14

2.8K 312 43
                                    

Jisoo rasanya ingin menangis saja saat melihat wajah-wajah polos yang kini memandangnya dengan mata berbinar. Mereka tampak amat sangat antusias saat Jisoo membagikan Pop Cake untuk mereka.

"Terima kasih sudah datang Tuan Seokmin. Bulan lalu Nona Wonwoo dan Nona Minghao juga berkunjung dan anak-anak sangat senang. Nona Minghao membawa banyak buku untuk dibaca dan Nona Wonwoo membawa banyak pakaian untuk anak-anak." Seokmin mengangguk sembari memberi senyum seadanya.

"Bagaimana dengan Rumah Sakit?" Tanya Seokmin. Ia mengangguk paham saat kepala panti itu menjelaskan perkembangan rumah sakit. Panti asuhan ini bukanlah panti asuhan yang tengah-tengah kota Seoul walau ia berada di bawah Yayasan Daelim. Begitu juga rumah sakit yang letaknya tak begitu jauh dari panti asuhan itu. Fasilitasnya lengkap, sangat lengkap, Namun letaknya benar-benar jauh dari pusat kota. Pedesaan dan tempat terpencil menjadi fokus Daelim beberapa tahun terakhir, mengingat angka kematian ibu dan bayi di pedesaan masih sangatlah tinggi.

"Apakah anak-anak kekurangan sesuatu?"

"Tidak tuan, Persediaan kebutuhan selalu di kirim tepat waktu." Seokmin mengangguk paham. Ia tahu seharusnya ia tak perlu meragukan bagaimana Yayasan Daelim mengatur segala sesuatu karena Yayasan itu berada di bawah kendali neneknya sendiri.

"Beritahu Sekretaris Hong  jika anda butuh sesuatu." Ujar Seokmin sambil menoleh ke arah Jisoo yang memandangi anak-anak kecil itu, bahkan si cengeng itu sudah hampir menangis.

"Jisoo." Si cantik berwajah kucing itu mendongak. Matanya berkaca-kaca dan pipinya memerah lucu.

"Ya Direktur." Jawabnya sebelum berdiri dan berjalan mendekati sang pewaris keempat.

"Temani aku berkeliling sebentar." Ujarnya. Jisoo mengangguk patuh lalu berjalan dibelakang Seokmin yang sedang menikmati pemandangan hijau di depan sana.

"Mendekatlah Jisoo, jangan berjalan di belakangku." Kata sang pewaris, Jisoo hanya menurut saja. Ia maju beberapa langkah dan menyamakan langkahnya dengan langkah Seokmin yang sengaja di buat pelan untuk menyeimbangi langkah Jisoo yang kecil.

"Aku ingin tinggal di pedesaan seperti ini jika sudah tua nanti, menepi dari hiruk pikuk Seoul dan tetek bengek Daelim yang melelahkan. Kau suka tidak jika nanti tinggal disini? Mungkin 30 tahun lagi, kita juga bisa mengunjungi anak-anak di panti jika bosan di rumah." Seokmin sebenarnya sadar tidak sih jika Jisoo sudah ingin pingsan karena ucapan ambigunya. Jika ingin tinggal disini, ya tinggal saja sendiri! Kenapa harus ajak ajak Jisoo?!

'Dasar direktur gila!'

"Orang tuaku dan paman serta bibiku juga begitu, mereka lebih memilih berlibur setelah jabatan mereka di gantikan dengan yang lebih muda, Orangtua Wonwoo noona baru kembali dari berlayar, mereka akan tinggal di korea selama dua bulan untuk menghadiri pernikahan Soon Hyung sebelum berlayar kembali. Orangtua Hao sedang berlibur di pedesaan di China, mereka bahkan belajar menanam padi." Jisoo ikut tersenyum saat Seokmin terkekeh di ujung kalimatnya.

"Lusa ibu dan ayahku akan kembali dari Jepang. Kau harus ikut menjemput mereka." Tiga hari lagi acara makan malam untuk pernikahan Soonyoung dan Jihoon akan dilaksanakan. Itu berarti terhitung tepat lima hari lagi salah satu pangeran Daelim itu akan mengucap janji sehidup sematinya pada Jihoon.

"Kita harus segera kembali ke Seoul sebelum hujan turun." Ucap Seokmin saat suara guruh bergemuruh di kejauhan.

Tapi tampaknya keberuntungan tak berpihak pada Seokmin kali ini. Selain hujan turun dengan begitu deras, mobil Seokmin yang baik-baik saja saat berangkat tadi tiba-tiba tidak menyala saat mereka sampai pada daerah hutan tanpa penduduk dan sialnya tidak ada satupun kendaraan yang lewat di cuaca seburuk ini. Jisoo bahkan sedikit bergidik ngeri, membayangkan jika saja ada hantu penunggu hutan yang menyeramkan tiba-tiba duduk di kursi penumpang di belakang. Seokmin sudah berusaha menghubungi siapapun, tapi sayangnya gangguan sinyal yang parah membuat usahanya sia-sia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang