11

3K 473 59
                                    

Ruangan Soonyoung sudah di tata sedemikian rupa untuk proses foto prewedding yang akan ia dan Jihoon lakukan pagi ini. Selain ruangan Soonyoung, ruang tengah juga dipilih untuk lokasi prewedding. Fotografer keluarga sudah datang, Jihoon juga sudah siap dengan gaun indahnya dan kabar buruknya adalah ada kakek yang mendadak kerasukan ingin menonton prosesi prewedding cucunya itu.

"Kakek keluarlah, kakek membuat Jihoon tidak nyaman tau." Soonyoung mendorong tubuh kakeknya untuk pergi dari ruang tengah, sungguh kakeknya kurang kerjaan sekali mau melihat preweddingnya dan Jihoon.

"Aku membuatmu tidak nyaman Jihoon-ah?" Si cantik itu langsung menggeleng keras walau kenyataanya ia benar-benar canggung dengan Soonyoung saat ini, bayangkan melakukan pose selayaknya kau mencintai orang itu, itu jelas sangat sulit, benar?

"Lebih baik kakek bermain dengan kucing Wonwoo sana." Seakan tau jika disebut, Wonwoo malah muncul dari balik pintu bersama dengan seekor kucing berbulu seputih salju berada di gendongannya.

"Cantik sekali, Jihoon." Puji Wonwoo, Jihoon tampak sempurna dalam balutan gaun putih itu. Yang dipuji hanya memerah, disatu sisi ia merasa terheran karena ternyata Wonwoo bisa memuji orang lain, karena Jihoon kira si pemilik mata rubah itu hanya bisa memuji dirinya sendiri.

"Untuk yang pertama, Nona Jihoon anda duduklah di kursi dan Tuan Soonyoung berdirilah di belakang Nona Jihoon." Berhasil. Tentu itu sangat mudah, Jihoon tinggal duduk dan Soonyoung tinggal berdiri dibelakangnya. 

"Sempurna." Ujar fotografer itu dengan kepuasan yang tampak di rautnya. "Untuk yang kali ini, Tuan Soonyoung duduk di kursi itu kemudian Nona Lee, duduklah dipangkuan Tuan Kwon." Keduanya membeku, hendak protes tapi kakek sidah terlebih dahulu berdehem lalu memberi senyum penuh harap.

"Kakek keluarlah, ini memalukan." Si tampan mengeluh sedang sang adik sibuk terkikik, menertawakan Soonyoung yang tanpa sadar merengek pada sang kakek.

"Cepatlah Soonyoung."

Dengan terpaksa Soonyoung duduk bersandar di kursi kayu itu, mata tajamnya mengawasi Jihoon yang dengann canggung menjatuhkan bokongnya di pangkuan kokoh Soonyoung.

Lokasi berganti, setelah mengambil foto formal kini keduanya berpindah ke ruangan Soonyoung, tentu kakek dan Wonwoo juga ikut.  Pakaian juga berganti, kini lebih santai daripada yang pertama. Dengan atasan dan bawahan yang senada, keduaya kini duduk di atas karpet bulu, saling memandang dengan perasaan berkecamuk yang menyiksa.

"Lebih dekat Tuan Kwon, jarak anda dengan Nona Lee terlalu jauh." Soonyoung mengumpat, umpatan yang dapat didengar Jihoon. Umpatan yang membat si cantik tersentak kecil.  Mata tajamnya lalu bertemu dengan mata indah di hadapannya, ia memandangnya tepat di manik kelam itu, ada pantulan dirinya disana.

"Nona, tatap Tuan Kwon dengan penuh cinta." Apa? Tatapan penuh cinta? Yang seperti apa itu? Jihoon tidak tau?

"Ah, ya..." Cicit Jihoon, ia menggerjap kemudian memandang ke arah Soonyoung, entah itu pandangan penuh cinta tau kebencian. Jihoon tidak tau.

"Yaa.. Begitu, pertahankan tatapan memuja itu Tuan Soonyoung."

Benarkah? Benarkah itu tatapan memuja? Karena bagi Jihoon, Soonyoung selalu memandangnya tajam, tatapan tajam yang membuatnya terluka diam-diam.

.

.

.

Soonyoung menjatuhkan pandangannya ke manik kelam Jihoon, lalu mata tajamnya berkelana, meneliti wajah cantik di hadapannya, mata kecil yang indah, hidung mungil yang pas dan bibir merah yang terbuka-tertutup itu memanglah sangat menawan. Angin di taman Mansion itu bertiup pelan, menerbangkan anak rambut Jihoon di sekitar dahinya. Tapi lamunannya terbuyar saat suara wanita yang mewawancarai mereka menyapa telinganya.

"Tuan Kwon, jangan dilihat seperti itu. Anda membuat calon istri anda malu." Nyatanya itu benar, pipi Jihoon kini memerah sewarna buah tomat yang matang.

"Ah maaf..." Ujarnya lalu membuang pandangannya ke arah lain.

"Liputan ini akan di tayangkan setelah acara pernikahan kalian, Tuan dan Nona." Jihoon juga Soonyoung mengangguk paham, lagipula itu juga sudah tertulis di kontrak yang mereka tanda tangani.

Ketiganya kini berjalan sembari mengobrol dengan kamera yang meliput mereka. Jihoon berjalan ditengah-tengah Soonyoung dan Wanita bermarga Jung itu sembari menikmati pemandangan taman Mansion para pewaris yang ditumbuhi bunga berbagai warna yang cantik.

"Jadi, kapan pertama kali Tuan Kwon dan Nona Lee bertemu?" Pertanyaan pertama. Jihoon hanya diam, menyerahkan segala nya pada Soonyoung yang tampak tenang.

"Pertemuan pertama.. 01 Juli 2016. Aku ingat karena itu juga hari pertamaku bekerja di Daelim Entertainmen sebagai staff."

"Tepatnya dimana, Nona Lee?" Tentu Jihoon juga ingat yang ini.

"Di ruangannya, aku dipanggil karena melakukan kesalahan."

"Menurut Nona Lee, apa sifat buruk yang Tuan Kwon miliki?" Semuanya buruk. Soonyoung itu tidak ada baik-baiknya menurutnya.

"Dia galak." Jihoon mendongak sedikit, memandang Soonyoung dengan lekat sedang yang di pandang membuang muka sembari tersenyum samar.

"Dia juga pemaksa."

"Dia keras kepala."

Pewawancara itu tertawa kecil, merasa lucu karena Jihoon begitu jujur mengutarakan sifat buruk Soonyoung.

"Lalu sifat baik yang membuat anda jatuh cinta pada Tuan Kwon, bisakah kita semua tau tentang itu Nona?"

'Tidak, dia itu tidak baik sama sekali.'

"Dia perhatian."

.

.

.

Weeeee maaf bangeet... chap ini membosankan yaaa😢 Chap ini jelek banget yaaa😭 maaf ya rek yaaa😭

Maafin aku....

Ketemu para pewarisnya chap depan aja yaaa😚 kira kira pertanyaan apa ya yang bisa ditanyain ke para pewaris soalnya aku bingung juga rek wkwkwk

Kasih saran dong😚

Makasih atas dukungannya dan maaf atas segala kekurangan😚❤

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang