasanya sudah tidak tahan dengan semua ini, berada dilingkaran para egois membuatnya menjadi gila.

.

.

.

Haduuduuu maaf kalo aneh😖

Terima kasih atas dukungannya dan maaf atas segala kekurangan😚😚

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang