Part 30 : Akad kedua

139 11 0
                                    


     Dasha masih keheranan dengan tingkah suaminya. Kini mereka telah berada pada ruang tamu. Dasha duduk tepat di samping Bizar. Sebelum memulai pembicaraan, Bizar pun menghela nafas terlebih dahulu. "Aku akan poligami," ujar Bizar. Dasha membulatkan matanya.

"Aku ... Aku ingin bertanggung jawab atas Damian dan Callena," lanjut Bizar. Dasha pun menitikan air mata.

"Dasha? Janganlah menangis, aku ... Aku tidak hilang rasa padamu," Bizar memeluk Dasha dengan erat.

"Jangan menangis Dasha, aku tidak akan meninggalkanmu," ujar Bizar sembari mengecup lembut rambut Dasha.

     Semenjak hari itu, Dasha tak banyak bicara. Ia tak marah namun ia juga tak baik-baik saja. Ia sadar posisinya sebagai istri. Ia harus siap dengan hal yang seperti ini.

     Harum masakan Dasha menyeruak ke seluruh ruangan di rumah ini. Bizar benar-benar merindukan bau harum masakan Dasha. Bizar pun beranjak dari aktivitas rebahannya. Ia berjalan menuju dapur. Seperti biasa Bizar melingkarkan lengannya di pinggang Dasha. Kemudian ia menyandarkan kepalanya di pundak Dasha. "Aku sangat merindukanmu," ujar Bizar.

    Dasha hanya diam tak bergeming. "Aku ingin cerita sesuatu soal perjalanan kemarin," tutur Bizar.

"Cerita saja," jawab Dasha.

"Aku bingung dengan pilihanku ini, apakah menikahi Callena itu benar?" tanya Bizar.

"Pikir saja," jawab Dasha singkat.

"Aku tak tega melihat Damian yang terus berkata ingin ayah seperti diriku. Kau tahu sendiri ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dari kecil. Jika aku serahkan dia dengan yang lain, belum tentu orang itu sayang pada Damian seperti diriku bukan?" tutur Bizar. Penjelasan Bizar memukul hati Dasha. Namun egonya memaksa ia untuk tetap diam.

"Dan yang membuatku bingung, dulu aku kagum padamu. Namun cinta datang terlalu cepat. Aku mencintaimu sebelum akan tiba. Tolong maafkan aku," jelas Bizar. Dasha masih tetap diam karena ia pikir Bizar hanya menggombal.

"Herannya, aku pun kagum pada Callena dulu. Tapi kenapa aku belum juga mencintainya? Aku takut pilihanku salah," lanjut Bizar. Tak sengaja satu bulir air mata keluar dari mata Dasha.

"Apa kau bilang? Kau belum mencintai Callena?" tanya Dasha sekali lagi. Ia yakin sekali suaminya bukanlah pembohong. Ternyata selama ini Dasha salah paham, Dasha kira Bizar akan menikahi Callena karena ia juga mencintai Callena. Bizar mengangguk sembari mengeratkan pelukannya.

"Aku ingin belajar mencintainya. Karena aku akan menjadi ayah untuk Damian," ujar Bizar mengutarakan niat sucinya.

    "Assalamu'alaikum," suara seseorang dari depan rumah. Bizar dan Dasha terperanjat. Mereka pun segera mengecek keadaan di luar.

"Waalaikumsallam," jawab Bizar dan Dasha. Ternyata yang mengunjungi Bizar adalah ustad Zain dengan istri pertamanya.

"Ustadzah Amira?" Dasha tersenyum melihat sosok yang bertamu.

"Eh Dasha," ustadzah Amira pun membalas senyumnya.

"Mari masuk Ustad, Ustadzah," ajak Bizar. Mereka pun berkumpul di ruang tamu. Sementara itu Dasha menyiapkan minum dan cemilan dibantu oleh ustadzah Amira. Berulang kali Dasha menolak namun ustadzah Amira memaksa ingin membantu.

"Ustadzah?" Dasha membuka pembicaraan ditengah-tengah kegiatan mengaduk kopi.

"Iya?" jawab Ustadzah Amira.

"Aku boleh bertanya sesuatu tidak tentang pernikahan Ustadzah?" Dasha mengutarakan maksudnya.

"Tentu, asal jangan tentang ustad Zain aja hahaha," ledek ustadzah Amira.

Teman Dari Tuhan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang