Kedatangan Malfoy

11K 1.2K 26
                                    

Ketika itu harry baru berumur 7 tahun saat keluarga Malfoy berkunjung ke kediaman Riddle.

Kelurga Malfoy berniat untuk mempertemukan anak tunggal mereka pada harry dan mereka mengobrol layaknya orang dewasa pada umumnya. Membicarakan tentang perkembangan dunia sihir, ramuan baru, dan lain sebagainya. Sebisanya menghindari topik mengenai permasalahan kubu.

Harry dan Draco pertama kali memulai pembicaraan ketika keduanya disuruh untuk bermain bersama ditaman.

"Hai. Namaku Draco Malfoy" draco yang pertama kali memulai percakapan mereka. Mengulurkan tangannya didepan harry dan disambut oleh harry dengan senang hati.

"Harry Potter" harry tersenyum cerah, menularkan senyuman itu pada draco.

"Kau bukan anak uncle tom?" Tanya draco yang menyadari bahwa nama keluarganya bukan Riddle melainkan Potter

"Ah itu, aku memang bukan anak dad. Kedua orang tuaku menitipkanku pada dad. Lain kali kuceritakan" harry sedikit menceritakan alasan kenapa nama kelurganya berbeda. Draco hanya mengangguk mengerti.

"Kau bisa terbang?" Tanya harry cepat-cepat mengganti topik. Draco menoleh dan menganggukkan kepalanya

"Bisa, apa kau mau mengajakku terbang?" Tanyanya bersemangat

"Tentu saja" kemudian harry menarik tangan draco menuju gudang tempat alat-alat untuk terbang berada.

Keduanya langsung melesat keangkasa ketika sudah menemukan sapu yang sekiranya cocok untuk mereka pakai.

"Ayo main kejar-kejaran" ajak draco yang langsung diangguki dengan semangat oleh harry.

Keduanya sangat menikmati pertemuan pertama mereka. Keduanya langsung akrab begitu saja.

Kedua Malfoy dan Tom merasa senang ketika ketiganya mendengar suara tawa dan pekikkan riang dari harry dan draco diluar sana.

"Dray, ayo aku ingin mengajakmu kesuatu tempat" ujar harry ketika keduanya sedang beristirahat dibawah pohon rindang ditaman itu.

"Baiklah aku ikut" draco mengikuti harry yang jalan semakin dalam menuju hutan. Ada yang aneh dengan hutan ini pikir draco karena pepohonan yang mengelilinginya tampak berseri tidak mencekam seperti kebanyakan hutan.

"Aku sering main kesini sendirian ketika masih kecil itu sebabnya dad menyihir pepohonan disini agar tidak menakutkan" perkataan harry seolah menjawab pertanyaan yang sedari tadi terus berputar dikepala draco

"Begitukah?" Sebenarnya draco tidak tahu harus menanggapi perkataan harry bagaimana jadi yang keluar dari mulutnya hanya itu.

"Yup. Aku sering kesini malam-malam, pemandangannya indah sekali" draco jadi membayangkan seindah apa hutan ini ketika malam tiba.

"Aku ingin melihatnya ketika malam" ujar draco. Harry tersenyum

"Jika kau mau, kau bisa menginap dan ketika malam kita bisa kesini" draco memikirkan tawaran yang dilontarkan oleh harry barusan.

"Akan kutanyakan dad dan mom" kemudian keduanya hening, sama-sama menikmati perjalanan dengan hawa yang sejuk disekeliling mereka.

"Apa ini semacam hutan magis?" Pertanyaan draco terdengar agak konyol dan dia menyesalinya.

"Hmm...aku tidak tahu sepertinya iya"

"Kenapa kau terlihat tidak yakin?"

"Ya begitulah, aku belum pernah menyusuri hutan ini lebih dalam" draco mengangguk mengerti. Kemudian keduanya kembali hening. Keheningan yang menyengangkan, draco melihat keatas. Langit tampak biru dan cerah seperti suasana hatinya sekarang.

"Sudah sampai" ucapan harry membuat lamunan draco buyar. Dilihatnya kedepan. Draco dibuat terkagum olehnya.

Didepan mereka terdapat danau yang cukup besar dengan batu-batu sebagai hiasan alami disana. Airnya begitu jernih, lalu ada air terjun kecil sangat kecil disana, sudah dipastikan itu adalah buatan. Beberapa tumbuhan tumbuh disana membuat danau itu semakin cantik.

"Indah sekali" draco bergumam takjub. Harry menarik draco lebih mendekat.

"Ingin bermain air?" Tawar harry, draco mengangguk semangat.

Keduanya langsung menjeburkan diri mereka kedalam air tanpa melepas pakaian mereka. Kemudian keduanya mulai bermain air.

"Naik yuk, jari tanganku sudah keriting" ajak draco sembari menatap jari-jarinya yang mulai mengkerut ketika keduanya sudah terlalu lama bermain air.

Keduanya naik kepermukaan kemudian mengayunkan tongkat mereka untuk mengeringkan tubuh mereka yang basah kuyup(mantra non-verbal).

.
.
.
.
.
.

"Bagaimana? Menyenangkan?" Tanya narcissa selaku ibu dari draco malfoy bertanya ketika harry dan draco telah kembali.

"Tantu saja" keduanya berujar bersamaan. Ketiga orang dewasa disana sampai dibuat tersenyum olehnya.

.
.
.
.
.

Pertemuan kedua mereka ketika keluarga Malfoy mengundang keduanya makan malam bersama dikediaman Malfoy.

Harry dan Draco berbincang seru dikamar draco. Semua topik mereka bahas, sampai sebuah pertanyaan meluncur dari mulut draco.

"Kau sudah memikirkan masuk asrama mana?" Harry mengernyitkan dahinya bingung. Tampaknya draco menyadari itu sehingga dia berkata "kau tak tahu hogwarts?" Draco terlalu peka rupanya.

Harry mengangguk sebagai jawaban.

"Hogwarts itu sekolah sihir" harry hanya mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, kau akan masuk kemana?" Tanya harry kemudian, draco menyeringai

"Tentu saja slytherin, keluargaku semuanya masuk sana" harry hanya mengangguk. Ah, sepertinya harry harus mulai belajar tentang sekolah-sekolah sihir. Selama ini yang dipelajarinya hanyalah mantra-mantra kuno.

.
.
.
.
.

Pertemuan selanjutnya, mereka berdua mulai berlatih mantra bersama. Kali ini pengetahuan harry telah bertambah.

"Serius sekali kau" draco melihat harry yang tengah membolak-balikkan bukunya. Tampak sangat serius sampai-sampai draco diabaikan.

"Aku harus bisa kalau tidak aku tidak akan diizinkan pergi sekolah" harry mendongak ketika draco berdecak. Mengerutkan alisnya tanda bingung harry bertanya

"Ada yang salah?" Draco tersenyum kemudian mengusak rambut harry gemas.

"Kau sudah pintar" harry menundukkan kepalanya. Entah kenapa jantungnya jadi berdegup dengan tidak santai. Pipinya juga serasa memanas. Draco hanya menggeleng kemudian lanjut membaca bukunya.

.
.
.

"Hey, anak-anak" seru seorang wanita dari arah pintu masuk perpustakaan milik Tom Riddle.

Keduanya menoleh dan mendapati seorang Bellatrix Lestrange tengah berdiri di depan pintu yang terbuka lebar.

"Hello aunty" sapa mereka bersamaan

"Apa kalian tidak sakit mata terus-terusan berhadapan dengan buku. Ayo kita praktikan apa yang telah kalian baca" draco dan harry saling berpandangan kemudian menutup buku mereka. Dengan satu lambaian tongkat buku-buku itu melayang kembali ketemptanya.

Ketiganya sampai dilahan kosong disisi lain mansion. Biasa dipakai oleh tom untuk melatih pelahap maut kepercayaannya atau bisa disebut sebagai kaki tangannya.

TBC

Kalau ada yang mau ditanyain, tanya aja. G akan aku makan kok:)

腐った側 [Kusatta-gawa] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang