Part 23 : Lancarkan rencanamu, Viona!

54 7 4
                                    

Pireas, 12 Mei 2015

     Rasanya Yunani sudah tak asing lagi bagi Bizar. Ia sudah membiasakan diri tinggal di negeri para Dewa ini. Berkat Dasha, akhirnya Bizar bisa melamar pekerjaan di sebuah kantor sebagai cleaning service.

    Setiap hari Bizar bekerja pukul 8 pagi dan pulang pada pukul 3 sore. Lalu sepulang bekerja Dasha selalu menemuinya untuk belajar. Karena mengerti akan kondisi Bizar yang lelah, Dasha selalu membuatkannya masakan. Walaupun terkadang masakan Dasha rasanya tak sedap. Tapi Bizar memilih untuk menahan itu semua agar Dasha senang.

     Selain Dasha, akhirnya Callena juga sering ikut bersama mereka. Karena kasarnya Neron semakin hari semakin menjadi. Jadi Callena harus sering membawa Damian keluar rumah. Damian pun semakin akrab dengan Bizar. Bahkan ia pernah bertanya kepada Callena, kenapa bukan Bizar saja yang menjadi ayahnya? Walaupun Callena sangat menginginkan pria seperti itu, tapi Bizar adalah hal yang tak mungkin ia gapai.

       Hari ini Dasha, Bizar, dan Callena akan bertemu lagi di mesjid An-nur. Callena kini sudah mengetahui pergantian agama Dasha, justru Callena sangat mendukungnya. Walaupun ia belum tertarik dengan agama islam. Tapi ia selalu menemani Dasha di mesjid saat Bizar mengajarkan agama islam padanya.

    Bizar menatap pintu mesjid yang tertutup rapat. Ia sangat miris dengan keadaan muslim dan muslimah di Yunani saat ini. Mereka harus beribadah secara diam-diam karena mesjid belum dilegalkan. Wajar saja, karena islamophobia telah melanda negara ini bertahun-tahun lamanya. Bizar memandang iba mesjid ini yang dibangun persis seperti rumah kontrakan biasa.

      Usai bersedih di depan pintu, Bizar pun memutuskan untuk masuk ke dalam mesjid. Ternyata Dasha, Callena dan Damian sudah berada disana. Maklum saja Bizar selalu terlambat karena lokasi kediamannya agak jauh. "Assalamu'alaikum," Bizar mengucap salam.

"Waalaikumsallam," ujar Dasha dan nenek Sarah bersamaan.

   Bizar pun duduk tepat di hadapan Dasha dan Callena. Baru saja ia meletakan bokongnya. Damian sudah berjalan mendekati Bizar. Bizar pun mendudukkan Damian di paha kirinya. Sembari ia cium lengan bocah kecil itu.

"Baiklah sampai mana kemarin, Dasha?" tanya Bizar. Dasha pun langsung membolak-balik bukunya.

"Sampai idgham, Ustad." Dasha sengaja mengubah panggilannya pada Bizar dengan sebutan Ustad, sebagai tanda hormat Dasha padanya yang selama ini telah membimbingnya.

"Jadi bagaimana? Kau sudah paham tentang idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah?" tanya Bizar lagi memastikan kecerdasan otak Dasha menangkap pelajaran.

"Alhamdulillah, sudah Ustad. Selanjutnya apa lagi?" Dasha tak bisa menyembunyikan rada penasarannya.

"Sabar dulu, kalau begitu coba sebutkan contoh kalimat atau kata yang mengandung idgham bighunnah dan bilaghunnah." Bizar berniat untuk mengetes Dasha.

"Al Ladzii jama'a maawa

================================
    
Dear Readers tercinta,

Maafkan ya bab yang ini terpotong karena kesalahan teknis <3
Versi lengkap dan yang sudah direvisi akan upload di aplikasi webnovel :)

Buat yg penasaran boleh dibaca :) terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Luv u All

Ttd

Author

Teman Dari Tuhan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang