Dendam Kuncoro.

260 12 0
                                    


Kuncoro tidak bisa lagi menahan tangisnya,air matanya jatuh berderai membasahi pipi.
sementara terlihat rembesan darah yang masih membasahi kain kafan bapaknya tersebut.
beberapa orang berada di kanan kirinya,namun tidak bisa berbuat apa apa.
satu persatu para pelayat mulai berdatangan.
bisik bisik para pelayat mulai mengusik telinganya,amarah yang sebelumnya dia tahan,akhirnya meledak juga.

"bangsat.....,Supo akan aku bunuh kamu"

teriakan keras Kuncoro tersebut sangat mengejutkan para pelayat.
beberapa orang mencoba menenangkan dirinya,juga termasuk ibunya Mirah.
namun tidak ada yang sanggup untuk bisa menenangkan Kuncoro.

"aku bersumpah,akan aku cari Supo sekarang juga"

Dengan amarah yang sudah begitu bergemuruh dalam dirinya.
Kuncoro langsung bangkit,namun sontak beberapa orang disekitarnya langsung menahannya.

"sabar.....sabar Kuncoro......."

tapi Kuncoro tak mempedulikan kata kata itu,dia mencoba meronta melepaskan diri,dari tangan tangan orang yang menahannya.

"kenapa kau bunuh ayahku Supo...?,bangsat......"

teriakan Kuncoro ini bagai mengiris ngiris hati ibunya.
melihat sang anak yang terus meronta ronta untuk minta dilepaskan.
membuat wanita tua ini kian histeris dalam tangisnya,dia paham betul dengan permasalahan ini,sementara Kuncoro tidak mengerti.

"sudah...anakku....sudah,kita selesaikan dulu pemakaman ayahmu"

"dengarkan kata kata ibumu itu Kun..."
ucap yang lain.

Kuncoro sudah tidak lagi bisa menahan amarahnya.dengan golok terselip di pinggang,Kuncoro pergi meninggalkan rumah untuk mencari keberadaan Supo.
tiap jengkal tanah tidak ada yang luput dari pandangannya.

"kau tidak akan pernah bisa lolos dari aku Supo"

Sebatang pohon keres tegak berdiri di tepi jalan,terik matahari kian terasa menyengat kulit.
langkah kaki mulai terasa lelah,sementara tenggorokan juga mulai terasa kering.
hembusan angin,cukup baginya untuk sejenak melepas rasa lelah.
cerahnya hari ini,tidak secerah hati Kuncoro.
jika mengingat ayahnya,maka kesejukan angin yang berhembus tidak akan bisa dirasakan oleh dirinya.

Panas kian terasa,peluh mulai membasahi seluruh wajah,sementara belum ada tanda tanda orang yang akan lewat.

"kenapa tidak ada orang yang lewat?"

merasa sudah cukup melepas rasa lemahnya,Kuncoro kembali melanjutkan perjalanan.
harapan akan adanya orang yang lewat untuk meminta seteguk air,sirna.



Legenda rakyat maling cluring 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang