Dendam Yang Tidak Terbalaskan

173 13 0
                                    


Hati Supo benar benar merasa terenyuh,sekaligus sedih.
karena sudah sekian tahun tidak bertemu,tapi keadaan bibinya tersebut masih juga belum berubah.
meskipun anak anaknya telah dewasa dan sudah pada menikah,ternyata belum juga bisa merubah keadaan bibinya tersebut.

Ingin rasanya hati Supo membantu kesulitan ekonomi bibinya Darsih.
namun dengan apa dia bisa membantu.
uang?,dia juga tidak memiliki banyak uang.
bagaimanapun,dia tidak akan pernah bisa melupakan kebaikan bibinya tersebut.

"kenapa kau bunuh pakdemu Supo?"

"kenapa dia membunuh kedua orang tuaku bik ?"

Darsih terdiam,dia bertanya malah dibalas bertanya oleh Supo.
sepuluh tahun Supo memendam rasa dendam,dan saat dia dewasa dendam tersebut langsung dia laksanakan.

Ingin rasanya dia menginap di rumah bibinya tersebut.
namun Supo sadar,bahwa saat ini dirinya pasti sedang dicari oleh pihak
berwajib Voc.

"saya pamit bik,mungkin lain waktu aku akan mampir lagi"

"berhati hatilah nak,semua orang saat ini mencarimu"

"tentu bi..Darsih"

Supo melangkahkan kaki dengan penuh rasa hati hati,dia tidak ingin ada orang yang melihat keberadaan dia di rumah bibinya.

Supo tidak ingin berpapasan dengan orang lain.
bukannya dia takut,tapi dia ingin menghindari terjadinya pertarungan dengan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah keluarganya.

"mungkin lewat pinggiran sungai ini,tidak akan ada orang yang melihatku"

sebuah sungai yang tidak begitu besar,namun airnya yang berwarna kecoklatan,terlihat deras mengalir.
Supo putuskan untuk menyeberangi sungai tersebut,saat ada sebuah jembatan dari bambu.
tidak besar jembatan bambu tersebut,hanya cukup untuk satu orang yang lewat.

Supo tidak menatap kedepan,tapi menundukkan pandangan.
setiap pijakan kaki,maka akan terdengar bunyi pada jembatan bambu tersebut.
Supo begitu tenang dalam melangkah,namun penuh dengan sikap kehati hatian.

Supo menghentikan langkahnya,karena dihadapan diribya kini terlihat orang mau lewat jembatan tersebut.
tapi hati kecil Supo bertanya,"kenapa orang itu tidak maju,aku rasa jembatan ini masih cukup buat berpapasan?"

namun orang itu masih juga berdiri di tempatnya,dan belum juga bergerak.
Supo merasa heran dengan hal ini.
tapi rasa heran pada dirinya langsung berubah menjadi khawatir.
orang itu berseragam serdadu voc,dan Supo khawatir jika orang ini hendak menangkap dirinya.

"mau apa orang ini?" tanya Supo dalam hati.
namun orang tersebut seolah olah memang berniat menghalangi jalan Supo.

namun orang itu tetap saja menundukkan pandangan,tatapannya terus tertuju ke bawah.
tapi secara perlahan lahan,dia mulai mengangkat wajahnya.
sorot matanya begitu tajam menatap Supo.
tangannya mencengkeram kuat kuat batang barang bambu di kanan kirinya.

"Kuncoro...,mau apa dia?"

Harusnya pertanyaan tersebut tidak muncul pada diri Supo.
Supo diam,dia menunggu apa yang akan Kuncoro katakan.

"Supo....bangsat kau,hari ini aku akan menuntut balas atas kematian orang tuaku"

"lalu bagaimana dengan kedua orang tuaku Kuncoro?"

Kuncoro terdiam,hati kecilnya membenarkan tindakan Supo.
tapi dendam kesumat pada dirinya tidak akan mudah terhapus begitu saja.

"aku akan membunuhmu Supo"

Kuncoro lalu mengeluarkan goloknya,dan bersiap untuk menyerang Supo.

"mati kau Supo......"

dengan cepat dia berlari kearah Supo,sementara Supo cuma diam dan tidak bergerak dari tempatnya.

Sebuah sabetan lagsung dilayangkan oleh Kuncoro,namun Supo bergerak mundur dan terhindar dari sabetan tersebut.

Legenda rakyat maling cluring 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang