12

4.7K 487 55
                                    

Jeonghan bosan setengah mati, ia berguling di ranjang besar di tengah ruangan yang terasa begitu asing baginya. Dipandanginya gemerlap Kota Seoul yang memanjakan mata, si cantik itu sudah berusaha memejamkan mata tapi sayangnya ia tidak bisa tertidur, pikirannya berkecamuk. Penuh dengan kilatan kejadian yang terjadi di hidupnya akhir-akhir ini. Hutang sang ayah, Daesung yang licik, Daelim, Choi Seungcheol dan si kecil yang Jeonghan beri banyak rasa sayang akhir-akhir ini. Tangannya bergerak menarik selimut tebal hingga selimut itu menutupi tubuhnya hingga dada, lalu tangannya mendekap perutnya yang belum terlalu menonjol, takut jika si kecil kedinginan. Seoul tengah berada di puncak musim angin, angin bertiup kencang dan penghangat ruangan yang ada di kamar hotel itu nyatanya tak berhasil mengusir dingin yang melingkupi tubuh si cantik.

"Kakek besok akan datang, jadi lebih baik kau menginap di hotel daripada kita dinikahkan paksa." Saat mendengar perkataan Seungcheol malam itu yang ada di pikiran Jeonghan adalah keluar dari Mansion itu dengan segera sebelum pendiri Daelim datang dan memergokinya berada di kamar sang cucu tertua. Jeonghan merasa seperti buronan akhir-akhir ini, tidak bebas, mengendal-endap, takut jika kamera wartawan menangkap sosoknya yang kini di beritakan tengah vakum berada di Mansion keluarga konglomerat paling terkenal di Korea.

"Halo, Ayah." Sapa dengan suara gemetar saat sambungan trlepon itu ia buka.

"Bagaimana kabarmu, Jeonghan? Apakah kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, Ayah. Bagaimana kabar ayah?"

"Ayah baik-baik saja, yah hanya sedikit flu karena udara sangat dingin akhir-akhir ini. Mana kekasihmu Jeonghan? Ayah ingin bicara."

Sejatinya kebohongan hanya dapat di tutupi dengan kebohongan lain. Bersandiwara sebagai pasangan yang saling mencintai adalah hal yang dirasa paling tepat ketika mereka harus berhadapan dengan ayah Jeonghan. Dan benar, laki-laki paruh baya itu percaya jika putrinya yang cantik memang menjalin hubungan dengan si cucu tertua Daelim. Dan sang ayah juga mendukung ketika Jeonghan memutuskan untuk vakum dan beristirahat.

"Dia sedang keluar." Tentu Seungcheol kini sedang di Mansion, bergelung diatas ranjang hangatnya.

"Di jam segini?" Tanya sang ayah, tentu itu menjadi pertanyaan karena saat ini jarum pendek di jam sudah menyentuh angka dua.

"Maaf tidak bisa mengunjungi ayah akhir-akhir ini." Jeonghan mengalihkan pembicaraan. Si cantik meminta maaf, ia memang merahasiakan kehamilannya dari sang ayah, memilih keluar dari rumah dengan berbagai alasan yang dirasa masuk akal.

"Tidak apa-apa Han-an, istirahatlah. Maaf ya ayah sudah menelpon tidak tau waktu." Ujar sang ayah, yang langsung dibalas dengan gelengan walau Jeonghan tau jelas ayahnya tidak bisa melihat itu.

"Tidak apa-apa, ayah. Selamat malam menjelang pagi, aku menyayangi ayah."

Awalnya, ia ingin menjadikan sang ayah sebagai orang pertama yang mengetahui tentang kehamilannya, tapi ia terlalu takut membuat mata yang selalu memandangnya teduh itu berkilat penuh kecewa.

.

.

.

"Waah, saya bisa melihat jika Tuan Soonyoung adalah pribadi yang seperti itu." Tutur sang pewawancara dengan senyum di wajahnya, menyetujui perkataan Jihoom tentang Soonyoung yang perhatian.

"Pertanyaan yang sama untuk Tuan Soonyoung, apa yang membuat anda nyaman dengan Nona Lee?"

Ada banyak, ada banyak hal yang hanya Soonyoung seorang yang tahu. Tapi nyatanya lidahnya terlalu kelu untuk berucap.

"Karena dia membuatku merasa... lengkap, mungkin."

Bagi jihoon, itu jelas hanya mengada-ada.

Tapi...

Entahlah.

.

.

.

Set sudah ditata, para pewaris juga sudah siap di atas kursinya masing-masing. Kedua tuan putri duduk di bagian tengah dan diapit oleh para pangeran. Cantik dan tampan, tidak ada celah sedikitpun di penampilan mereka, mereka anggun dan berwibawa dengan semburat angkuh yang begitu terasa.

"Wah, suatu kehormatan bagi saya dapat mewawancarai Para Pewaris Daelim Grup." Wanita itu membungkuk yang di balas bungkukan kecil oleh para pewaris.

"Seperti yang kita tau, seperti yang masyarakat luas ketahui, Daelim grup adalah grup konglomerasi terbesar di Korea. Dan mengenal para pewarisnya adalah hal yang amat menarik. Penerbangan menggunakan Daelim Airways tentu adalah hal paling nyaman dan dibalik rasa nyaman itu ada dua pewaris Daelim yang turun tangan, Tuan Choi Seungcheol dan Tuan Lee Seokmin." Seokmin dan Seungcheol membungkuk kecil ke arah kamera yang menyorot mereka.

"Daelim memegang berbagai sektor, salah satunya adalah sektor otomotif dengan Daelim Motor dan dibalik tim perancangan yang handal ada Tuan Choi Hansol yang turun tangan, bahkan Daelim juga menguasai dunia fashion dengan Blossom Apparel yang didirikan oleh Nona Xu Minghao dan tidak asing lagi Daelim juga mengusai pasar hiburan dengan Daelim Entertainment yang dipimpin langsung oleh Tuan Kwon Soonyoung. Selain berkecimpung didunia bisnis, pewaris Daelim yang berikut ini juga merupakan pembawa berita paling diminati di Korea, Nona Jeon Wonwoo. Dan yang terakhir, pewaris bungsu yang saat ini masih menempuh pendidikan bisnis di Seoul University, Tuan Lee Chan." Wah, perkenalan yang panjang. Bahkan Minghao sudah mulai bosan sekarang.

"Kali ini saya, Jung Hyemi, akan membawa anda lebih mengenal  ketujuh Pewaris Daelim Grup." Syuting itu masih di lakukan di Mansion para pewaris, bedanya mereka tidak di wawancara sembari mengelilingi Mansion seperti Pasangan Jihoon dan Soonyoung, ketujuhnya duduk di kursi yang sudah di tata dengan latar ruang tengah yang penuh gemerlap.

.

.

.

Wawancaranyaaa akhirnya ngga aku bikin reeek😭 takutnya ngga kejutan gitu loo, jadi nggapapa yaa?😚😚 Ini kan juga masih awal, baru juga jalan 12 Chapter ceritanya...

Maaf atas segala kekurangan dan terima kasih atas dukungannya...

Kita ketemu lagi di chap depan dengan kedua tuan puteri😚❤ si bungsu masih sibuk kuliah, dia ntar keluar kok kalo udah luang wkwkwk

Sayang kalian❤

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang